Jangan lupa vote!! 😏💗
Sedari tadi Flora mondar-mandir, kesana-kemari diluar Caffe, menunggu pemilik handphone yang dititipkan kepadanya. Namun, sampai sekarang tak kunjung datang kembali.
"Flo, lo kenapa, dah?" tanya Muthe, salah satu teman kerjanya.
"Ini loh, Flo. Gue lagi nungguin Mbak Zahra. Kok, dia gak balik-balik, ya?"
"Mbak Zahra.. Istrinya Pak Zizan, kan?"
"Iya, Mut.."
Muthe diam sejenak. "Perasaan, tadi gue liat Pak Zizan sama Mbak Zahra, deh. Udah pulang mereka."
"Serius, Mut?"
Muthe mengangguk mantab. "Iya, gue serius. Mbak Zahra make baju warna pink 'kan?"
Flora diam berusaha mengingat. "Iya, bener, Mut. Aduh, Mbak Zahra pasti lupa nih kalo hp 'nya masih sama gue." Flora menatap ponsel Zahra yang ia genggam.
"Gue masuk ke dalem dulu ya, Flo."
Muthe menatap Flora yang masih berada diluar. Ia merogoh ponselnya, dan mulai mencari nomor kontak yang ada disana.
Teleponnya sudah tersambung.
"Gue mau lapor."
"-_-"
"Ck, iya! Gue mau lapor, kalau gue udah lakuin apa yang lo suruh."
"..."
"Jangan lupa tf!"
o0o
Setelah puas memakan seblak ala Bi Gopi. Tak lama itu, Zahra keluar dari kantin Jurusan Teknik.
"Next time, gue kesini lagi ah!" ucap Zahra.
"Banyak cogan, ya, disana. Ahaiii!"
Namun, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berjalan beriringan disampingnya.
Zahra menatapnya cowok itu dengan sinis. "Siapa lo?"
"Serius gak kenal gue?"
Zahra terkekeh mendengarnya. "Ya, gak lah! Lo make hoodie begitu, mana tudung topinya dipake lagi. Ya mana gue tau lah, anjir!"
"Baru juga kenalan di kantin tadi. Masa lupa?"
Zahra diam sejenak, "yang makan seblak juga?"
"Iya, lo bener!"
"Oh. Gue duluan, ya!" putus Zahra.
Belum sempat menjawab, Zahra sudah lebih dulu berlalu pergi.
Zahra menatap disekelilingnya yang terlihat sepi, hanya ada beberapa orang saja yang berlalu lalang.
"Perasaan, taman ini bagus, deh. Kok sepi, ya?"
Zahra berdiri dibawah pohon besar. Tangannya ia gunakan untuk mengipas kecil pada wajah cantiknya yang berkeringat.
"Panas banget!" kesal Zahra.
"Ikut gue aja. Gue jamin gak bakal kepanasan," sahut lelaki yang lebih tinggi darinya, dan ntah muncul darimana.
Zahra menatap lelaki asing itu dengan sinis.
"Siapa lo!?"
"Gak perlu tau gue siapa," balasnya.
Zahra menatapnya dengan intens. Berpakaian serba hitam, memakai jubah, tangan yang dilapisi oleh sarung tangan hitam, alas kaki berwarna hitam..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Husband
Teen FictionMenceritakan seorang gadis yang duduk di bangku perkuliahan yang mempunyai trauma dengan masa lalunya. Perlakuan Ayahnya yang menduakan Mama kandungnya membuat gadis itu trauma berhubungan dengan laki-laki, sampai ia tidak ingin menikah. Ia mengang...