Hi, selamat membaca, bengbeng! 🎀🌷🍓
"Duh, ini mana Bos nya, sih?!"
"Lama banget!"
"Gue acak-acak juga nih, ruangan'nya!" gerutu Zahra. Sedari tadi mulutnya tidak berhenti menggerutu.
Ceklek
Pandangan Zahra beralih pada pintu ruangan yang terbuka dan menampilkan sosok lelaki yang tidak asing baginya.
"Kek pernah liat!" batin Zahra.
Saat lelaki itu berbalik badan, dan..
Deg!!
"L-Lo?! Lo ngapain disini?!" sentak Zahra membuat Zizan terkejut dengan gadis yang menyentak'nya.
Pintu yang Zizan akan tutup, kini ia buka dengan lebar. Dan mata elangnya beralih menatap gadis yang sedang duduk di kursi panjang yang tersedia di ruangannya.
"Lo ngapain disini, Om?!" tanya Zahra, ngegas.
"Seharusnya saya yang tanya sama kamu. Kamu ngapain di ruangan saya?" tanya Zizan dengan menatap jendela.
"Om ngomong sama siapa, sih?!" bingung Zahra. Pasalnya Zizan tidak menatapnya melainkan menatap arah lain. Tidak sopan!! pikir Zahra.
"Gue disini, Om! Kenapa lo liatin jendela?! Sejelek itu ya gue, di mata lo?"
Zizan memilih tidak menyahuti, kaki jenjangnya berjalan untuk duduk di kursi hitam besar miliknya.
Zahra terus memperhatikan pergerakan Zizan, hingga ia kembali memekik karna Om-om itu berani duduk di kursi khusus pemilik Caffe ini. "Gak sopan!" celetuk Zahra membuat Zizan menatapnya tajam.
"Siapa yang kamu bilang tidak sopan, hm?"
"Ya, lo, lah, Om!" sewot Zahra.
"Tujuan kamu datang kesini untuk apa?" tanya Zizan, serius.
"Kepo!"
"Astaghfirullahal'adzim.." Zizan mengelus dadanya tiga kali. Sedangkan Zahra terus memperhatikan Zizan.
"Tujuan kamu kesini? Saya serius tanya, tolong jawab dengan benar, jujur nan lemah lembut."
"Saya lagi nunggu pemilik Caffe ini!"
"Mau ngapain?"
"Ngelamar!"
"Astaghfirullahal'adzim!"
"Yeuuu, malah istighfar! Kenapa, sih?!"
"Kamu mau ngelamar pemilik Caffe ini?" tanya Zizan.
"IYAAA!!" pekik Zahra, ia benar-benar frustasi.
"Sekolah dulu yang bener, Dek. Masih sekolah, kan? Mending fokus bela──"
"Dak, Dek, Dak, Dek!! Gue bukan Adik, lo!"
"Istighfar, sabar. Ngegas mulu dari tadi, cepet tua nanti, mau?"
"Terserah, lo, Om. TERSERAH!!"
Zizan terkekeh geli. "Saya terima lamaran kamu. Besok kita nikah." waduh apenih, om zizan??!!
Mata Zahra melotot tajam. "Enak aja! Bukan ngelamar itu, ya! NGELAMAR KERJA!!"
MBL MBL MBL, malu banget lohh! "Saya tahu. Saya hanya bercanda," balas Zizan dingin.
"Saya tidak menerima pegawai seperti kamu. Silahkan keluar dari ruangan saya," imbuh Zizan, mengusir.
Zahra terkejut bukan maen! Mata hazel itu pun membulatkan matanya shock karna pemilik Caffe Laluzi adalah Om-om yang di hadapannya. "J-jadi, pemilik Caffe ini.. Om?" tanya Zahra, tak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Husband
Teen FictionBaca aja. Jangan nunggu cerita ini rame, hehe. Karna itu.. assudahlah..