Chapter 11- Makan malam

392 26 3
                                    

Aku hendak bertanya lagi, namun handphone Kak Aska bergetar menandakan ada panggilan masuk.

Aku melongok ke arah ponselnya, dan dia malah menjauhkan ponselnya.

Ia lalu beranjak dan menuju balkon kamar.

Sepertinya ia telfonan deh, hmm....

Aku beranjak dan pergi dari kamarnya. Dikacangin jugaan, pfftt. Lebih baik aku membaca buku atau apa saja yang membuatku tak jenuh.

***[]

Aska terkejut ketika melihat nama 'MAMA' di layar ponselnya yang berdering.

Ia segera mengangkat telfon dari Mamanya itu. Ia terpaksa meninggalkan Cinta yang sedari tadi menatapnya dengan pandangan 'ada apa, siapa, kenapa?' padanya. Karena ia tak mau bibir Cinta itu akan bertanya lebih banyak lagi.

Setelah berbicara cukup lama, akhirnya Mamanya memutuskan telepon. Aska membalikkan badannya dan sedikit terkejut mengetahui jika Cinta tak ada di kamarnya.

Pfftt, kemana tuh anak, batin Aska.

***[]

Aku merebahkan diriku di kasur. Huft! Hari penuh kejutan. Bayangkan saja, Kak Aska mempunyai saudara tiri dan saudaranya jahattttt.

Masa iya Kak Aska dikirim ke New York, dan Kak Aska mau-mau aja? Bego di pelihara.

Huft! Sabar....sabar.

Aku mengambil buku matematika dan mencoba menyelesaikan salah satu soal di kaji latihan.

Kok tumben susah, ya. Eh, pangkatnya dibawa ke depan atau tinggal kali aja? Di kali atau di jumlah pangkatnya, batinku nyerocos sendiri.

Tak fokus, aku memutuskan untuk menukar matematika dengan biologi. Dan inipun sama.

Fungi sama jamur sama atau beda, ya? Hmmm... Monera sama Protista itu siapanya Eubacteria? Njir, ini Aristoteles yang mengemukakan dua kingdom yak, batinku lagi.

"Arghhh!" geramku mengacak-acak rambutku sendiri.

"Kalau tidak konsen, ya jangan dipaksakan."

Aku terkejut dan membalikkan badanku. Benar saja, Kak Aska sedang tiduran dengan mata terpejam dan tangan sebagai bantalannya.

Pffftt, aku lupa kalau kita saling tukar kunci duplikat apartemen, batinku.

"Kakak! Ih, kalau mau masuk, ya ketok pintu dulu."

"Ngga ah!"

Kalau sudah begini mah susah. Orang gila aja bakalan susah ngomong sama Kak Aska. Jalankan ngomong, deket aja pasti kaga tahan.

"Ngapain, Sayang?" tanyaku padanya.

Geli banget ngucapin kata 'sayang', kebetulan jadian udah jalan lima bulan, jadi apa salahnya bilang 'sayang'?

Saat aku mengucapkan kata itu, Kak Aska langsung melek dan beranjak dari tidurannya menuju duduk.

"Hehehe, tumben panggil 'sayang'?"

"Mau dipanggil apa emangnya? Otong? Supriman? Sukirman? Sujiman? Sukijan? Banyak pilihan."

Kak Aska diam dengan raut wajah seperti anak kecil yang lucu. Hadeh, jadi pengen punya duplikatnya Kak Aska deh. Oops!

"Lupakanlah, jadi gini. Tadi Mama telfon,"

Oh, tadi Mamanya yang telfon, batinku.

"Nah, Mama nyuruh Kakak pulang ke rumah, cuma untuk makan malam,"

Yah, artinya kita ngga jadi dinner dong, hiksss, batinku lagi.

"Dan aku ngajak kamu supaya ikut sama aku nanti malam."

Oh, diajak toh.

Hmm....

Diajak, hmm...

Tar deh...

Saya diajak?

Seriously?

~We.... are the champion... aheeee~

Plakkk!

"Apa!? Aku diajak?!"

"Iya, kenapa? Kamu ada banyak tugas? Ntar pulang dari dinner Kakak bantuin buatnya."

"Ngga.... maksudku, emm, ntar Mama sama Papanya Kakak marah waktu aku.... datang/?"

"Ngga bakalan, Mama yang pengen ketemu kamu."

Ada rasa bahagia... huh kayak ada manis-manisnya gituh #korban iklan.

"Emmm... aku takut, nanti Mama Kakak sama aku ngga cocok."

"Ngga cocok gimana? Yang pacaran kita, Sayang."

"Bukannya gitu, aku takut, Mama kamu suka Beng-beng dingin, sedangkan aku, Beng-beng biasa."

"Astajim, Cinta!"

Wkwkwk, maafkan Hayati, Kanda Askara :v

***[]

Huh, setelah perdebatan tadi, akhirnya sidang konfrensi Aska-Cinta dapat diselesaikan.

Aku mengenakan gaun yang Kak Aska belikan untukku. Gaun berwarna putih selutut dan tanpa lengan.

Oh! Aku merasa seperti Whiterella (di adaptasi dari Cinderella :v).

Aku merasa perempuan....

I feel... oh, beauty beauty beauty.

Anjay, yang tadi jangan di respon. Itu suara kaca yang mencoba untuk mengejekku. Padahal aku lagi tegang, Tanteh.

"Sayang, kamu udah selesai?"

"Bentar, jangan masuk! Awas Kakak masuk,"

"Iye,"

Atur nafas.... hembuskan...

Dan.......

Dan......

Dan......

Aaaaaaaaakkkkhhhh! Dan tbc oleh author :v

***[]

=With(out) You=

Maaf, ngga bisa panjang. Jadi, chapter 12 dst, akan ada perombakkan sedikit dan juga pengenalan cerita dari chapter 12 hingga seterusnya.

Yaitu;

- POV akan menggunakan Sudut pandang penulis.

- Tiap chapter pasti sedikit.

- Karakter Cinta dari manja perlahan dewasa. (Karena umur Cinta sekarang 16 tahun, jadi pola pikir dan tingkah laku Cinta akan terus mendewasa. Ngga selamanya dia bocah. Jadi, Chapter 12 udah mulai.)

- Paling lama update seminggu sekali. Tapi sekarang kayaknya bakal lebih dari seminggu.

- Kata bijak akan terlihat di chapter 12 dst, karena mereka sudah sama-sama beranjak dewasa.

- Ngga kepikiran mau nulis apalagi, kalau ada yang kurang dari pernyataan ini, pasti akan aku tambahin lagi.

- Sekian, terima kasih.

Salam, Alders~

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang