S a t u

183 4 0
                                    

Percaya gak sama kalimat "author yang sukses ialah author yang berhasil menuntaskannya."

??

Selamat baca, semoga suka ya bub! 💚💚

o0o

"Ck, kurang kerjaan banget, sih!" gerutu gadis dengan rambut yang sengaja ia gerai.

"Gue bunuh juga ya, lo!" kesalnya ketika melihat dua puluh cokelat silverqueen dengan sepuluh bucket bunga mawar putih dan sepuluh bucket bunga mawar merah. "Berasa dapet teror, gue."

"Kenapa, Ra?" tanya Nacia pada Zahra.

"Tuh, lo liat aja!" balas Zahra, sewot. Zahranasyiffa Inaya adalah MABA di Universitas Islam Negeri Asshiddiqie. Ia mengambil jurusan Manajemen Bisnis.

"Kalau terornya dapet beginian mah, gue juga mau, Ra." ucap Nacia ketika melihat banyaknya cokelat dan bucket bunga mawar kesukaannya. Nacia Futry Vellya, ia juga salah satu MABA di Universitas Islam Negeri Asshiddiqie. Dan mengambil jurusan Manajemen Bisnis.

"Ck, kalau gitu buat lo aja, nih!"

Mata Nacia berbinar mendengarnya. "Seriusan buat gue, Ra?"

"Hm. Lo ambil aja tuh semuanya."

"Lo gak mau ambil berapa gitu cokelat atau bucketnya? Ini bucketnya bagus plus cantik banget lho, Ra," ucap Nacia memuji kecantikan bucketnya.

"Gak. Buat lo aja."

Sebenarnya, jurusan yang diambil Zahra sama sekali tidak ia minati. Ia hanya mengikuti sahabatnya saja yaitu Nacia. Jurusan yang ingin ia ambil adalah psikologi. Namun, Zahra merasa lebih cocok menjadi pasiennya. Jadi, ya, begitulah.

"Fiks, Ra!" seru Nacia.

"Fiks apaan?" tanya Zahra, cepat.

"Orang yang selalu taruh cokelat plus bucket bunga mawar ini──" Nacia menggantungkan ucapannya membuat Zahra penasaran dengan kelanjutannya.

"Apaan, Na?!" kesalnya.

"Suka sama, lo!" celetuk Nacia.

Tak!

Zahra menjitak jidat lebar Nacia membuat sang empu meringis.

"Awshh! Sakit, Ra! Kok dijitak, sih?!"

"Lo kalau ngomong suka asal. Gue pengen lebih kenceng jitak lo, jadinya," ucap Zahra dengan enteng.

Nacia melotot tajam membuat bola matanya akan copot dari tempatnya. "Jitakkan lo itu pelan, Ra. Tapi sakitnya luar binasa!"

"Biasa!" koreksi Zahra.

"Itu maksudnya!" sahut Nacia.

o0o

"ZAHRAAAA!!" pekik Nacia.

Zahra menoleh sekilas ke belakang. "Akhirnya lo berhenti juga, tungguin gue!" seru Nacia dengan nafas tersengal-sengal akibat berlari mengejar Zahra.

Dugaan Nacia salah besar, justru Zahra memilih melanjutkan langkahnya membuat Nacia menggeram kesal dengan sahabatnya.

"Ra! Lo buru-buru amat, sih?!" ujar Nacia ketika langkahnya berhasil menyamaratakan dengan langkah Zahra.

Zahra melirik sekilas pada Nacia. "Ceilah! Lo, ya bener-bener, gue tanyain juga!" geram Nacia.

"Gue bunuh ya, lo, Na!" ancamnya main-main, namun membuat Nacia menciut seketika.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang