Chapter 1- Magnitudo

1K 37 3
                                    

Bagaimana rasanya jatuh cinta? Indah, bukan?

Lalu, bagaimana rasanya patah hati? Perih, bukan?

Satu yang membuat kau begitu patah hati dan putus asa oleh suatu hal, karena kau terlalu berharap, terlalu yakin bahwa hidup ada di bawah kendalimu.

Perlu kau ketahui, jika seberapa besar kau menaruh harapan, akan kalah telak dengan yang namanya takdir.

***[]

Aku berjalan ria menuju kelasku yang berada di ujung koridor. Aku bersyukur karena kelasku berada di depan perpustakaan.

Bukan, aku bukannya akan membaca buku. Di sana, 70% aku menghabiskan waktu istirahatku untuk melipat kertas origami. Di perpustakaan, aku akan membaca buku jika memang kertas origamiku habis.

Entah sudah sampai kapan, kini aku telah duduk di bangku perpustakaan. Aku tak melipat kertas hari ini, kertasku sudah habis. Aku juga tak membaca buku. Tapi aku, akan menulis. Menulis apapun yang diperintahkan oleh saraf motorik dan sensorikku untuk menggerakkan tangan di atas kertas yang berwarna biru.

Dear, kamu

Kau tau? Aku selalu menyebutmu di tiap untaian doaku.
Menceritakanmu pada Tuhan, aku memuji Tuhan, karna Ia telah menciptakan sosok sepertimu di dunia ini.

Memang, aku tak pernah berdoa pada Tuhan agar aku memilikimu, karna sekeukeuh apa, sekuat apa, sesering apa aku berdoa demikian, nyatanya aku tetap akan di kalahkan oleh takdir.

With love, Cinta.

"Heh, buat apaan, nih?" tanyaku pada diri sendiri. Tanpa berpikir lama, aku meremukkan kertas itu dan membuangnya di tong sampah.

Drrtt...drttt

Aku merogoh saku dan mengambil benda kecil yang semula tak berarti di hidupku. Namun sejak mengenalnya, aku akhirnya membeli benda yang disebut ponsel ini.

Askara: Lagi dimana?

Aku mengulum senyum dan dengan cepat menjawab pesan itu.

CintaPutri: Perpustakaan. Kakak ngga sekolah?

Askara: Males ah, dapet pelajaran Bahasa Mandarin aja jugaan

CintaPutri: Lho? Nanti di kasih Alfa baru tau rasa :v

Askara: Udah kirim surat izin. Kamu nengok deh ke belakang

Aku lalu menengok ke belakang, namun tidak ada siapa-siapa. Semua hening.

CintaPutri: Yeee malah dikerjain? Pfftt :v

Askara: Tengok ke depan sekarang

Aku mendongak untuk menatap ke depan. Seperti gerak slow motion, aku terus mendongakkan kepalaku hingga aku berhadapan dengan...

Bu Wakasek yang sering mantengin perpustakaan. Mampus, njir!

"Bianca Cinta! Cepat kemasi barang-barangmu dan masuk kelas!"

Toa Pak RT kalah dah sama suara Bu Wakasek alias Bu Ratmi. Super sekali...

Aku lalu berlari sekuat tenaga menuju kelas.

***[]

-----With(out) You-----

Tbc...

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang