D u a P u l u h

71 3 0
                                    

Jangan lupa vote! 🎀🌷🍓

"Berisik, ah! Gue mau tidurrr!" Zahra menaruh ponselnya di nakas, dan menarik selimut menutupi tubuhnya.

Zizan ikut merebahkan tubuhnya disamping Zahra. Dengan iseng, Zizan menarik narik selimut Zahra.

"Diem, El!" ketus Zahra.

"Hm? Apa, coba ulangin. Aku gak denger."

".. Ra, ulanginnnn," pinta Zizan.

"Apaan sih! Cukup sekali denger."

"Ulang. Tadi manggil aku apa.."

Zizan menarik paksa selimutnya membuat Zahra ingin mencakar wajah tampan Suaminya.

"Gue cakar juga, ya, lo!"

"Cakar aja gakpapa. Asal kamu yang cakar, it's okay babe.."

Zahra bergidik mendengarnya.

"Gue ngantuk, mau tidur!"

Baru saja tangan mungilnya ingin menaikkan selimutnya, sebuah tangan kekar mengurungkan niatnya.

"Gue mau tidur, Om!"

"Selesaiin masalah kita dulu, ya? Bentar aja, Ra. Jujur, perasaan aku gak tenang banget."

Zahra hanya diam.

"Ara cinta gak sama aku?"

"Nggak."

"Ara belum cinta sama aku?"

"Belum. Dan gak akan pernah."

Zizan menatap langit-langit pada kamarnya.

"Aku bakal berusaha sebisa aku, semampu aku, supaya kamu cinta sama aku.

Zahra melirik sekilas pada Zizan. "Lo, kan, gak cinta sama gue?"

Zizan mengerutkan keningnya sambil menatap penuh wajah Zahra. "Kata siapa?! Enak aja gak cinta!"

"Lo, kan, cintanya sama Nacia," ucap Zahra sambil terkekeh pelan melihat raut wajah Zizan yang sangat komuk menurutnya.

"Ra? Aku gak cinta sama Nacia, aku gak punya perasaan apapun sama Nacia. Aku cuma cinta sama kamu, sayang sama kamu.."

".. Percaya sama aku, Ra."

"Tapi, lo selingkuh.." lirih Zahra.

"Gak. Aku gak selingkuh, Ara sayang.."

".. Ya, coba Ara pikir, deh. Kalau pun emang aku selingkuh sama Nacia, ya milih tempat lah, Ra. Masa di kantin tempatnya? Aku ini Dosen, sedangkan dia mahasiswi aku. Terlebih lagi, status aku yang sekarang udah berubah gak lajang lagi, itu udah kesebar luas, asal kamu tau itu."

Zahra terdiam, merenungkan semuanya. Bener juga apa yang di bilang Om, pikir Zahra. "Em, iya juga sih ya.. Ada benernya juga apa yang lo bilang."

"Nah, sekarang udah gak marah lagi, kan?" Zizan tersenyum jahil sambil mencubit pelan pipi kiri Zahra.

Zahra menepis kasar tangan Zizan. "Jangan lo pikir gue udah maafin lo, ya!" sinisnya.

"Huft, iya deh, gakpapa. Sekarang tidur, ya.."

"Hm."

"Aku boleh, kan, panggil kamu Ara?"

"Hm."

"Gakpapa?"

"Hm."

"Kamu juga boleh kok panggil aku El, kayak Umi dan Abi," ucap Zizan sambil menaik turunkan kedua alisnya.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang