Pleased, comment ya.
Author pengen tau, kalian tuh bener suka sama cerita ini apa engga. Hehe. mksh
*********
Harry POV
Uhhh, tak seharusnya aku tadi mengizinkan anakku untuk berpergian sendiri.
Bayangkan, dari jam 11 siang hingga jam 5 sore ini ia tak kunjung balik. Sudah 6 jam, asal kalian tau saja.
Aku sudah menghubungi ponsel Fla, tapi tetap saja dia tak menjawab.
Yang lebih khawatir lagi, ketika aku menghubungi Management yang merekrutnya, Flavi ternyata sudah pulang dari 2 jam yang lalu.
Walau tadi aku sudah berjanji untuk mempercayai anakku, tapi tetap saja ke khawatiranku tidak bisa menepatinya.
Segera aku mengambil kunci di atas nakas, lalu mulai ke luar dari apartement ini.
Well, kalian pasti bingung.
Kenapa aku sebegitu khwatirnya pada Fla? Padahal, kerap kali aku sering meninggalkannya sendirian di kala aku sedang tour.
For your information saja. Sebenarnya, ada Nanny-nya aka seorang pengasuh yang menjaganya. Walaupun ke Supermarket terdekat pun, aku menyuruh Nanny-nya yang bernama Bernadeth itu pun menemani Fla.
Tak jarang, Fla selalu kesal apabila aku mulai bertingkah protektif lagi padanya.
Sementara aku hampir ingin masuk ke dalam mobil, aku melihat seorang perempuan yang tak lain adalah Selena.
Dia terlihat sangat frustasi, dan mungkin sedikit kesal. Dia pun mulai berjongkok, dan mulai memegang ban mobilnya itu.
Dengan segera, aku langsung menghampirinya. Hingga dia pun kaget akan kedatanganku.
"Ada apa dengan mobilmu?" Tanyaku yang juga ikut berjongkok.
"Ban mobilku kempes. Padahal, sewaktu mengantar Mommy ke rumah tidak ada masalah." Balasnya yang terlihat kesal itu.
Ia pun bangkit berdiri, begitupun juga denganku.
"Mungkin pada saat perjalan ke rumah Mommy mu, ada paku yang secara tidak sengaja tertancap.
Yah walaupun itu hanya kemungkinan, tapi sepertinya pernyataanku benar."
"Uh, mungkin. Ah, aku sebal sekali. Padahal aku sedang terburu-buru untuk pergi ke Fresh market. Aku ingin beli buah, lalu menjenguk temanku."
"Kalau begitu, ikut denganku saja. Lagipula, aku juga ingin keluar."
"Benarkah? Apa tidak merepotkanmu? Lagipula, apa kau juga tidak buru-buru?"
"Tidak merepotkan, kok. Kita kan harus saling membantu sesama tetangga, sekaligus sesama teman. Hehe."
"Baiklah jika itu tak merepotkanmu. Aku sangat berterimakasih."
Pun aku mulai membukakan pintu untuknya, lalu aku mulai masuk ke dalamnya.
Well, mungkin Flavi akan ku tunda dulu sebentar.
Mungkin saja dia memang tidak kenapa-napa, dan hanya aku saja yang terlalu khawatir.
Tak lama, setelah melewati beberapa perjalanan. Akhirnya kami sampai di fresh market yang di inginkan Selena.
Setelah memakirkan mobil, aku langsung turun, dan begitu juga dengan Selena.
Entah angin darimana, aku langsung meraih dan memegang tangannya.
Tapi hatiku merasa senang ketika aku melakukan itu.
Styles, apakah kau sedang jatuh cinta?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy Styles
FanfictionPerhatian!! Cerita ini sebagian di private. Apabila ingin membacanya silahkan follow akun saya terlebih dahulu. Rated (17+). ********** Menjadi seorang ayah tidaklah mudah. Semenjak istriku meninggal beberapa tahun yang lalu, aku di haruskan untuk m...
