D u a D e l a p a n

59 5 1
                                    

Selamat hari ayah untuk kita senua!! 💚💚
-selasa, 12 november 2024

Jangan lupa vote! 😡💗

"Ra.." panggil Zizan, cowok itu mengguncang pelan tubuh mungil perempuan itu.

"Eunghh.." Zahra menggeliat. Tatapannya beralih menatap Zizan yang tengah berdiri disampingnya.

"Udah selesai ngajarnya?" tanya Zahra dengan suara khas bagun tidurnya.

"Udah, kamu kenapa gak langsung pulang, Ra?"

"Emangnya kenapa? Gak boleh?!" balasnya dengan garang, tidak lupa dengan kedua tangannya yang sudah berkacak pinggang.

"Baru bangun tidur, Ra. Gak ada lemes-lemesnya, kamu," gumam Zizan.

"Aku tuh sengaja gak langsung pulang karna mau ngerjain tugasnya Pak Umam. Tugasnya susah banget," adu Zahra.

"Oh.." balas cowok itu.

Zahra langsung menatap sinis pada Zizan.

"Apaan, oh doang?" geram Zahra. "Ck, gak peka!"

Zahra sudah tidak mood. Ia membereskan semua buku dan menutup laptop 'nya.

Namun ketika laptop itu akan dimasukkan kedalam tas, tangan kekar Zizan mengurungkan niatnya.

"Kenapa diberesin? Kan, belum selesai?"

"Udah gak mood!" sahutnya dengan ketus.

Zizan tersenyum manis melihat wajah masam Zahra yang menurutnya terlihat menggemaskan.

"Emang tugasnya apa, sih? Susah banget, emang? Sini, aku bantuin.." ucap Zizan tulus.

Detik itu juga mata Zahra berbinar mendengarnya. "Serius mau bantuin aku?"

Zizan mengangguk yakin. "Mau, kan, dibantuin?"

"Mau, mau banget!" seru Zahra.

"Mana, coba liat tugasnya?"

"Bentar," ia membuka laptopnya kembali mencari sebuah dokumen.

"Ini," tunjuk Zahra pada tugasnya.

Mulut Zizan ber-oh ria. Jemari tangannya menjetikkan jarinya. "Ez ini mah!"

Zahra menatapnya sinis. "Sombong banget, sih!"

Zizan tertawa mendengarnya. "Aku serius. Ini mah gampang, Ra."

"Kerjain kalo gampang!"

"Iya, iya, ini mau aku kerjain."

Zahra memainkan kursinya, memutar kesana kemari. Tidak bisa diam.

Sedangkan Zizan sudah duduk di kursi yang berhadapan dengan Zahra, hanya sebuah meja besar yang mengahalangi 'nya.

"Eits, mau kemana?" Zizan mencegah Zahra sambil menarik ujung baju perempuan itu.

"Ish, sobek nanti bajunya!"

"Aelah, beli lagi kalo sobek, Ra."

Zahra berdecak.

"Mau kemana, hm?"

"Mau keluar bentar, ke Caffe. Mau cuci mata, siapa tau banyak cogan lagi nongki," sahut Zahra dengan kedua alis yang ia naik turunkan.

"Oh, mau liat cogan ya, hm? Oke, kerjain sendiri tugasnya. Males aku!" ucap Zizan, ia bangkit dari duduknya.

"Eh, masa gak jadi ngerjain tugas aku, sih?" kecewa Zahra.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang