Chapter 23 - Kedua kalinya

415 22 2
                                    

"Bagaimana perasaan Anda dengan menjadi seorang CEO muda yang sukses?"

"Apakah Anda mempunyai sebuah motivasi hingga sesukses ini?"

"Seberapa sibuk diri Anda?"

"Bagaimana cara Anda membagi waktu dengan bekerja dan kuliah?"

"Apakah Anda sudah mempunyai tambatan hati?"

"Benarkah, jika Anda memiliki hubungan dengan sekretaris kedua Anda?"

Suara-suara wartawan terdengar keras. Aska yang tadinya hendak melihat 'sesuatu' di belakangnya kini harus kewalahan karena adanya wartawan yang datang secara tiba-tiba dan mengrubuninya.

"Hei, mundur sedikit. Beri jalan!" tegas Ar pada para wartawan itu.

Aska terbengong tanpa mempedulikan sekitarnya. Perasaan apa tadi, batinnya masih bertanya.

Cinta membulatkan matanya ketika melihat segerombolan orang membawa camera juga membawa sebuah benda yang biasanya di pakai untuk shooting. Cinta tak tahu benda apa namanya yang jelas di belakangnya kini terdapat wartawan yang jumlahnya tak sedikit.

Cinta menatap nanar ke bawah. Ia meremas baju di bagian dada kirinya. Rasanya masih sakit dan seperti di tusuk ribuan jarum.

Tadi itu apa, batinnya.

"Ohk! Ada apa itu?" tanya Ai terdengar seperti gumaman.

Ae menatap tajam segerombolan orang itu, kemudian ia menggeleng. "Itu adalah Aska, Bastian dan Raffael."

Cinta melebarkan matanya. Ia lalu menarik lengan Ae menuju ke arah orang-orang itu. "Mari kita ke sana!"

Ae menggeleng cepat dan balik menarik lengan Cinta. Cinta memberontak dan berusaha melepaskan cengkraman Ae. "Tidak!" tegas Ae menolak permintaan Cinta.

Cinta berhenti memberontak dan cemberut dengan wajahnya yang memerah karna sedih. "Mengapa... tidak boleh?"

Ae menjadi iba. "Kau tidak akan mengerti." ucapnya halus.

Cinta menggeleng lemah. "Apa karena... gosip tentangmu dan dia? Apa karena kau menyukai dia juga? Maka dari itu kau tidak mengijinkanku bertemu dengannya?" tanyanya dengan suara lirih.

Ae menggeleng cepat. "Apa kau ingat tentang 'Askara Cinta'? Jadi berhentilah mengatakan jika aku menyukai dia."

Cinta mengangguk lesu.

"Karena ini bukan takdirmu bertemu dengannya." ucap Ai.

Ae dan Ai melihat Aska melongok menatap ke arah mereka. Ai dan Ae segera menarik Cinta untuk berlari.

Cinta berlari dengan tangan kanan ditarik Ae, dan tangan kiri ditarik Ai. "Adakah Askara Sheen?" tanya Cinta di sela-sela lariannya.

"Kurasa tidak." jawab Ae membuat Cinta cemberut dan mukanya di tekuk.

***[]

Petikkan-petikkan dawai memenuhi seisi ruangan kamar Cinta. Ia jadi teringat cerita tentang dawai ini. Dimana di sana terselip sebuah cerita Boya dan Ziqi.

Boya dan Ziqi adalah dua elemen yang saling terkait. Jika Boya memainkan dawainya dengan simfoni lautan, maka Ziqi dapat membayangkan dirinya berada di tengah lautan dengan harum air asin juga hembusan angin laut.

Pelan, lembut dan lirih.

Ketiga kata itu mewakili suara dawai yang tercipta dari petikkan-petikkan yang Cinta hasilkan.

"Dengarkan aku, tidak peduli apapun yang terjadi, tidak peduli seberapa putus asanya, berjanjilah padaku sekarang, jangan pernah tinggalkan aku, tetaplah bersamaku."

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang