Author Pov
Mentari pagi perlahan mulai bersinar dari ufuk timur. Kota Seoulpun kini mulai sibuk dengan aktifitas sehari hari warganya. Meski hari ini adalah akhir pekan.
Tuan Jeon menyesap kopinya, sambil melirik bangku kosong di samping Jungkook.
"Apa Yunmi belum bangun"tanya tuan Jeon. Membuat Jungkook yang hendak menenggak minumannya terhenti seketika.
"Mungkin Yunmi masih tidur, inikan hari minggu" Sahut nyonya Jeon, berjalan memasuki dapur dengan setelan jas dokternya.
"Ternayata kau sudah bangun"ucap tuan Jeon begitu melihat anak gadisnya muncul.
Jungkook sedikit terkejut ketika melihat kondisi Yunmi yang tampak acak acakan. Ia dapat melihat mata bengkak Yunmi di balik kacamatanya. Membuatnya semakin merasa bersalah atas perbuatannya semalam.
"Maaf appa... aku melewatkan sarapan keluarga hari ini"
Yunmi menatap kedua orang tuanya dengan wajah bersalah. Iapun mendudukkan dirinya di samping bangku Jungkook.
"Chagi... apa kau sakit ?"tanya nyonya Jeon, saat menyadari suara Yunmi yang terdengar parau.
"Aku baik baik saja eomma... aku hanya kelelahan mengerjakan tugas matematikaku tadi malam"bohong Yunmi.
"Aigoo... bukankah eomma sudah mengatakan agar jangan terlalu memaksakan dirimu. Bagaimana jika kau sakit, padahal sebentar lagi kau akan mengikuti ujian kelulusan"omel nyonya Jeon.
"Maaf eomma, aku tidak akan mengulanginya lagi"
"Ya sudah... appa akan berangkat dengan eomma. Kalian baik baiklah di rumah"ucap tuan Jeon pada ke dua anaknya.
"Eomma berangkat"pamit nyonya Jeon melangkah pergi bersama tuan Jeon.
Setelah kedua orang tua mereka pergi. Yunmipun segera bangkit dari tempat duduknya.
"Noona"
Langkah Yunmi sempat terhenti ketika Jungkook memanggilnya. Namun yeoja itu kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga. Ia sama sekali tidak ingin menggubris namja tersebut.
Yunmi memasuki kamarnya dengan perasaan campur aduk. Ia pikir, ia akan baik baik saja ketika bertemu Jungkook setelah kejadian semalam. Pada kenyataannya, hatinya justru semakin merasa terpuruk ketika melihat wajah Jungkook.
Yunmipun meraih ponselnya yang berada di atas meja belajarnya. Dengan cepat jemari mungilnya mengirim sebuah pesan pada Jin.
Tidak butuh beberapa detik hingga ponselnya bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED U
Teen FictionSaat seseorang dengan berani mengatakan mencintai saja sudah cukup, bisa di pastikan bahwa ia sedang berbohong. Mungkin ia terpaksa menenggelamkan perasaannya yang sebenarnya, karena merasa tidak mungkin untuk bersatu. Karena tidak semua yang kita r...