Chapter 20- Nama Baru

365 22 4
                                    

Hujan gerimis membawa suasana lebih dalam hari ini. Embun-embun yang tercipta membuat seorang gadis tak tahan untuk tidak menggambar di jendela kamarnya.

Ia tersenyum, kata 'love' yang ia tulis entah kenapa membuatnya senang sehingga senyumnya pun mengembang seperti ini.

Ai memasuki kamar gadis itu. Gadis yang memakai gaun semata kaki berwarna biru dengan ribuan swarovski crystal di tiap untaian gaunnya.

Ai terkejut melihat gadis itu menulis kata 'love' di kaca jendelanya. Suasana kota Wuhan, yang memang lembab dan juga dingin membuat kaca-kaca jendela menjadi berembun.

"Nona,"

Gadis itu membalikkan badannya. Saat melihat kedatangan Ai, gadis itu langsung tersenyum dan mendekat ke arahnya. "Ai, akhir-akhir ini hujan terus, ya?"

Ai tersenyum lalu mengangguk mengiyakan.

Ae melihat Ai dan gadis itu akrab kembali. Ae telah bekerja keras dalam membujuk Axe, ayah Cinta.

***[past]

"Apa maksud Anda?" tanya Axe tak paham dengan maksud Ae.

"Saya bisa menyelamatkan Cinta, tapi saat ia selamat, maka Cinta akan pergi bersama saya," ucap Ae.

Tubuh Axe menegang. "Kalau begitu, pergilah, aku tak butuh pertolonganmu!"

Ae semakin bingung. "Baiklah, dan lihat saja kematian Cinta. Tuan, penyakit Cinta sebentar lagi akan menggerogoti dirinya. Biarkan Cinta hidup bersama saya, dan ia akan tetap hidup, juga dia akan aman."

"Apa maksudmu aman?"

Ae tersenyum ketika mendapatkan kembali perhatian Axe. "Jika saya memberikan obat ini, dan Cinta tetap berada di sini, maka Cinta akan sembuh, namun akan ada 1001 cara lainnya yang akan membunuh Cinta."

Axe mempertimbangkannya. "Lalu aku harus bagaimana?"

"Berikan obat ini pada Cinta, malam ini, obat ini akan bekerja. Besok paginya, Cinta sudah pulih namun harus tetap istirahat. Saya mau, besok Anda buat berita seolah-olah Cinta sudah meninggal, dengan begitu, orang yang ingin menyakiti Cinta, akan merasa lega dan tak akan mencari Cinta lagi."

"Kau yang akan membawa Cinta kami?"

Ae mengangguk. "Aku akan membawanya ke Tiongkok, tempat Bibi dan saudaraku tinggal. Aku juga akan mengajak Ai."

"Lalu sekolahnya?"

"Kami akan sekolah di sana, Tuan siapkan saja surat pindah secara diam-diam. Kami akan sekolah di Wuhan, di sana ada kelas khusus pendatang."

"Lalu, berapa lama Cinta di sana?"

"Takdir yang menentukan. Juga, efek dari obat ini ikut campur tangan."

Axe mengerutkan keningnya. "Efek?"

Ae mengangguk. "Meminum obat ini, dapat mengembalikkan fungsi saraf otak yang awalnya tak dapat merespon apa-apa. Karna pengembalian fungsi ini, maka sebagian besar, hingga seluruh ingatan akan terhapuskan. Jangan khawatir, efek hilang ingatan ini akan hilang dengan sendirinya selama satu windu. Di beberapa kasus, kebanyakkan orang mendapatkan kembali ingatannya di tahun ke-20 setelah meminum obatnya."

Axe memejamkan matanya. "Apa itu jalan terbaik?"

"Semua keputusan ada di tangan Anda, Tuan. Cinta memiliki kesempatan hidup, Anda harus ingat itu," ujar Ae.

Axe mendongak dan menatap Ae. "Aku percayakan Cinta padamu."

Ae tersenyum lega.

***[back]

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang