PROLOG

608 7 0
                                    

‼️Murni hasil pemikiran-ku sendiri, ya, wahai teman-temankuuu. Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, atau apapun itu dengan cerita lain, mohon di maafkan. Ini betul-betul murni dari hasil pemikiran aku.‼️

Menceritakan seorang gadis yang duduk di bangku perkuliahan yang mempunyai trauma dengan masa lalunya. Perlakuan Ayahnya yang menduakan Mama kandungnya membuat gadis itu trauma berhubungan dengan laki-laki, sampai ia tidak ingin menikah.

Ia menganggap bahwa semua laki-laki itu sama sifatnya dengan Ayahnya.

Gadis itu bernama Zahranasyiffa Inaya, gadis cantik yang hanya tinggal bersama Mamanya yang bernama Jen. Ayahnya sudah meninggal saat ingin pergi bulan madu dengan Istri barunya.

Sudah berapa kali Jen menasihati Zahra bahwa tidak semua laki-laki itu sama, namun Zahra tetep kekeuh pada pendiriannya, menganggap semua laki-laki itu sama saja seperti Ayahnya.

Namun, perjodohan yang di rencanakan Jen dan temannya mengharuskan Zahra menerima perjodohan itu.

"Zahra, saya ingin bertanya," ucap Zizan.

"Sok, tanya aja. Asal jangan hitung menghitung, ya, Om. Gue angkat tangan duluan," baru kali ini Zahra banyak berbicara dengan lawan bicaranya, terlebih lagi dengan lawan jenis.

Zizan terkekeh mendengarnya. "Gak, kok, bukan hitung-hitungan." Zizan diam sejenak sebelum menanyakan sesuatu. "Zahra, sudah siap menikah?"

Raut wajah Zahra terlihat berubah dengan ekspresi masam. "Nanya ini?" tanya Zahra dengan lirih.

Zizan mengangguk pelan. "I-iya," sahut Zizan dengan rasa tak enak hati.

"Izin menjawab ya, Om?"

Perizinan yang di lontarkan Zahra membuat lengkungan di bibir Zizan melebar seketika.

Ia pun mengangguk tanda mengizinkan Zahra menjawab pertanyaan yang ia tanyakan.

"Jujur ya, Om, gue tuh sebenernya belum siap menikah. Gak ada, tuh, di otak kecil gue ini kepikiran untuk nikah. Kalau bisa, gue gak mau nikah seumur hidup."

Zizan sangat terkejut mendengarnya. "Kenapa gak mau nikah?"

"Ya, buat apa? Ujung-ujungnya ntar gue di selingkuhin sama tuh cowok, gak mau lah gue di duain. Semua cowok itu gak cukup sama satu perempuan. Jadi, buat apa gue nikah? Mending gue jomblo seumur hidup dari pada gue harus nikah," tutur Zahra panjang lebar.

"Hey, Zahra! Dengerkan saya, ya?" ucap Zizan dengan lembut.

Seolah terhipnotis dengan suara berat nan lembut itu, ia mengangguk. Zahra menatap Zizan dengan serius.

"Zahra, gak semua lelaki itu sama dengan apa yang kamu ucapkan tadi. Jangan berpikir bahwa semua lelaki itu sama, tidak cukup dengan satu perempuan."

"Tapi, kenyataannya emang gitu! Mereka sama aja kayak Papa! Gak cukup sama satu perempuan!"

Zizan menggelengkan kepalanya seolah tidak setuju dengan apa yang di ucapkan Zahra barusan. "Gak semua lelaki seperti itu, Zahra. Jangan mempunyai pikiran bahwa semua lelaki itu sama sifatnya dengan Alm. Papa kamu."

"Semua cowok sama aja, Om!" pekik Zahra dengan emosinya.

"Tidak semua!" bukan bentakan, namun suara tegas Zizan begitu menggema.

"BUKTIIN! Buktiin ke gue kalau masih ada cowok yang cukup sama satu perempuan! BUKTIIN, OM!"

Aku spoiler dikit deh, yaaaa.. 😁😁

Kira-kira, bisa gak ya si Om Zizan buktiin ke Zahra?

...

Jujur ya, ini tuh ada beberapa part yang udah aku ketik dari lama.. tapi, aku gak berani nge-publish nya, kadang suka plin plan gitu, dihapus dipublish, dihapus dipublish, gitu terus pokoknya 😺😺

Semoga suka dengan hasil cerita karya aku🌷

Papayyy semuanyaa!
See u next chapter gais!

Jangan lupa follow akun ig aku, ya
@senandikalala_

Bismillah, semoga rame💚💚

all efforts must have results

semua usaha pasti ada hasilnya.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang