Eric POV
Aku tiba di apartemen Sam pukul 7 pagi tepat. Sam tidak tahu kalau aku telah tiba pagi-pagi sekali karena aku memberi tahunya untuk menjemputku di bandara pukul 10 pagi. Aku ingin memberi kejutan dengan kedatanganku sepagi ini karena aku tak ingin merepotkan Sam-ku dan aku sudah sangat merindukannya.
Ding...dong...
Kupencet bel apartemen ini beberapa kali. Tak lama kemudian pintu terbuka dan aku sangat terkejut melihat sosok pemuda yang tak pernah kukenal sebelumnya. Wajahnya sangat tampan, tubuhnya berlekuk-lekuk sempurna dengan keringat yang mengucur membasahi tubuh topless-nya. Rambutnya yang sedikit panjang menempel tak karuan di dahinya.
"Maaf apakah ini benar apartemen milik Pak Lambang?" tanyaku ragu-ragu. Yang benar saja, Sam tak mungkin memberiku alamat yang salah kan? Atau Sam sudah tahu niatku untuk mengejutkannya? Sial, kenapa aku yang malah terkejut seperti ini?
Pemuda itu masih terlihat mengatur nafasnya. "Astaga, apa yang baru saja dia lakukan? Apakah dia sedang bercinta dengan kekasihnya dan aku telah mengganggu mereka?" batinku masih menerka-nerka kondisi pemuda yang berdiri di depanku dengan hanya mengenakan celana boxer pendek.
"Siapa yang datang Ovan?" sahut seseorang dari dalam apartemen. "Ada seorang pria tampan sedang mencari Ayah mertuaku" kata pemuda yang ada dihadapanku.
Aku mulai berpikir, "kenapa pemuda ini bilang kalau Ayah Lambang adalah mertuanya? Dan tadi aku mendengar suara Sam dari dalam apartemen. Apa mungkin Sam mengkhianatiku?"
"Siapa namanya?" sahut seseorang yang ada di dalam lagi. Aku semakin yakin bahwa itu adalah Sam.
"Sam..." kataku sedikit berteriak. "Eric..." sahutnya. Sam terlihat buru-buru menghampiri pintu depan. Rambutnya masih basah dengan handuk kecil masih menggantung di lehernya. "What is happening?" pikirku mulai tak karuan. Apa mungkin Sam baru bercinta dengan pemuda tampan ini karena mereka sudah resmi menikah? Damn it.
Satu tinjuku reflek menghantam pipi pemuda yang ada dihadapanku.
Buuuggghhh...
Tubuhnya tersungkur di salah satu sofa di ruang tamu. "Ouch... Damn it. What is your problem, dude?" protesnya.
"Eric, kenapa kau meninju Ovan?" sergah Sam dengan tangannya kini menghalangi tubuhku. "Apa yang telah kalian berdua lakukan?" sahutku. Sam kaget mendengar pertanyaanku.
"Apa kau mengira aku dan Ovan melakukan 'hal itu'? Kau menyinggung perasaanku, Eric. Aku selalu setia menjaga cintamu. Aku tak akan mengkhianatimu. Dan Ovan hanya sedikit berolahraga. Dia berkeringat dan topless karena sedang melakukan push up, sit up, back up. Apa itu aneh bagimu?" kata Sam dengan nada meninggi.
"Lalu kalau kau tidak mengkhianatiku, kenapa pemuda itu memanggil Ayah dengan panggilan Ayah mertua?" pekikku tak mau kalah.
"Ya Tuhan, Eric. Kau sudah cemburu buta Sayang. Tolong kendalikan emosimu dulu. Aku bisa menjelaskan semuanya" kata Sam dengan nada yang pelan sambil menghela nafasnya. "Duduklah dulu, Eric. Ovan maafkan kekasihku ini, dia hanya cemburu buta". Pemuda bernama Ovan itu mengangguk kecil sambil mengusap pipinya yang telah aku tinju.
"Dia siapa?" tanyaku. "Donovan Alfarose, sahabat Radith dan Damian" jawab Sam. "Lalu kenapa dia memanggil Ayah dengan panggilan Ayah mertua?" tanyaku lagi. "Ovan cinta Radith sejak dia pertama mengenal Radith, jadi dia ingin menjadi menantu Ayah dan adik iparku. Tapi masih CALON" jawab Sam sambil memberikan penekanan pada kata CALON sambil melirik ke arah Ovan. Kulihat Ovan hanya bisa mendesah pasrah.
"Kau sangat kejam kakak ipar" cerca Ovan. Aku terkekeh mendengar ucapannya. "Apa yang kau tertawakan tuan tampan yang cemburu buta?" cibir Ovan. "Tidak, aku tak bermaksud menertawakanmu Ovan. Aku hanya setuju dengan ucapanmu bahwa kekasihku adalah orang yang kejam" jawabku. "Oh heeeiii. Kalau begitu kau tak akan mendapat jatahmu hari ini Eric" sahut Sam.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Little Brother
RomantiekSam, seorang pemuda tampan, pengertian dan sabar. Salah satu tipe orang yang sensitif pada janji, dia akan benar-benar marah saat ada orang yang mengabaikan janjinya. Eric, seorang eksekutif muda nan rupawan, dengan banyak kesibukan. Ia memiliki ban...