T u j u h

67 5 0
                                    

Jangan lupa vote! 👊😡👊

"Lepas!!" pekik Jen ketika tangannya di tarik paksa keluar dari ruangan Andrew.

Jen terus memberontak meminta di lepaskan. "Diam Bu Jen! Banyak pasien disini."

"Lepaskan saya, Paul! Saya bisa jalan sendiri!"

Paul melepaskan cekalan nya. "Baik, saya lepaskan. Silahkan pergi dari sini!"

Jen mulai melangkahkan kakinya keluar dari klinik besar milik Andrew. Dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Jen terus menangis sampai sesegukan. Ia bingung untuk pulang ke rumahnya dengan naik kendaraan apa. Jen tidak mempunyai uang pegangan saat ini.

"Mau gak mau, aku harus jalan kaki supaya bisa pulang ke rumah..."

"Ini semua salahku. Aku lalai dalam mengerjakan pekerjaanku..." Jen terus menyalahkan dirinya sendiri. Meskipun pada kenyataan'nya memang ia yang salah.

Sekarang ia bingung harus mencari pekerjaan dimana lagi untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya bersama Zahra.

Selama ini, Jen menjadi tulang punggung keluarga. Kenapa Bos Andrew tidak memberinya satu kesempatan lagi untuk dirinya?? Pikir Jen.

Ah, sefatal itu kah kesalahannya?

Ia benar-benar di buat bingung sekarang. Di umurnya yang sudah tidak muda lagi akan sulit mencari pekerjaan.

Jen bekerja di klinik pun sebagai klining service, disana. Berangkat subuh, pulang larut malam. Ia membohongi Zahra bahwa dia sebagai suster di klinik, berbeda dengan kenyataannya, ia hanyalah sebagai klining service.

Jika Jen berkata bahwa ia bekerja sebagai klining service, sudah di pastikan anak semata wayangnya tidak akan mengizinkannya untuk bekerja. Zahra sudah mewanti-wanti Jen untuk tidak bekerja, namun Jen kekeuh ingin bekerja.

Bahkan Zahra lebih setuju jika Jen berdagang saja di depan rumahnya. Supaya enak katanya, bisa buka dan tutup kapan saja yang di mau.

Zahra sudah menawarkan diri untuk dirinya saja yang bekerja mencari uang, tapi Jen tidak setuju. Jen ingin Zahra fokus pada kuliahnya.

Jen berjalan di tengah-tengah jalan sambil melamun. Hingga ia di tersentak kaget dengan bunyi klakson mobil.

TINNNN! Sebuah mobil Jeep tiba-tiba datang dari tikungan. Mobil itu pun ugal-ugalan, ke kanan dan ke kiri.

Jen menutupi matanya sembari teriak. "AAAAAAA!!" Jen terjatuh dan terbaring lemas tepat di depan mobil Jeep yang menabraknya.

"T-tolong..." lirih Jen, hingga akhirnya ia pingsan tidak sadarkan diri.

o0o

"El," panggil Lauza yang baru saja datang bersama Luhqi.

Zizan yang sedang duduk di kursi panjang yang tersedia di sana, lantas menolehkan kepalanya.

"Umi, Abi?" Zizan terkejut ketika kedua orang tuanya berada di tempat yang sama yaitu rumah sakit Sari Asih. "Kalian kok, bisa ada disini?" tanyanya.

Padahal Zizan tidak memberitahu kedua orang tuanya bahwa ia telah menabrak seseorang. Tapi, bagaimana Lauza dan Luhqi mengetahui Zizan berada disini?

Ini hanya kebetulan, maybe. Pikir Zizan.

"Kamu nabrak orang, El?" tanya Lauza, tidak menjawab pertanyaan dari Zizan.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang