Harry POV
Setelah Kendall masuk kedalam mobil, pun aku mulai men-starter mobil lalu menjalankannya dengan kecepatan sedang.
Kendall dan Fla sedang duduk di belakang. Sementara aku tentunya di bagian kemudi.
Sial.
Kenapa aku terlihat seperti supir untuk mereka?Dan-sebenarnya yang Bos disini itu Aku apa Kendall sih?
Betul-betul menyebalkan, si gadis tukang pengumpat itu.
Heran betul aku.
Padahal dia seorang gadis yang memiliki wajah cantik -tetap masih cantikkan Selena kok-, tapi kenapa suka sekali mengumpat?Betul-betul aneh.
Tapi, aku tak mau ambil pusing.Tak lama, kami telah sampai di acara ini. Masih ada setengah jam untuk briefing sebentar.
Langsung saja aku turun dari mobil, lalu membukakan pintu untuk anakku dan juga Kendall.
My goodnes, sepertinya memang aku ini seperti supir pribadi mereka? Ckckck.
Kemudian kami bertiga melangkah menuju Room Artist.
Sudah ada mereka semua rupanya.
Diantaranya ada Louis yang sedang mendengarkan musik di headsetnya, Liam yang membetulkan letak rambutnya, lalu Niall yang-oh Goodnes!
Yang benar saja?
Masa pagi-pagi seperti ini dia sudah berciuman panas dengan Lilly?Dasar pirang tak tau tempat!
Kan kalau begitu aku juga mau-eh tidak tidak. Ah, bukan itu maksudku."Telat lagi, telat lagi. Dasar keriting tak tau malu!" Ledek Liam.
"Biarkan saja."
"Itu siapa?" Tanya Louis yang kini sudah melepaskan headsetnya. Kemudian pandangannya ke arah gadis di sampingku.
"Flaviandra Styles, anakku. Masa kau lupa?" Jawabku dengan bercanda, membuat Louis memukul kepalaku dengan kencang.
"Auw, sakit bodoh! Iya-iya aku bercanda. Perkenalkan semuanya, ini assistent baruku, Kendall Jenner."
"Hai Kendall, aku Louis." Sapa Louis.
"Aku Niall. Maaf tadi sudah panggilan alam untuk morning kiss pada istriku, hihi. Kenalkan, dia bernama Lilly."
"Hai, aku Lilly. Wife's of Mr.Horan hehe. Salam kenal, Kendall."
"Iya." Jawab Kendall dengan tersenyum.
Aku berbisik pelan di telinga Kendall, "Cih! Pakai senyum-senyum segala. Keluarkan umpatanmu coba kalau
berani."Dan dengan begitu, Kendall memberikan tatapan -Lihat saja nanti, kau akan kubunuh dan ku umpat sampai mati- yang berpura-pura tersenyum.
Aku hanya mendecih sekali lagi, karena tingkah Kendall yang tersenyum palsu itu.
"Aku Liam. Salam kenal ya."
"By the way, aku kira ini calon istrimu Harr. Abisnya, baju Kau, Fla, dan juga Kendall terlihat sama. Seperti Happy Family, kau tau?" Ledek Niall yang langsung ku lempari botol mineral.
Sementara Niall yang kesakitan, mulai bersikap manja kepada istrinya lagi.
"Sudahlah jangan banyak bicara. Mari kita take vokal sebentar." Kataku kepada mereka semua.
Take Vokal memakan waktu 15 menit. Kemudian, kami mulai persiapan untuk ke panggung.
Setelah di make up sedikit lagi, kami berempat siap untuk ke atas stage.
Terlihat banyak penonton maupun para fans disana.
Ku berikan senyuman terbaik untuk mereka semua.
Lagu yang kami bawakan pada hari ini ialah single kami, yaitu Drag Me down.
Satu persatu dari mereka mulai mengikuti nyanyian yang kami lantunkan.
All my life, you stood by me
When no one else, was ever behind me
All these light, they can't blind me
With your love, nobody can drag me downNo body
No body
No body can drag me downNo body
No body
No body can drag me downDan dengan itu, kami telah selesai membawakan lagu di On air pagi ini.
Louis sudah turun panggung, di susul dengan Niall, Liam, kemudian yang terakhir denganku.
Kami semua langsung kembali ke Room Artist. Sambil berjalan, beberapa kali aku memegang tangan fans yang sudah cukup baik meluangkan waktunya untuk menonton kami.
Setelah sampai di Room Artist, ku lihat ada seorang perempuan disana.
Ternyata perempuan itu ialah tunangan yang akan menjadi istriku nantinya.
"Darl, kenapa kau bisa ada disini?" Tanyaku tak percaya. Karena jujur saja.
Akhir-akhir ini dia banyak sekali Job. Baik Off maupun On air.
Kabarnya juga dia sedang menjalankan tour perdananya.
Jadi pasti ku yakin lagi sibuk-sibuknya."Kiss me before asking, Darl." Balasnya berpura-pura kesal.
Langsung saja aku mengarahkan wajahnya, lalu melumat bibirnya dengan pelan.
Sesudah melepaskan ciuman tersebut, ku dengar suara rengekkan dari Fla.
"Uncle!! Mata Fla mau sampai kapan di tutupnya, sih?" Sahut Fla yang ternyata kepada Liam.
"Sampai Daddy-mu tidak berciuman lagi." Jawab Liam tetapi sudah melepaskan kedua tangannya dari mata anakku.
"Kan Fla sudah besar, Uncle. Jadi Fla boleh dong liat yang begitu-begituan?"
"Begitu-begituan gimana, hayo?" Ledek Niall yang langsung ku berikan pelototan tajam.
"Jangan pelototi aku terus, Harr. Siapa suruh kau berciuman di depan anakmu? Suruh orang jangan seperti itu, tapi sendirinya malah kayak gitu. Dasar, Iuh." Sahut Niall lagi dengan nada Accent yang alay.
"Sorry, panggilan alam sih." Ucap Harry sarkastik pada Niall.
"Oh ya, Darl. Jadi, kenapa kau bisa ada disini?"
"Tentu saja aku mau bertemu denganmu, Darling. Karena besok aku mau tour ke Japan, jadinyalah hari ini aku menyempati untuk datang bertemu denganmu."
"Thank you, Darling. Wanna some food?"
"Sure." Jawabnya pelan.
Kemudian, ku panggilkan Kendall dengan kencang.
"What? Aku tidak sebudek itu." Balas Kendall kesal. Sambil merapihkan bajunya.
"Habisnya kau tidak mendengar sih. Oh ya, tolong belikan Salad sama orange juice dong satu. Ini uangnya." Kataku dengan menyerahkan beberapa uang kepada Kendall.
"Baiklah. Ada yang mau titip lagi?" Tanya Kendall dengan mengedarkan pandangan ke arah yang lain.
Tapi masing-masing dari mereka menggeleng, tanda tidak mau pesan apa-apa lagi.
Oleh karena itu Kendall segera membalikkan badannya ke arah pintu keluar.
Tapi sebelum ia keluar, Fla berbicara,
"Aku ikut denganmu dong, Ken."
"Jika itu maumu, ayo saja."
"Tidak tidak, banyak orang di luar sana. Lagipula, kalau ada paparazi di luar sana bagaimana?" Kataku khawatir akan Fla.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy Styles
Fiksi PenggemarPerhatian!! Cerita ini sebagian di private. Apabila ingin membacanya silahkan follow akun saya terlebih dahulu. Rated (17+). ********** Menjadi seorang ayah tidaklah mudah. Semenjak istriku meninggal beberapa tahun yang lalu, aku di haruskan untuk m...