Rumor

200 41 3
                                    


Semakin lama Rora dan Ahyeon saling mengenal, hubungan mereka semakin dalam dan hangat. Keduanya merasa saling memahami dengan cara yang tidak bisa dijelaskan kepada siapa pun di luar lingkaran kecil mereka. Dalam setiap momen rahasia yang mereka bagi, baik melalui percakapan panjang di telepon saat larut malam maupun pertemuan singkat yang diatur dengan sangat hati-hati, ada kedekatan yang berkembang. Namun, seperti yang mereka berdua takutkan, dunia luar tidak akan membiarkan hubungan ini berjalan mulus.

Rumor tentang kedekatan mereka mulai muncul di forum-forum online dan media sosial. Awalnya, hanya sekedar spekulasi kecil dari para penggemar yang memperhatikan bahwa mereka sering terlihat di acara yang sama, meski tanpa interaksi langsung di depan publik. Namun, seiring waktu, desas-desus itu semakin menguat. Netizen mulai mencari petunjuk-petunjuk tersembunyi—foto-foto dari lokasi yang sama, unggahan media sosial yang waktunya berdekatan, hingga dugaan tentang pandangan penuh arti yang dibagi di acara-acara formal.

Kabar ini akhirnya sampai ke telinga manajemen mereka masing-masing.

Suatu sore, saat Ahyeon sedang bersiap-siap untuk latihan vokal, ia dipanggil ke kantor manajernya. Pikirannya dipenuhi kekhawatiran, karena ia tahu rumor tentang dirinya dan Rora mulai menjadi bahan pembicaraan. Di dalam kantor, manajernya duduk di balik meja dengan ekspresi serius.

"Ahyeon, ada sesuatu yang ingin kubicarakan," manajernya membuka percakapan dengan nada tegas. "Kami sudah mendengar rumor tentang kedekatanmu dengan Rora sunbae. Apakah benar kalian memiliki hubungan lebih dari sekedar rekan kerja?"

Ahyeon berusaha tetap tenang, meski hatinya berdebar. "Kami hanya berteman baik, oppa. Kami memang sering bicara, tapi tidak ada yang lebih dari itu."

Manajernya menghela napas panjang. "Dengar, Ahyeon. Karirmu sedang berada di puncak sekarang. Orang-orang memandangmu sebagai solois muda yang bersih, berprestasi, dan tidak terlibat dalam skandal apapun. Jika rumor ini semakin berkembang, itu bisa merusak citramu."

"Aku mengerti," jawab Ahyeon dengan suara pelan. "Tapi... aku tidak melakukan sesuatu yang salah."

"Ini bukan soal benar atau salah," lanjut manajernya dengan nada tegas. "Ini soal bagaimana publik memandangmu. Kami ingin yang terbaik untukmu Ahyeon, dan yang terbaik adalah menjaga jarak dari situasi yang bisa menimbulkan skandal."

Ahyeon hanya bisa mengangguk, meskipun di dalam hatinya, ia merasakan perlawanan. Mengapa cinta yang tulus harus dianggap sebagai sesuatu yang salah? Namun, ia tahu bahwa dunia yang ia jalani tidak selalu berpihak pada kebenaran.

Sementara itu, di sisi lain kota, Rora juga menghadapi tekanan yang serupa. Di tengah syuting drama terbarunya, ia dipanggil oleh manajernya untuk membicarakan rumor yang mulai beredar. Manajernya, seorang wanita berpengalaman yang sudah lama berada di industri ini, tidak menutupi kekhawatirannya.

"Rora, kau tahu seberapa penting citramu sebagai aktris yang profesional dan independen. Orang-orang memandangmu sebagai panutan. Jika hubungan ini terus berkembang dan tercium oleh media, itu bisa menghancurkan reputasimu."

Rora menghela napas berat. Ia sudah memperkirakan hal ini akan terjadi, namun mendengarnya secara langsung tetap memberikan beban yang berbeda. "Tapi aku tidak bisa mengabaikan perasaanku begitu saja. Aku sudah terlalu lama hidup dalam bayang-bayang tuntutan orang lain."

Manajernya menatapnya dengan penuh keprihatinan. "Aku mengerti, Rora. Tapi kau harus memilih. Kariermu atau hubungan ini. Tidak mungkin keduanya bisa berjalan dengan mulus di bawah tekanan publik seperti ini."

Kata-kata itu menghantam Rora dengan keras. Sepanjang hidupnya, ia selalu menempatkan karier di atas segalanya—mengorbankan kehidupan pribadi, waktu dengan keluarga, dan kini, mungkin cinta. Namun, dengan Ahyeon, ia merasakan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang begitu langka dan berharga, sesuatu yang tidak bisa ia temukan di tempat lain.

ArtistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang