Chapter 38- Segala Cerita

541 23 12
                                    

"Sebelum Nona mendengarkan kisahmu sendiri, lebih baik Nona mendengarkan kisah orang-orang di sekelilingmu,"

"Maksudmu, Ai?"

Ai tersenyum. "Ae. Apa kau tahu, siapa laki-laki yang di cintai Ae?" Cinta menggeleng. "Tentu saja, laki-laki yang kau cintai,"

Cinta tergelak sekali lagi. "Aska? Dia menyukai Aska?" Ai tersenyum. "Sejak kapan?"

"Sejak ia mulai membaca masa lalumu," katanya mulai menerawang. "Saat ia melihat betapa besar cinta Aska padamu, dan ia merasa ingin dicintai seperti itu,"

Cinta terkejut. "Jadi, aku benar-benar Cinta?" gumamnya lebih pada diri sendiri.

"Karena itulah Ae berusaha keras agar ia diterima di perusahaan milik Aska. Kau tahu,' kan betapa kayanya keluarga besar Canbia? Yang seharusnya, sebagai anak tunggal, Ae tidak perlu bekerja. Atau dia boleh mengambil salah satu cabang perusahaan ayahnya di Tiongkok, Hongkong, London, maupun Seoul." Ai menghirup nafas sebentar.

"Tapi, setelah menyelesaikan masa sekolahnya, Ae memutuskan untuk pindah ke New York, dan mencari university di sini. Karena apa? Karena ada Aska di kota ini-"

"Tunggu, tunggu. Bagaimana Ae bisa tahu kalau Aska ada di Amerika?" Cinta mengernyit bingung. Tapi, ia kemudian sadar, Ae berkelebihan.

Ai menggeleng, seakan tahu apa yang Cinta pikirkan. "Tidak. Dia tidak membaca. Dia tahu karna dia tak sengaja melihat Aska tampil di salah satu channel tv Amerika. Ia melihat jika Aska sudah sukses, tapi ia pernah bergumam padaku- tentang tatapan matanya yang masih menyiratkan pedih kerinduan."

Ai melanjutkan. "Karena itu juga, ia kuliah dengan rajin, dan lulus lebih awal dari dirimu. Ia kemudian berusaha keras agar diterima dengan terbuka oleh perusahaan Aska. Dan, boom! Dia sangat senang saat di terima."

Cinta diam. "Sudahlah, aku tak ingin mendengarnya lagi,"

"Ceritanya memang sudah habis, Nona Murung!" Ai terkekeh.

"Lalu bagaimana denganmu? Kau harus kisahkan hidupmu!"

Tidak. Ai tidak akan menceritakan kisahnya pada siapapun. Tentang bagaimana ayahnya menikah lagi, mencampakkan ibunya, kemudian mengancam ibunya di pengadilan, dan bagaimana ibunya meninggalkannya.

"Ai," rengek Cinta. "Kumohon," dia memelas.

Apa salahnya jika ia memberitahu Cinta? Karena Ai takut, Cinta tak akan percaya dengan kisah hidupnya sendiri, yang bahkan serumit ia menghitung gemintang di angkasa raya.

"Saat itu," Ai mulai menerawang. "Aku masih berumur lima tahun."

***

Aku menatap mama yang sedang menangis keras meraung-raung pada pria di hadapannya- ayahku. Tidak. Aku tidak akan mengakuinya lagi sebagai ayahku. Dulu kami miskin, tapi saat sukses, ayah terlena dan lebih memilih kehidupan hingar-bingarnya. Melupakanku dan mamaku.

Dia yang sangat kusesalkan, bernama Keanu. Ayahku. Dulunya ayahku. Mantan ayahku. Bagaimana bisa dia menuduh isterinya sendiri telah melakukan percobaan pembunuhan kepadanya? Yang ada, dia mencoba membunuh kami pelan-pelan. Keanu-bajingan itu, memberi mama sebuah pil, yang katanya adalah vitamin. Tapi apa? Itu adalah pil penggugur kandungan. Ya, mama tengah hamil dua bulan.

See? Siapa pembunuh sebenarnya?

Hingga suatu ketika, pria bajingan itu mengajak jalangnya ke rumah. Lihatlah, bahkan jalangnya sudah memiliki putra sebaya denganku. Hebat. Bajingan ini memang hebat.

"Tife, ini Bella, isteriku. Dan ini putra tercintaku, Bastian Marvel Pramudana." katanya dengan senyum sinis.

Aku bahkan berbalik tersenyum sinis saat Bastian tersenyum manis padaku. Aku yakin, sejak itu aku tak sengaja jatuh ke dalam pesonanya. Seorang pria gagah, tampan, dan baik hati yang sekarang kukenal dengan Ar.

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang