L i m a

78 4 0
                                    

Hi, semangat membaca! 🎀🌷🍓

Rawrr!

Rawrr!

Rawrr!

Rawrr!

Rawrr!

Suara notifikasi harimau mengangung itu kembali berdenting pada ponsel Zahra.

Zahra menepuk keningnya pelan. "Lupa bales chat Macan!" Jemari lentiknya mulai menari-nari di ponsel dalam genggamannya.

Macan garang!! 🐯♥
|Inaya.
|Hari ini Mama pulang telat.
09.33
|Kunci rumah ada di rak sepatu ya, Nay.
|Jangan lupa makan!
|MAKANNYA HARUS PAKEK NASI! gak boleh makan 
  seblak. Boleh makan seblak asalkan PAKE NASI.
|Ngerti, Inaya?!
09.35
|Seleb banget anak Mama_-
10.45

Zahra terkekeh geli membacanya. Jemari lentiknya kembali menari-nari mulai mengetik sesuatu.

ZahranasyiffaInaya
Lagi banyak pasien ya bu Sus? lembur mulu tiap | hari😁 
CIAYO MACANKUUU!!|
Iya, nanti Inaya makan NASI|
Supaya Macan percaya, nanti Inaya Pap deh.|
Yang bener aja, Ma?? MAKAN SEBLAK PAKE NASI??|
Tidah habis fikri dengan Macannya Inaya_- |
EMOT BATU CEPUYUH|

Zahra kembali menyimpan ponsel miliknya. Langkah kakinya terhenti ketika sudah di depan Caffe Laluzi. "Semoga gue betah deh, kerja disini." Gumamnya sambil tersenyum.

o0o

Di pagi hari yang cerah ini, Zahra telah siap berangkat ke kampus.

"Macan, Inaya berangkat dulu, ya." Pamit Zahra.

"Lho, kok pagi banget, Nay?" bingung Jen.

Zahra menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Iya, Ma, anu.. apa tuh namanya! I-itu Macan.." mendadak lidah Zahra menjadi kaku.

"Ha? Apa sih, Inaya???" Jen makin di buat bingung dengan tingkah Zahra pagi ini.

"Itu, Macan. Sebelum Inaya masuk kelas nanti, Inaya mau observasi dulu. Nah, iya, gitu." Zahra berharap Jen dapat mempercayai'nya.

Jen mengangguk'kan kepalanya. "O-oh gitu.."

"Iya, gitu." Zahra meraih punggung tangan Jen, lalu ia salami dan memberikan kecupan singkat. "Inaya berangkat dulu ya, Macan rawrr!!"

Jen sedikit terhibur melihat tingkah Zahra. Ia tertawa kecil. "Iya, hati-hati ya, Inaya."

Zahra menegak'kan badannya tegap dan tangan kanan'nya mengangkat hormat. "SIAP, IBU PERI!"

o0o

Fathir menelusuri koridor, dan kaki jenjangnya terhenti ketika melihat objek yang menarik perhatiannya.

Ia berlari kecil menghampirinya. "Zahra?" suara Fathir mampu mengejutkan Zahra.

Zahra menoleh dengan tatapan tak suka. "Apa sih?!"

Bukannya menjawab, justru Fathir tersenyum manis menatap Zahra. Seolah terhipnotis dengan Zahra, walaupun nada suaranya tadi sangat ketus padanya.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang