matahari mulai bergerak menuju singgasananya menandakan hari baru saja di mulai.
Yunmi menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan senyuman di wajahnya.
"Yunmi... kau pasti bisa melewati ini semua.kau bukan yeoja lemah"gumam yunmi menyemangati dirinya.
yunmi memutar pandangannya kesetiap sudut kamarnya sambil menghela nafasnya pelan.kenangan kenangan manis yg ia alami di kamarnya kembali berputar dalam otaknya.
"Yunmi... sudah saatnya kita berangakat"seru nyonya jeon dari bawah
"Ne eomma"jawab yunmiYeoja itupun segera beranjak keluar kamarnya.namun langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar jungkook.
"Aku pasti merindukan tempat ini"gumam yunmi sambil tersenyum kecil.iapun segera beranjak turun menemui appa dan eommanya.
"Khaja kita berangkat"ucap tuan jeon melangkah pergi dengan istrinya.
"Ne..."jawab yunmi meletakkan sesuatu di atas meja makan lalu dengan cepat melangkahkan kakinya menyusul kedua orang tuanya.
Sementara itu jungkook hanya duduk termenung di atas sofa.
"Ya! Apa kau datang kembali ke apartemenku untuk kembali menjadi patung"ucap jin memukul lengan jungkook pelan.
"Aish... shikkuro"protes jungkook membalas pukulan jinJin berdecak kesal melihat tingkah jungkook yg kembali tidak sopan padanya.
"Ya! Panggil aku hyung,apa kau lupa peraturannya"ucap jin kesal
"Aish..."keluh jungkook mengacak rambutnya frustasi"Ya! Kau tidak sekolah hari ini"tanya jin duduk di samping jungkook
"Anio"
"Kau tahu hari ini hari kelulusan kami"
"Nan aro"
"Kau tidak ingin menemui noonamu"tanya jin yg hanya di balas gelengan dari jungkook
"Kau yakin..."tanya jin sekali lagi
"Aish... tidak bisakah kau membiarkanku tenang"protes jungkook kesal"Ck! Kau duduk menenangkan diri disini sementara kesempatanmu kau sia siakan"ucap jin
"Mwo"ucap jungkook bingung
"Kau yakin tidak akan menemuinya lagi... bagaimana jika ini adalah pertemuan terakhir kalian"ucap jin membuat jungkook terdiam."Berhentilah bertindak tolol... kesempatan tidak akan datang dengan sendirinya jika kau tak membuatnya"ucap jin menepuk pundak jungkook sebelum bangkit dari duduknya lalu melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED U
Teen FictionSaat seseorang dengan berani mengatakan mencintai saja sudah cukup, bisa di pastikan bahwa ia sedang berbohong. Mungkin ia terpaksa menenggelamkan perasaannya yang sebenarnya, karena merasa tidak mungkin untuk bersatu. Karena tidak semua yang kita r...