Chapter 30- Belenggu Waktu

329 27 4
                                    

Ae memasuki kamar Cinta dengan hati-hati. Ia melihat Cinta tidur membelakangi arah pintu. Entah gadis itu sudah tidur atau belum.

Ae perlahan mendekati Cinta. Ia menyentuh pundak Cinta. "Sheen," panggilnya.

Cinta menoleh ke arah belakang. Ia lalu merubah posisi menjadi duduk berhadapan dengan Ae. "Hm?" gumam Cinta pada Ae.

Ae menyerahkan sebuah surat pada Cinta. Gadis itu mengernyitkan keningnya, namun menerima surat itu. Cinta sedikit terlonjak kaget ketika surat itu berlogokan dan bercap Askara's Group.

Buru-buru ia membuka surat itu. Cinta membaca detail tiap kalimat yang tercetak di surat yang sedang di pegangnya. Cinta tersenyum, itu adalah sebuah surat penerimaan karyawan baru.

Cinta menoleh ke arah Ae. "Ya, itu adalah sebuah surat undangan untuk penerimaan karyawan baru. Surat ini terkirim hingga Jerman dan Belanda. Jika kau ingin mengikuti seleksi karyawan baru, kau bisa katakan padaku." jelas Ae.

Seleksi? batin Cinta. Hatinya menciut kala mendengar kata seleksi. Mungkinkah ia untuk lolos?

"Ae, aku takut," cicit Cinta seraya menunduk.

"Tak apa, biasanya Bastian yang akan menerima karyawan-karyawan baru di perusahaan. Dia yang akan menyeleksinya dengan Raffael dan dibantu dengan Rangga."

Rangga? batin Cinta.

"Siapa... itu Rangga?" tanya Cinta pelan.

Ae tersenyum. "Dia adalah saudara Aska."

"Kakak atau adiknya?" tanyanya lagi.

Ae menggeleng. "Aku tak tahu, dan tidak ada yang tahu,"

Cinta heran. "Aih, kenapa bisa begitu?"

Ae menyentil dahi Cinta. "Cerewet!" Cinta meringis mengusap dahinya. "Kudengar, mereka saudara tiri yang lahir di hari yang sama, entahlah." lanjutnya.

Cinta manggut-manggut. Tiba-tiba saja, kepalanya terasa pusing. Cinta spontan menyentuh pelipisnya. Sakit kepalanya selalu saja kambuh di saat ia ingin memikirkan sesuatu.

Ae gelagapan melihat Cinta menyentuh pelipisnya. "Cinta, kau baik-baik saja?"

Cinta mengangguk mengiyakan seraya menepis pelan tangan Ae. "Aku baik-baik saja,"

Ae khawatir melihat Cinta yang sedari tadi mengernyitkan dahinya menahan rasa sakit kepalanya. Cinta memijit pelipisnya guna menghilangkan rasa sakit kepalanya.

***

"Kau memanggilku?" tanya Ar pada Aska.

Aska mengalihkan tatapannya dan mendongak ke arah Ar. "Ya, berikan aku laporan tentang penerimaan karyawan baru," pinta Aska.

Ar mengernyit. "Tapi dokumen laporan penerimaan karyawan baru ada di tangan Rammel,"

"Kalau begitu panggilkan Rammel,"

Ar menghembuskan nafasnya keluar dari ruangan Aska. Laki-laki dengan tinggi setara dengan Aska itu memasuki ruang Galileo, bilik 01, dimana itu adalah ruangan Ae.

Ar langsung saja memasuki ruangan Ae. "Kau dipanggil Aska,"

Ae mendongak dan langsung menganggukkan kepalanya. "Bawa dokumen laporan penerimaan karyawan baru," tambah Ar lagi.

Ae mengangguk kembali. Ia lalu membawa ratusan kertas yang tak lain tak bukan adalah calon karyawan baru yang akan di seleksi nantinya. Ae memasuki ruangan Aska setelah sebelumnya ia mengetuk pintu.

Ae langsung meletakkan dokumen itu di meja Aska. "Ini laporan calon karyawan baru, jumlahnya ada 201 pelamar yang sudah lulus seleksi nilai. Tinggal beberapa tahap seleksi lagi, Tuan."

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang