Pleased, comment ya.
Author pengen tau, kalian tuh bener suka sama cerita ini apa engga. Hehe. mksh
*******
Fla POV
Setelah memakan ice cream Vanilla yang di belikan Daddy, ku gosok gigiku di kamar mandi, lalu mencuci muka sampai bersih.
Tak lupa juga ku cuci kaki-ku sambil bernyanyi kecil.
So I'm following
the map that leads to you
The map that leads to you
Ain't nothing I can do
The map that leads to you
Following, following,
following to you
The map that leads to you
Ain't nothing I can do
The map that leads to you
Following, following, following
"Hei, nyanyikan lagu dari band Daddy dong." seru Dad dari balik pintu kamarku. Pun ia segera masuk ke dalamnya, lalu mulai duduk di pinggir kasur.
"Ewh, Dad. Aku tidak mau." balasku sambil berjalan menuju kasur. Kemudian aku mulai menarik selimut dengan gambar minions.
"Kau ini." Dad pun mencium keningku, "Goodnight my gurl. Have a nice dream. Mimpikan Daddy ya!"
"Whatever." candaku.
"Oh ya, besok Daddy akan bersiap untuk konser. Kau jadi datang? Lagipula kau kan sudah libur kenaikan kelas."
"Entahlah, Dad. Seandainya aku datang, nanti Daddy akan mengurungku lagi di ruang tunggu seperti kala waktu itu."
"Iam sorry. You know what the reason, right? But iam promise, kali ini kau boleh jalan-jalan ke sekitar ruangan."
"Yesss" seruku tak percaya.
"Tapi ingat." kata Dad lagi dengan memasang muka serius, "Kamu harus minta izin dulu pada Dad sebelumnya."
"Siap Dad. I keep that promise." kataku dengan tersenyum.
"Little finger promise?"
"Yeah." kataku sambil menautkan perjanjian jari kelingking pada Dad.
"Yasudah kalau begitu. Tiketnya sudah Dad siapkan di meja ruang tamu ya. Kau bisa pergi sendiri kan? Soalnya Dad pagi-pagi betul harus sudah ada disana untuk check sound lagi."
(Anggep aja si harry tinggalnya di indonesia yak. Wkwk)
"Bisa kok, Dad. Aku akan pergi naik Taksi."
"Tidak-tidak." seru Dad-ku dengan cepat, "Naik taksi itu sangat berbahaya bagimu."
"Bukan karena kamu masih kecil." kata Dad lagi yang sepertinya tau akan jalan pikiranku, "Tapi karena perjalanannya itu jauh, dan kamu kesana harus bersama orang yang dikenal." terangnya padaku.
Aku hanya bisa memasang muka cemberut akan tingkah laku Dad yang mulai Over Protektif lagi padaku.
"Lalu, aku naik apa Dad?"
"Apa ya?" Dad pun berfikir sebentar, "Ahh ya. Kau pergi bersama Horan. Maksud Dad, Kau pergi bersaa Grayson. Ya Grayson." katanya sambil tersenyum.
"No, Dad! Lagipula Mons, eh maksudku Grayson tidak punya SIM. Bagaimana bisa dia mengantarku?" hampir saja aku menyebutkan nama Grayson dengan sebutan Monsty.
"Ya tentu bukan dia yang menyetir."
"Tapi siapa?"
"Tentu saja supir taksi."
"Dad. Kalau ujung-ujungnya naik taksi, lebih baik aku pergi sendiri."
"Ayolah, Flavi. Kau harus di temani. Lagipula, kau mau ketika konser nanti, Dad akan tidak fokus disana karena memikirkan dirimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy Styles
FanfictionPerhatian!! Cerita ini sebagian di private. Apabila ingin membacanya silahkan follow akun saya terlebih dahulu. Rated (17+). ********** Menjadi seorang ayah tidaklah mudah. Semenjak istriku meninggal beberapa tahun yang lalu, aku di haruskan untuk m...
