-Part Chisa-
Di sore yang cerah, Asa memutuskan untuk mengambil sedikit waktu istirahat di taman kota. Setelah melewati beberapa bulan yang cukup berat, ia merasa butuh udara segar dan suasana yang lebih santai. Berjalan di jalur setapak, Asa menikmati angin sepoi-sepoi sambil memikirkan hal-hal yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya.
Di kejauhan, dia melihat sekelompok gadis remaja yang tampak sedang bercanda dan tertawa riang. Saat Asa mendekat, matanya menangkap sosok yang sudah tidak asing lagi: Chiquita, gadis SMA yang sempat ia antar pulang beberapa waktu lalu.
Chiquita, yang sedang berbicara seru dengan dua temannya, Rami dan Ruka, mendadak melihat ke arah Asa. Matanya membelalak sedikit, dan ia langsung melambai, senyumnya lebar dan ceria.
"Asa unnie!" Chiquita berseru, membuat Rami dan Ruka menoleh ke arah Asa dengan penasaran.
Asa tersenyum dan melangkah mendekat. "Hai, Chiki. Lama tidak bertemu."
Rami dan Ruka, yang belum pernah melihat Asa sebelumnya, saling berbisik, jelas penasaran. Chiquita memperhatikan reaksi teman-temannya lalu tertawa kecil.
"Oh iya, kenalin, unnie!" katanya, melirik Asa. "Ini Rami dan ini Ruka, temen satu sekolahku."
Rami yang tampak enerjik langsung membungkuk sedikit dan menyapa dengan ramah. "Hai, Asa unnie! Aku sering denger cerita soal unnie dari Chiquita."
Ruka, yang lebih pendiam, memberikan senyum tipis sambil melambaikan tangan. "Senang bertemu dengan unnie."
Asa membalas sapaan mereka dengan senyum hangat. "Senang bertemu kalian juga. Chiquita cerita apa soal aku?"
Chiquita terkekeh pelan, lalu mengangkat bahu. "Ga ada apa-apa kok unnie, cuma bilang kalau unnie itu artis dan baik hati karena nganter aku pulang waktu itu."
Asa tertawa. "Ah, itu juga kesalahanku jadi bukan apa-apa. Tapi senang bisa bantu."
Mereka akhirnya duduk di bangku taman bersama-sama, mengobrol ringan tentang banyak hal. Rami dan Ruka, yang biasanya jahil dan selalu membuat suasana ramai, terlihat lebih serius mendengarkan cerita Asa tentang kehidupannya sebagai artis. Mereka tampak kagum, terutama Rami yang banyak bertanya tentang dunia artis dan jadwal padat Asa.
"Pasti seru ya jadi artis?" tanya Rami dengan mata berbinar.
Asa mengangguk. "Iya, seru, tapi kadang juga capek. Ada saat-saat di mana aku harus syuting berjam-jam dan nggak punya waktu untuk istirahat. Tapi aku suka apa yang aku lakukan, jadi semuanya terasa lebih mudah dijalani."
Chiquita memperhatikan Asa dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. "Unnie kelihatan capek... Unnie baik-baik aja, kan?"
Asa terdiam sejenak, kaget dengan kepekaan Chiquita. Namun, ia segera tersenyum, menenangkan Chiquita dan teman-temannya. "Iya, aku baik-baik saja. Hanya sedikit sibuk belakangan ini."
Ruka, yang biasanya pendiam, menambahkan dengan nada lembut, "Kalau unnie butuh teman ngobrol, kita ada di sini, kok."
Asa merasa tersentuh. Meski usianya jauh lebih tua dari ketiganya, ia merasa diterima dan nyaman berada di antara mereka. Chiquita lalu membuka topik yang lebih ringan, mengajak Asa berbicara tentang tempat-tempat favorit mereka di kota dan rekomendasi kafe. Rami dan Ruka bergantian memberi rekomendasi, bahkan mengajak Asa untuk sesekali pergi bersama mereka.
Seiring berjalannya waktu, Asa merasa beban yang ia bawa sedikit demi sedikit terasa lebih ringan. Ia tersenyum dan tertawa bersama mereka, bahkan mulai merencanakan pertemuan mereka berikutnya. Sore itu, di tengah canda dan tawa bersama ketiga gadis SMA tersebut, Asa menyadari bahwa persahabatan bisa datang dari mana saja, bahkan dari mereka yang mungkin awalnya tak pernah terpikirkan.
———
Setelah Rami dan Ruka berpamitan untuk pulang lebih dulu, Asa dan Chiquita tetap duduk di bangku taman, menikmati sisa-sisa sinar matahari yang hangat di sore itu. Taman sudah mulai sepi, hanya beberapa orang saja yang masih lalu-lalang, sehingga suasana terasa lebih tenang.
Asa memandang Chiquita, senyum kecil muncul di wajahnya. "Kamu nggak ikut pulang sama Rami dan Ruka?"
Chiquita menggeleng. "Masih pengen di sini sebentar. Lagian, aku masih ingin ngobrol sama unnie seperti ini."
Asa tertawa kecil. "Ya ampun, kamu lucu banget Chiki. Jadi aku ini selebritas ya buat kamu?" godanya, sambil menepuk bahu Chiquita dengan lembut.
Chiquita tertawa pelan, lalu menunduk, tampak agak malu. "Bukan gitu, unnie. Tapi... sejak pertama kali kita ketemu, aku merasa nyaman banget. Kayak udah kenal lama."
Asa terdiam sejenak, menyadari bahwa perasaan itu rupanya tak hanya dirasakannya seorang diri. Ia sendiri merasa ada semacam ikatan yang muncul tanpa alasan jelas, tapi terasa tulus dan hangat. Sesuatu yang membuatnya bisa rileks tanpa khawatir tentang apapun, bahkan tentang masa lalunya yang kini terasa semakin jauh.
"Kadang aku juga merasa begitu," jawab Asa, memecah keheningan. "Nggak tahu kenapa, tapi kamu bikin aku nyaman, Chiki. Padahal biasanya, aku agak canggung sama orang baru."
Chiquita tersenyum, menatap Asa dengan pandangan lembut. "Mungkin kita memang jodoh, unnie," candanya, membuat Asa kaget dengan lontaran Chiquita tapi tidak lama dia tertawa lepas.
Sore itu, mereka terus berbicara. Dari hal-hal sederhana seperti hobi dan musik kesukaan, sampai cerita masa kecil. Chiquita bercerita tentang mimpinya menjadi penyanyi, bagaimana dia sering menyanyi diam-diam di kamarnya. Asa mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali memberi semangat dan berbagi pengalamannya di dunia hiburan.
Matahari mulai tenggelam, menggantikan langit biru dengan semburat warna jingga. Asa menghela napas panjang, memandang langit yang mulai berubah warna. "Sore yang indah, ya?"
Chiquita mengangguk, lalu diam-diam menggeser sedikit lebih dekat ke arah Asa. "Unnie, makasih ya, buat sore ini."
Asa menoleh dan tersenyum lembut. "Sama-sama, Chiki. Kamu nggak tahu betapa aku juga butuh momen seperti ini. Kamu benar-benar orang yang baik."
Chiquita menatap Asa dengan mata yang berbinar-binar, penuh rasa syukur. Dalam diam, ada rasa nyaman yang mengalir di antara mereka, sebuah ikatan yang mulai terjalin tanpa perlu banyak kata. Mereka tahu, pertemuan sore itu bukanlah kebetulan belaka, tapi mungkin awal dari perasaan yang akan terus tumbuh.
Mereka akhirnya berdiri, meninggalkan taman sambil berjalan berdampingan menuju halte bus. Saat bus Chiquita tiba, Asa menepuk punggungnya lembut, mengucapkan selamat tinggal. Chiquita melambaikan tangan sambil tersenyum, dan Asa hanya berdiri di sana, mengamati bus yang perlahan menjauh.
Ada perasaan hangat di dadanya, yang membuat hari itu terasa berbeda, lebih cerah. Asa tahu, ia sudah menemukan seorang yang istimewa. Dan menggantikan posisi Rora dihatinya.
.
.
.
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/377259574-288-k637571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Artist
RomanceRora, aktris muda yang membintangi drama-drama populer dan film yang sukses secara komersial. Karismanya di layar, ditambah dengan kemampuan akting yang mendalam, membuatnya disukai oleh publik dan diakui oleh kritikus. Ahyeon, solois muda yang naik...