Still Fla POV
"Apa yang sedang kalian lakukan disini?" tanya Uncle Niall memasuki ruang tamu.
Pun ia mengambil minuman alkohol yang rupanya telah ia tinggal untuk sementara waktu.
"Kami tidak melakukan apa-apa-apa kok, Uncle." jawabku sambil tersenyum dengan kikuk. Sementara Monsty hanya diam, lalu bangkit berdiri meninggalkan ruang tamu ini.
"Oh baiklah." Uncle Niall pun membalas senyumanku, "By the way, happy birthday to you. Ini hadiah untukmu." kata Uncle Niall sambil memberikan tiket VVIP untuk konser Onedirection di Indonesia.
"Are you kidding me, Uncle?" tanyaku dengan menaikkan alis mata, "Aku tak mau tiket itu. Lagipula, aku sudah bosan menonton kalian bernyanyi. Lebih baik, aku menghadiri konser Kak Justin."
Uncle Niall pun hanya tertawa pelan mengingat tingkahku kala waktu itu.
Yeah, jujur saja. Sebulan yang lalu aku pernah menonton mereka di Thailand. Dan itu sangat membosankan.
Bagaimana tidak?
Aku di kunci -lebih tepatnya di suruh menunggu- di ruang khusus artist. Mana tidak ada TV atau semacamnya.
Itu semua ulah Dad.
Dad bilang, jika aku keluar dari ruangan ini, akan banyak media yang menggangguku.
Kalau begitu, kenapa harus mengajakku coba?
"Yeah, iam kidding gurl. And this it." kemudian Uncle Niall memberikan aku kotak berukuran sedang, berwarnakan biru dongker. "Sejujurnya, Uncle tak pintar dalam memilih barang. Akan tetapi, mungkin kamu suka dengan yang satu ini."
"Tentu saja, aku suka. Thank you somuch, Uncle." kataku dengan memeluk tubuhnya erat.
"You're welcome, Sweety."
*************
Harry POV
Pagi ini aku beserta Onedirection akan latihan vokal dengan Mr.Parker. Karena konser kami di indonesia hanya tinggal menghitung jari saja.
Oleh karena itu aku lekas mandi, lalu berganti pakaian.
"Fla, hari ini kamu order makanan saja ya. Daddy tidak sempat membuatkan makanan." teriakku dari arah ruang tamu menuju kamar Fla.
Terdengar suara air gemercik di dalam sana. Rupanya, Fla sedang mandi dan siap untuk berangkat sekolah.
Sementara aku sedang memasang sepatu, tapi dering di ponsel menghentikanku.
"What time is it, Curly?" teriak seseorang di seberang sana. Pun aku menaruh ponsel ini di telinga, kemudian di apit dengan sebagian pundakku.
"Its definately 9 am, Beard." jawabku sambil cengengesan.
"Dan latihan vokal di mulai jam 8 pagi, sementara kau masih di rumah? What the fucks going on?"
"Calm down, My Payne Beard. 5 menit lagi aku sampai, Okay?"
"5 menitmu sangatlah berbeda daripada yang lainnya bukan?" balasnya sarkastik. Aku pun hanya tertawa, dan mulai mematikan sambungan telephone dari Liam.
Hanya butuh sentuhan terakhir untuk menyelesaikan pemasangan sepatu di kaki-ku. Dan yap. Selesai juga. Kemudian aku mengambil kunci di atas nakas, lalu pergi ke bassement untuk mengambil mobil.
Mobil Mini Cooper keluaran terbaru sudah terlihat jelas di depan mataku. Oleh karena itu, aku langsung memencet tombol buka, lalu mulai masuk ke dalamnya.
Tak beberapa lama, aku sudah sampai di sebuah Studio Music milik Mr.Parker.
Beliau sangat lihai dalam melatih para penyanyi. Tak hanya itu, ia juga mampu bermain semua alat musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy Styles
Fiksi PenggemarPerhatian!! Cerita ini sebagian di private. Apabila ingin membacanya silahkan follow akun saya terlebih dahulu. Rated (17+). ********** Menjadi seorang ayah tidaklah mudah. Semenjak istriku meninggal beberapa tahun yang lalu, aku di haruskan untuk m...
