Hari itu, Rora merasa gugup untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir. Setelah membaca pesan dari Ahyeon semalam, ia langsung menjawab dengan antusias:Yeonnie🦋
Tentu, kapan saja kamu mau. Aku akan menunggumu
Ahyeon hanya menjawab singkat dengan waktu dan tempat pertemuan. Sebuah kafe kecil di daerah yang dulu sering mereka kunjungi bersama.
Rora tiba lebih awal, duduk di sudut kafe dengan tangan yang terus-menerus memainkan cincin kecil di jarinya. Hatinya berdebar, berharap pertemuan ini akan menjadi awal dari sesuatu yang baru.
Beberapa menit kemudian, pintu kafe terbuka, dan Ahyeon masuk. Rora merasa napasnya tertahan melihat gadis itu. Meski terlihat lelah, Ahyeon masih memancarkan pesona yang membuatnya jatuh cinta sejak awal.
Ahyeon berjalan pelan ke meja Rora, duduk tanpa banyak bicara.
"Terima kasih sudah mau bertemu," kata Ahyeon dengan suara pelan.
Rora mengangguk, menatap kopi yang baru saja disajikan pelayan.
Rora mengumpulkan keberanian untuk memulai. "Aku tahu aku nggak berhak meminta apapun darimu. Tapi aku mau kamu tahu satu hal: aku benar-benar menyesali semuanya. Malam itu, aku nggak bermaksud mengecewakanmu, Ahyeon."
Ahyeon mengangkat wajahnya, menatap langsung ke mata Rora. "Aku tahu Rora. Tapi, masalahnya bukan cuma di malam itu, Rora. Masalahnya ada pada bagaimana aku kehilangan kepercayaan pada kita."
Rora merasa hatinya hancur mendengar kata-kata itu. "Aku nggak pernah berniat menyakitimu. Aku tahu aku salah. Aku tahu aku bodoh karena membiarkan semuanya terjadi. Tapi aku mencintaimu, Ahyeon. Dan aku ingin memperbaikinya."
Ahyeon menghela napas panjang. "Rora, aku nggak bilang aku nggak mencintaimu lagi. Tapi cinta saja nggak cukup. Aku butuh waktu untuk bisa percaya lagi."
"Berapa lama pun, aku akan menunggu," kata Rora penuh harap. "Aku nggak akan berhenti mencintaimu."
.
.
.
Setelah pembicaraan mereka, Ahyeon merasa hatinya sedikit lebih ringan. Ia tahu Rora benar-benar tulus, tetapi luka yang ia rasakan masih membutuhkan waktu untuk sembuh.
Sementara itu, Rora bertekad untuk terus berusaha, meski ia tidak tahu apakah Ahyeon akan kembali padanya.
Di sisi lain, Pharita tetap berada di dekat Ahyeon sebagai teman dan pendukung, meski ia tahu perasaan Ahyeon terhadap Rora belum sepenuhnya hilang. Pharita berusaha menerima bahwa mungkin suatu hari, Ahyeon akan memilih kembali kepada cinta sejatinya.
———
Hari-hari berlalu, dan hubungan antara Ahyeon dan Rora mulai perlahan membaik. Mereka mulai mengirim pesan lebih sering, dan kadang-kadang berbicara di telepon. Ahyeon masih menjaga jarak, tetapi ia tidak bisa mengabaikan perasaan yang terus tumbuh setiap kali ia mendengar suara Rora.
Di sisi lain, Rora tidak menyerah. Ia menunjukkan cintanya dengan tindakan kecil: mengirimkan makanan kesukaan Ahyeon, meninggalkan pesan-pesan manis, dan bahkan meminta maaf kepada Pharita atas semua kekacauan yang ia sebabkan.
Pharita, meski berat hati, mulai menerima bahwa ia tidak bisa mengubah perasaan Ahyeon. Ia memilih mundur perlahan, memberikan ruang bagi Ahyeon untuk menemukan jalannya sendiri.
Suatu sore, Ahyeon mengirim pesan singkat kepada Rora:
Aurora❤️
Bisakah kita makan malam bersama? Aku ingin berbicara lebih banyak
KAMU SEDANG MEMBACA
Artist
RomanceRora, aktris muda yang membintangi drama-drama populer dan film yang sukses secara komersial. Karismanya di layar, ditambah dengan kemampuan akting yang mendalam, membuatnya disukai oleh publik dan diakui oleh kritikus. Ahyeon, solois muda yang naik...