S e m b i l a n B e l a s

84 4 0
                                    

Selamat baca, beng! 🎀🌷🍓

"Si Nasi Uduk kemana, ya?" tanyanya pada diri sendiri.

Zahra bercelinguk kesana kemari mencari kederadaan sahabatnya, Nacia. "Giliran di cariin gak nongol tuh, anak!"

Zahra melipat kedua tangannya didepan dada. "Gue ke kantin aja kali, ya. Makan dulu, laper nih perut gue!"

Zahra merogoh ponselnya, melihat room chat Nacia. "Chat gak di bales, telpon juga gak di angkat! Ck, ck."

Saat langkah kakinya sudah tiba di kantin, ia mencari bangku yang kosong untuk duduk.

Mata Zahra menyipit ketika melihat objek yang tak jauh darinya. Damn!

Bak seperti dihantam bumi. Zahra benar-benar terkejut melihatnya.

Zahra tertawa miris. "Gue bilang juga apa. Gak ada laki-laki yang setia dan cukup sama satu perempuan!"

Dengan tangan yang terkepal, Zahra bangkit dari duduknya. Sebenarnya, ia ingin sekali melabrak keduanya, namun ia urungkan. Mengingat dimana tempatnya berada sekarang.

o0o

Zahra sudah duduk di kursinya. Ia mengotak atik ponselnya bermain sosial media disalah satu aplikasi berwarna ungu.

"DORRR!" teriak Nacia, niatnya untuk mengagetkan Zahra.

"Kok, lo gak kaget, sih?!" kesal Nacia.

Zahra diam.

Nacia melambaikan tangannya didepan wajah Zahra, seolah ingin menyadarkannya dari lamunannya.

"Gue lebih kaget liat Suami gue selingkuh," sahutnya tanpa melihat Nacia.

Nacia mengerutkan alisnya bingung. "Maksud lo, Pak Zizan selingkuh?"

"Hm."

"Gak mungkin Pak Zizan selingkuh, Ra! Lo, mah, bercanda mulu, ah!" ucap Nacia sambil terkekeh.

Zahra tertawa sinis. "Haha! Bercanda, ya, lo bilang?"

"Iya lah! Lo pasti bercanda, kan?"

Zahra diam.

"Gue gak nyangka, Ra, kalau Pak Zizan beneran selingkuh."

"Gue lebih gak nyangka," sahut Zahra sambil tersenyum manis, "selingkuhannya dia itu temen deket gue."

Nacia dibuat menganga dengan ucapan Zahra. Siapa yang perempuan itu maksud? Dirinya sendiri, kah? Tapi, ia tidak merasa selingkuh dengan Suaminya.

"Maksud, lo, gue, Ra?"

Zahra mengedikkan bahunya acuh.

Nacia berdecak kesal. "Siapa orangnya, Ra?"

Zahra diam.

"Gue, kan, orangnya, Ra?"

"Menurut, lo?" Zahra justru balik bertanya.

"Jadi, beneran gue orangnya, Ra?"

"Kalau gue jawab bukan?"

"Gak! Udah jelas gue orang yang lo maksud. Tadi, lo bilang temen deket. Temen deket yang lo maksud itu gue, kan?"

"Maybe," Zahra mengedikkan bahunya.

"Ra──"

"Selamat siang semuanya!" sapa Dosen yang baru saja masuk ke ruangan kelas.

o0o

"RA, TUNGGUIN GUE!" Nacia berlari kecil mengejar Zahra yang berjalan dengan langkahan kecil, namun sangat cepat sekali.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang