Chapter 24- Cinta atau Sheen?

387 20 5
                                    

Cinta menatap permen kembang api yang Aska berikan. Cinta terus saja mengeluh hal yang sama. "Pft, kenapa aku menghabiskannya?" keluh Cinta.

Ai sampai bosan mendengar celotehan Cinta. Bagaimana tidak, Cinta memakan permen itu setiap saat, tapi ia juga mengeluh karna permen itu yang sekarang tinggal sedikit.

Cinta kembali melongok melihat kotak permennya. Di sana masih terdapat dua permen kembang api.

Cinta menghampiri Ai dengan membawa kotak permen itu juga. "Ambillah satu, Ai." ujarnya seraya menyodorkan kotak permen itu.

Ai menaikkan alis kirinya. "Sudahlah, makan saja. Kau satu dan aku satu," jelas Cinta.

Ai tersenyum dan mengambil satu permen itu. Kemudian Cinta juga ikut memakan satu permen terakhir.

Hmm, rasanya seperti berada di dekat Tuan Aska, batin Cinta.

"Aku pulang!"

Cinta dan Ai menengok ke arah pintu depan. "Aeeee!!" girang Cinta.

Ae bingung melihat ekspresi Cinta. "Aku tahu, dibalik senyumanmu, kau pasti sedang kesal,"

Cinta mengangguk membenarkan kata Ae. "Ya, permen yang Tuan Aska berikan kemarin, sudah aku habiskan." gumam Cinta.

Ae tertawa kecil. "Ohk! Bagaimana jika aku membawa kabar gembira dan buruk? Mau yang mana duluan?"

"Buruk duluan!" pekik Cinta.

"Hmm, buruknya, Nona Suzu telah berada di New York." jelas Ae.

Cinta tampak berpikir. "Siapa... itu Nona Suzu?"

"Suzuko Katsuko. Dia adalah wanita yang sangat menyukai Tuan Aska-mu. Dia bahkan berada di satu gedung apartemen."

Cinta cemberut. Wanita Jepang pasti cantik dan memiliki wajah porselain, batin Cinta. "Lalu... apa kabar gembiranya?"

Ae mengangkat tiga tas belanjaan yang ia bawa. "Ini permen pelangi, ini Sushi, dan ini sebuah gaun untukmu. Ohk! Dia juga memberikanmu ini,"

Ae memberikan tiga tas itu pada Cinta, juga sebuah kain berwarna biru muda motif kupu-kupu padanya.

***[]

Cinta membawa semua barang yang ia terima dari Ae kecuali Sushinya. Sushi Cinta letakkan di meja makan.

Gadis itu menatap dua tas belanjaan yang berada di tempat tidurnya. Pandangan Cinta jatuh pada kain berwarna biru muda itu.

"Bukan, itu bukanlah kain. Tapi itu semacam pembungkus surat," gumam Cinta.

Cinta buru-buru mengambil surat itu. Ia membuka tali surat itu di atas sebuah meja yang biasanya ia pakai untuk makan, menulis, dan lainnya.

Cinta membuka lipatan kain itu dan di tengahnya terdapat sebuah surat. "Dugaanku benar, ini sebuah surat,"

Cinta mengambil surat itu dan membacanya dalam hati.

Dear, Sheen

Kata Ae, kau tidak pernah keluar rumah, apa itu benar? Maka, aku mengajakmu untuk keluar besok malam. Kencan denganku besok malam, bisakah kau?

Jika kau mau, maka buatlah surat dan titip bersama Ae besok pagi saat ia bekerja, dan malamnya aku akan menjemputmu. Jika tidak, katakan pada Ae.

Jika kau mau, pakailah gaun yang sudah aku berikan padamu besok malam.

Jangan lupa, makanlah Sushi yang aku berikan, juga makanlah permen pelangi yang aku berikan khusus untukmu.

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang