Part 12. Jealously?

3.9K 156 3
                                        

Setelah sesi pemotretanku dengan Grayson selesai, kini aku mulai berganti baju untuk sesi selanjutnya.

Jilya dengan segera mengambilkan bikini untuk ku pakai nanti.

Yap, kami akan melakukan pemotretan di area sungai dekat hutan ini.

Makanya aku di berikan bikini untuk pemotretan nanti.

Selagi aku memakainya, hair stylesku mulai menata rambutku supaya rapih.

Tidak perlu banyak tatanan, karena notabenenya aku akan basah-basahan nanti.

Setelah hair styles, make up artist pun mulai memoles wajahku dengam foundation.

Pun aku menutup mata, agar mempermudah ia ketika meng-make up diriku.

Tak butuh waktu banyak, kini aku sudah selesai di dandani.

Jilya mulai memberiku jaket sementara, karena letak sungai harus kami tempuh dengan berjalan kaki.

Jadi, tak mungkin kan aku berjalan di tengah hutan dengan memakai bikini saja? Itu sangat memalukan.

Oleh karena itu, aku dengan segera mengenakannya.

Tak lupa juga aku memakai boats kepunyaan Calum untuk sementara.

"Hi, mari kita pergi bersama ke sungai." Sahut seseorang dari belakangku, yang ternyata ialah Calum.

"Baiklah, Cal. Come on." Kataku sambil tersenyum.

**************

Grayson POV

"Kau boleh pulang, Gray. Karena pemotretanmu sudah selesai." Ucap Jilya padaku yang terlihat sibuk membawa peralatan untuk sesi selanjutnya.

"Sini aku bantu."Jawabku sambil membawakan beberapa barang yang Jilya pegang, "Kau tidak mungkin membawa semua barang itu ke tempat lokasi, bukan?"

"Thanks. Tentu saja aku membawa semua barang itu.
Itu kan alat penting untuk pemotretan nanti." Balasnya sarkastik, membuatku tertawa kecil.

"Kau keren. Padahal usiamu hanya setahun di atasku, dan itu masih muda. Bagaimana bisa kau diberikan tanggung jawab sebesar ini?" Tanyaku padanya.

Kini kami berdua mulai melangkah menuju tempat lokasi yang akan di lakukan selanjutnya.

Memang sih tugasku disini sudah selesai. Tapi begitu melihat Jilya yang sedang kerepotan membawa barangnya, aku jadi tak tega.

Oleh karena itu aku membantunya. Dan ah aku lupa memberitahu kalian.

Jilya adalah penanggung jawab pada sesi pemotretan di hutan kali ini. Cukup terkejut mengingat usianya yang masih muda tapi sudah bisa di berikan suatu tanggung jawab besar yang di tanggungnya.

Bayangkan saja, pekerjaan ini tak mudah. Salah sedikit saja pihak management akan memecatnya. Diam-diam aku tersenyum padanya.

Dia sangat cantik dan ramah. Tidak seperti Fla yang terlihat blak-blakkan serta—astaga! Buat apa aku memikirkannya?

"Itulah sebabnya aku di berikan tanggung jawab ini." Kata Jilya yang hanya ku beri anggukan setuju.

Hell, padahal sedari tadi aku tak mendengarkannya bicara. Betul-betul bodoh kau, Gray.

Kemudian setelah beberapa langkah kami berjalan, sebuah sungai telah terlihat.

Itu berarti lokasi pemotretan
sainganku -Flaviandra Styles- berada disini.

Ku lihat Assisten Fla yang bernama Claire tersebut tengah mengobrol bersama.

Dari arahku sini, dapat ku pastikan bahwa Calum akan menghampiri Fla dan Claire.

Ternyata benar.
Oleh karena itu Claire pun tersenyum kecil, lalu meninggalkan Calum beserta Fla berduaan.

Terlihat Calum mulai menaruh satu tangannya ke arah pundak Fla. Sementara Fla terlihat tertawa ketika Calum melakukan hal tersebut.

Tak lama Fla mulai membuka jaketnya, kemudian meletakkannya ke atas bangku.

Shit!
Dia hanya memakai bikini.

Apa dia bodoh?
Kenapa memakai pakaian itu di tengah hutan seperti ini?

"Yaps. Kita sudah sampai. Terimakasih telah membantuku membawakan barang." Kata Jilya tersenyum senang, "Hei, Gray."

"Oh yaya sama-sama." Jawabku tanpa melihat ke arahnya.

Entah kenapa, aku langsung menghampiri Fla dan juga Calum yang tengah bersandar bersama di dekat pohon.

Ku ambil jaket Fla yang semula telah ia taruh ke atas bangku, kemudian mulai memakaikannya ke pundak Fla.

Ia terlihat kaget.
Tapi aku tak peduli.

Ku tarik dia ke arah tempat yang sedikit sepi. Dia meronta, tapi dengan segera ku tahan.

"Auw, sakit. " Pekiknya sambil menghempaskan tanganku dengan kencang, " What's wrong with you, Mr.Horan?"

"Aturan aku yang bertanya. Ada apa denganmu?"

"Maksudnya?"

"Kau bodoh atau apa sih? Masa pakai bikini di tengah hutan seperti ini. Belum lagi kau mau saja di peluk oleh Calum. Kau gila? Hah?"

"Aku tidak mengerti."

"Kau—" aku menghembuskan nafas pelan.

"Kau apa?" Tanyanya bingung. Sementara aku mulai mengancingkan jaket yang semula hanya berada di pundaknya itu.

Setelah selesai mengancingkan jaket untuknya, aku menatapnya yang tengah tertawa.

What the hell?
Apa dia gila?
Kenapa dia tertawa?

"Kau gila, Mrs. Styles?" Tanyaku sambil mengarahkan punggung tanganku ke keningnya.

Dia pun menepisnya pelan, "Justru kau yang gila, Mr.Horan."

"Maksudnya?" Kini aku yang bingung.

"Pertama. Aku memakai bikini ini untuk pemotretan yang letaknya di sungai. Kau pikir aku segila itu apabila memakai pakaian seperti ini di tengah hutan?"

"Ya ku pikir kau memang segila itu." Dan dia hanya mendengus kesal.

"Kedua. Calum memelukku karena suatu alasan. Kalau tidak salah hanya untuk berlatih sebelum pemotretan berlangsung. Dan—"

"Dia hanya modus." Potongku akan pembicaraan yang ia belum selesaikan.

"Apa?"

"Lanjutkan!"

"Dan terakhir, kenapa kau ada disini? Bukan seharusnya kau sudah pulang?"

"Untuk itu. Kau tidak perlu tau." Kataku meninggalkannya sendiri, dengan gaya yang masih stay cool dan terlihat cuek.

Well, sejujurnya aku malu berat. Bagaimana bisa aku lupa bahwa pemotretan yang dia lakukan nanti yaitu di sungai? Jadi, wajar saja kan dia mengenakan bikini tersebut.

Dan What the fuck?
Kenapa aku begitu peduli ketika Calum memeluk Fla?

For the Gods sake, aku tidak menyukainya.

'Tapi kau terlihat begitu cemburu, Gray' suara Fla palsu membuatku tersentak.

"Tidak, aku tidak cemburu denganmu."

'Bohong. Kau menyukaiku, kau menyukaiku. Hahaha benarkan? Ayolah mengaku!'

"Shut up, Fla!!!" Bentakku layaknya orang gila. Hell. padahal Fla tidak disini. Dan kuyakin, sebenarnya tadi batinku berkata sejujurnya.

"What?" Tanya Jilya bingung.

"Ah, Oh, tidak apa-apa." Jawabku terkekeh pelan.

"Oh ya, aku mau pulang dulu ya. Sampai bertemu lagi, Jilya." Pun Jilya mengangguk setuju, sambil memberikan senyuman yang menurutku sangat manis.

My Hot Daddy StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang