Saat ini Rora tengah sibuk syuting adegan terakhir untuk hari itu, manajernya tampak gelisah. Ia memegang ponselnya, melihat berita yang tiba-tiba ramai muncul di berbagai situs rumor. Di layar ponselnya terpampang beberapa foto yang menunjukkan Rora berada di apartemen Asa, aktris yang menjadi lawan mainnya. Foto-foto itu menunjukkan Rora dan Asa saat masuk ke dalam apartemen Asa, dan meskipun tidak ada keterangan pasti mengenai apa yang terjadi di dalam, rumor-rumor liar langsung beredar.Begitu Rora selesai syuting, manajernya mendekatinya, tampak ragu sebelum akhirnya berkata, "Rora, kamu mungkin harus lihat ini..."
Rora melihat layar ponsel manajernya, dan seketika wajahnya memucat. Foto-foto itu muncul di berbagai artikel dengan judul yang provokatif.
"Aktris Rora Terlihat Bersama Asa di Apartemen Pribadi, Hanya Berdua?",
"Kedekatan Rora dan Asa di Luar Syuting",
dan berbagai spekulasi lainnya. Rora merasa dadanya sesak. "Kenapa foto-foto ini bisa sampai tersebar begini? Waktu itu, aku memang ngantar Asa pulang ke apartemennya karena dia nggak enak badan, dan manajernya masih berada di perusahaan. Saat aku akan pulang, tiba-tiba hujan turun sangat deras jadi Asa menawariku untuk masuk kedalam apartemennya sambil menunggu hujan sedikit reda. Aku nggak pernah ada maksud lain..."
Manajernya menatapnya penuh simpati, mengerti bahwa Rora tidak pernah berniat menciptakan situasi seperti ini. "Aku tahu, Rora. Tapi media selalu mencari-cari cerita, apalagi dengan status kamu yang semakin dikenal. Dan yang bikin ini lebih rumit lagi... Ahyeon mungkin sudah melihat ini."
Rora merasakan dadanya seakan sesak mendengar itu. Tanpa pikir panjang, ia segera membuka ponselnya, mencari nama Ahyeon di daftar kontak, dan meneleponnya. Tapi panggilannya langsung masuk ke kotak suara. Ia mencoba lagi, berkali-kali, namun hasilnya sama. Ahyeon tidak bisa dihubungi.
"Ahyeon, tolong angkat teleponku," bisik Rora pelan dengan nada penuh harap, meski ia tahu mungkin Ahyeon sudah membaca berita itu dan sedang merasa marah atau kecewa. Perasaan tak berdaya membuat hatinya makin gelisah.
"Dia mungkin masih sibuk, mungkin juga merasa perlu waktu untuk tenang," ujar manajernya, berusaha menenangkan Rora meski ia sendiri tak bisa menutupi rasa cemasnya.
Rora mengangguk pelan, meskipun ia merasa semakin resah. Seharusnya ia menjelaskan semuanya lebih detail kepada Ahyeon dari awal. Malam itu terasa begitu panjang, dan Rora hanya bisa duduk di kamarnya, memegang ponsel erat-erat sambil berharap Ahyeon akan menghubunginya atau setidaknya membalas pesannya.
.
.
.
Di sisi lain, Ahyeon berada di kamar hotelnya, jauh dari Korea. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai emosi yang bercampur aduk. Satu sisi, ia ingin mempercayai Rora sepenuhnya, seperti yang selalu ia lakukan. Namun, berita ini membuatnya goyah. Rora memang pernah bercerita kalau ia mengantar Asa pulang, tapi tidak pernah menyebutkan kalau ia menemani Asa di apartemennya.
Ahyeon menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Ia tidak ingin langsung mengambil kesimpulan. Namun, kekecewaan dan cemburu dalam hatinya begitu nyata. Untuk sementara, ia memutuskan untuk tidak merespons panggilan atau pesan dari Rora. Ia butuh waktu untuk berpikir dan menenangkan diri.
Keesokannya, Rora merasa sangat frustrasi. Setiap kali ia mencoba menghubungi Ahyeon, panggilannya tetap tidak dijawab. Ia bahkan mencoba mengirim pesan singkat, tetapi tetap tidak ada balasan.
Yeonnie🤍
Ahyeon, tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan. Aku hanya ingin kau tahu bahwa semua ini salah paham. Aku mencintaimu dan tidak ada orang lain di hati ini, hanya kamu
![](https://img.wattpad.com/cover/377259574-288-k637571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Artist
عاطفيةRora, aktris muda yang membintangi drama-drama populer dan film yang sukses secara komersial. Karismanya di layar, ditambah dengan kemampuan akting yang mendalam, membuatnya disukai oleh publik dan diakui oleh kritikus. Ahyeon, solois muda yang naik...