Jangan lupa vote! 👊😡👊
"El," panggil Zahra.
Zizan yang tengah duduk di kasur menoleh mendengar panggilan yang sangat jarang ia dengar, biasanya kan Istrinya memanggilnya Om?
"Hm? Kenapa, sayang?" Zizan menatap Istrinya lekat. "Sini, duduk, sini." Zizan menepuk pelan pada kasur tepat di sebelahnya.
Zahra menurut. Ia duduk di sampingnya, matanya melirik laptop yang berada di pangkuan Zizan.
"Lagi sibuk, ya?" tanya Zahra.
"Gak, kok. Emangnya kenapa?"
Zahra tersenyum manis. "Aku mau tiduran disini, boleh?" izinnya sambil menunjuk pada paha Zizan.
"Tadi, aku gak salah denger, kan? Kamu udah gak pake gue-gue lagi?"
Zahra mengerucutkan bibirnya. "Iya, kamu gak salah denger, kok. Aku mau tiduran disini boleh gak?"
"Eh, iya boleh, dong, cantik!" seru Zizan.
"Bentar," lelaki itu menyingkirkan laptopnya di tempat kasur yang kosong. "Nah, udah. Sini.." ucapnya sambil menepuk pelan pahanya.
Zahra menyandarkan kepalanya pada paha Zizan. Lelaki itu pun mengelus pelan rambut Istrinya yang terurai.
"El," panggil Zahra sambil menusuk pelan lengan Suaminya berkali-kali.
"Kenapa, hm?" Zizan merasa heran dengan sikap Zahra yang manja pada malam ini. Namun di sisi lain, ia merasa senang karna Zahra yang berubah dari mulai hal kecil.
"Aku mau panggil kamu, El, boleh?" tanya Zahra sambil menautkan jemari tangannya dengan Zizan. Sedangkan tangan Zizan yang satu lagi masih setia mengelus rambutnya.
"Boleh, dong. Boleh banget.."
"Em, aku juga mau minta maaf.."
Zizan mengerutkan keningnya, "minta maaf untuk apa?"
"Untuk semuanya. Aku banyak salah sama kamu, mulai dari bahasa aku yang lo-gue. Gak sopan banget, kan?"
"Iya, gak sopan banget," sahut Zizan sambil mencubit pelan hidung Zahra.
"Aku, kan, udah minta maaf.." Zahra mengerucutkan bibirnya.
Zizan tertawa kecil melihatnya. "Iya, aku maafin."
"Aku gak bakal panggil kamu, Om, lagi."
"Janji, ya?" Zizan menautkan jari kelingkingnya yang diterima dengan kelingking Zahra.
"Janji," sahut Zahra.
"Sekarang, bobok dulu, ya. Udah malem besok kuliah, kan?"
"Um, kayaknya nggak ada kelas, deh."
"Yaudah, pokoknya gak boleh tidur larut malem."
Zahra hanya diam menikmati elusan pada rambutnya. Tangan mungil Zahra menyentuh dada bidang Zizan, jari telunjuknya menggambar abstrak disana.
"Besok mau temenin aku, gak?" gumam Zahra, karna ia melawan rasa kantuknya.
"Kemana?" tanya Zizan.
"Aku mau ke makan Macan, aku kangen banget sama Macan. Mau ikut, gak?"
Zizan mengangguk. "Boleh, aku mau ikut, temenin Istri aku."
"Makasih karna mau temenin aku,"
"Gemes banget, sih!"
Cup! Zizan mencium pipi Zahra dengan gemas.
Matanya yang memejam seketika membulat. "Ish, kaget, tau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Husband
Dla nastolatkówBaca aja. Jangan nunggu cerita ini rame, hehe. Karna itu.. assudahlah..