Acungggg!!" Teriak Aby ketika memasuki ruang tamu keluarga Hastungkara.
"Ck, salam dulu, Aby!" Tegur Andanu. Putranya ini kebiasaan, suka sekali berteriak.
"Assalamu'alaikum..." Salam Gege bersamaan dengan Andanu.
Papa Arya keluar dan menyambut kedatangan anak, mantu dan cucunya. "Eeehh! Ada cucunya Mbah Kung!!" Papa Arya langsung memeluk tubuh berisi cucunya dengan berjongkok di lantai.
"Angenn!!" Teriak Aby girang ketika tubuhnya sudah berada di pelukan Mbah Kung-nya. Kedua tangan kecilnya memeluk erat leher Papa Arya.
"Mbah Kung juga kangen banget sama Aby. Ayo ke dalem, Mbah Dok tadi masih solat isya'."
Gege dan Andanu masuk dan langsung menuju ruang keluarga dimana ada Arsha yang sedang duduk di sofa menonton televisi. Entah dimana Arjuna, mungkin masih dikamarnya atau mungkin main keluar dengan 3 sahabat kunyuknya.
"Cung, ayo liat itan!" Pinta Aby pada Papa Arya.
"Kok liat ikan terus? Aby nggak mau liat lainnya aja?" Cucunya ini suka sekali dengan ikan. Entah ada apa dengan ikannya.
"Ndak mau! Ayo liat itan, Cung!"
"Ndak mau ketemu sama Mbah Dok? Mbah Dok punya es krim loh di kulkasnya." Tawaran Papa Arya membuat Aby bingung.
Dengan mata bulatnya yang bergerak ke kiri dan ke kanan Aby berpikir. Tampak sangat lucu dan menggemaskan di mata orang yang melihatnya. "Es klim aja deh, mau 3!" Es krim tetap menjadi prioritas bagi Aby.
"Hei! Satu aja, jangan banyak-banyak! Kalo udah batuk pasti nggak nidurin orang." Tegas Andanu menasehati.
Aby mengerucutkan bibirnya sebal. "Ayah atcal!" Ketusnya.
"Cung...mau tida." Kata Aby memelas.
"Satu atau nggak sama sekali?" Andanu lagi-lagi menyahut ucapan Aby.
Aby menatap tajam ayahnya yang duduk bersandar di bahu bundanya. "Huh! Ayah pelgi cana! Aby kecel cama Ayah!"
"Halo, Aby!!" Mama Sonia muncul dari arah dapur dengan satu batang es krim coklat ditangannya.
Mata Aby berbinar-binar melihat Mama Sonia, terutama es krim yang ada ditangan Mbah Dok-nya. "Wahhhh! Aby mauuuu!"
"Aby mau? Cium dulu." Mama Sonia menyodorkan pipinya di depan wajah Aby. Dengan cepat Aby mengecup pipi kanan dan kiri Mama Sonia.
"Yeay! Nih, satu aja ya? Yang lainnya buat besok, oke?"
"Oceeee.....ehmmm, enyak!"
Semuanya yang ada di ruangan itu tertawa. Aby adalah hiburan tersendiri bagi setiap orang melihatnya. Tingkah polahnya selalu menyita perhatian banyak orang. Meskipun Aby sedang diam sekalipun. Pipi chubby, badan gembul dan mata bulatnya lah yang selalu menjadi maskot dari seorang Abyakta Hastungkara.
"Juna kemana, Ma?" Tanya Andanu karena sedari tadi ia tidak melihat batang hidung dari Arjuna. Biasanya jika dirinya datang bersama Aby, maka Arjuna lah yang paling pertama menyambut tangisan dari Aby. Tangisan karena kejahilan yang dilakukan Arjuna tentunya.
"Masih keluar. Mau nge-date katanya tadi." Kata Mama Sonia sambil memangku Aby di pangkuannya.
Andanu terlonjak kaget. "Nge-date sama anaknya siapa? Emang dia punya pacar?" Setahunya Arjuna itu tidak pernah serius menjalin hubungan dengan gadis-gadis yang pernah dipacarinya. Tentu saja Arjuna juga tidak mau jika diajak pacar-pacarnya untuk nge-date.
"Anaknya Pak Haji Da'in itu loh. Yang rumahnya depan koramil."
Kagetnya semakin bertambah mendengar kata-kata Mamanya. "What?! Yang bener aja, Ma?"
Amalan apa yang Arjuna kerjakan hingga bisa mendapatkan anaknya Pak Haji Da'in? Beruntung sekali. Ah, tapi masih beruntung dirinya yang bisa menggaet Gege, istrinya.
"Mas, jangan teriak-teriak dong! Nggak denger nih sinetronnya." Gerutu Arsha terganggu karena teriakan Andanu. Dia sedang menonton televisi channel ikan terbang.
Fyi, Pak Haji Da'in itu adalah salah satu rekan bisnis Andanu di dunia pertanian dan perkebunan. Jadi tidak mungkin Andanu tidak kenal. Bisa dibilang nama Pak Haji Da'in cukup tersohor di kalangan masyarakat sekitar daerah ini. Yang Andanu tau Pak Haji Da'in hanya mempunyai dua putri. Nah, yang mana putri yang dikencani Arjuna, Andanu pun tidak tahu.
"Udah pernah dibawa kesini, Ma?" Tanya Gege menyahuti. Kabar adik iparnya berkencan itu juga cukup mengagetkannya.
"Udah, satu minggu yang lalu."
"Kok kita nggak tau?" Heran Andanu.
Biasanya adik laki-lakinya itu selalu bercerita apapun yang terjadi di kehidupannya. Masalah percintaan, keuangan, pekerjaan, sampai masalah tidak bisa BAB pun Arjuna akan cerita. Kenapa bisa begitu? Itu dikarenakan intensitas Arjuna kerumahnya tidak bisa dihitung dengan jari. Tentu saja Arjuna kerumahnya waktu ada dirinya, bukan hanya ada istrinya sendirian.
"Dia mau ta'aruf dulu katanya, makanya nggak koar-koar."
Andanu menggelengkan kepalanya. "Huh, harus minta penjelasan nih."
***
"Saya mau serius sama kamu, Bina."
Zahra gelagapan hingga tak bisa memandang Arjuna yang baru saja melamarnya. "E-ehm, Mas kerumah aja. T-temuin Abah sama Umi." Sampai berkata pun ia harus tergagap-gagap.
"Oke, minggu depan saya bakal bawa Mama sama Papa kerumah kamu. Kapan jam-nya, saya akan kabari menyusul."
Suasana menjadi canggung setelah percakapan itu selesai. Arjuna dan Zahra masih menenangkan degup jantung mereka karena adegan beberapa menit itu. Yang paling penting mereka sama-sama lega perasaan mereka akan bisa disatukan beberapa waktu lagi.
Cinta? Tentu saja rasa itu sudah terpatri di dalam benak mereka. Mereka hanya membutuhkan waktu 3 bulan untuk memastikan rasa itu. Mereka juga sadar bahwa pacaran hanya membuang-buang waktu saja, maka dari itu mereka akan memutuskan untuk langsung menikah saja tanpa proses pacaran.
"Minum dulu, Mas. Kali aja haus abis lamar aku." Zahra memilih membuka obrolan terlebih dahulu.
Arjuna terkekeh gemas mendengar itu. "Ah, iya. Haus juga ternyata abis lamar anak gadis orang."
"Ehm, Mas? Aku boleh minta sesuatu ndak?"
"Minta apa? Kalo minta Mas pulang, Mas nggak akan mau." Canda Arjuna.
Zahra tertawa hingga menampilkan gigi gingsulnya. Seketika Arjuna terpana lagi dan lagi. "Tolong jangan terlalu formal sama aku. Jujur, aku nggak nyaman."
"Oh, cuman itu? Gampang. Mas bakal coba."
"Mas kira kamu bakal minta mobil atau perhiasan gitu, eh ternyata cuman itu."
"Hahaha, aku nggak se-matre yang kamu kira ya, Mas."
Arjuna menganggukan kepala paham. "It's oke, Mas faham."
update dulu gengssss
syelamat menikmati yawwww
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Kades
RomansaKisah minim konflik antara Greesha Danurdara Priyambodo (17) dan Andanu Hastungkara (31) Publish 27 Agustus 2022