Chapter 15- Dibalik Origami Cinta

524 21 6
                                    

Cinta memasuki kamar apartemennya dengan perasaan kacau. Apa ia harus bertahan dengan Aska? Apa jalan terbaiknya adalah perpisahan?

Andai saja, setiap ia bertanya, maka Tuhan akan selalu menjawab. Andai, setiap ada masalah, Tuhan selalu membantunya.

Tapi bukankah, Tuhan membantunya?

Buktinya, dulu ia sangat mencintai Aska. Tapi, dua minggu setelah kejadian bertemu, Aska berkata jika....

***[]

Cinta dan Aska memainkan permainan truth or dare. Dan sekarang, Aska lah yang kena dan kebetulan ia memilih truth.

Cinta berpikir keras seraya mengetuk-ngetukkan jarinya di dagunya. Ia berpikir jika kesempatan tak datang dua kali, maka ia akan bertanya yang terbaik untuk keperluan dirinya.

"Seperti apa tipe gadis yang Kakak suka? Hmm?"

Aska tampak berpikir sebentar. "Yang dewasa,"

Cinta merenungkan dirinya sendiri yang tampak seperti bocah ingusan. Baik kelakuan dan dari segi wajah. Ia akhirnya berkeinginan untuk menjadi dewasa.

Aska melanjutkan kata-katanya. "Yang tinggi, sejajar denganku,"

Cinta kembali melihat dirinya dalam khayal. Tingginya hanya sebatas dada Aska, tak lebih tak kurang. Hati Cinta menciut. Apa ia harus membeli obat peninggi?

Aska kembali berujar. "Yang ramping, cantik, manis dan,"

Cinta menelan salivanya sendiri. Apa dirinya bisa dikategorikan sebagai ramping, cantik, manis?

"Dan?" desak Cinta.

"Dan walau gadis itu tak bisa melengkapi kelima itu, maka ia cukup membuatku merasa nyaman dan dicintai, itu saja."

Cinta menghela nafas lega. Pikirnya, ia harus membuat Aska nyaman dan merasa di cintai oleh dirinya, bagaimanapun caranya. Tapi, apa hanya ia saja yang akan mencintai Aska?

Cinta kembali bertanya. "Tapi, apa Kakak tidak akan mencoba mencintai gadis itu? Hanya mengandalkan cintanya saja?"

Aska mengerutkan keningnya. "Sebenarnya, kau hanya bisa bertanya sekali saja. Tapi karena kau yang bertanya, maka aku akan menjawabnya."

Cinta mendekatkan dirinya pada Aska.

"Jika gadis itu mencintaiku setulus hatinya, maka aku akan mencintai dia setulus hatiku juga. Tak peduli berapapun lama waktu yang aku butuhkan untuk belajar mencintainya."

Cinta merasa ia seperti di lahirkan kembali. Ini kesempatan baginya.

***[back to laptop]

Cinta kembali ke alam nyata, ia merenungkan kejadian itu. Buktinya Tuhan membantunya agar ia bisa memiliki Aska. Dan itu terjadi, padahal ia tak dewasa, tinggi, ramping, cantik dan manis.

Dalam seleksi kelas akselerasi pun Cinta di bantu oleh Tuhan. Ia yang dulu sangat bodoh di pelajaran Matematika, kini mendapatkan kelas akselerasi.

Jadi, apa salahnya jika Tuhan mau menolongnya sekali lagi?

Baiklah, bagaimana jika sekarang berdoa? batin Cinta.

Gadis itu lalu mencangkupkan tangannya dan memejamkan matanya. Bibirnya tertarik ke atas menciptakan lengkungan indah. Senyuman.

Tuhan, aku mencintai hambamu yang bernama Rajendra Ardhan Askara, hamba mohon, jangan Engkau pisahkan kami, Tuhan.

Seberat apapun tantangan rintangan yang Engkau berikan pada kami, kami akan menjalaninya jika memang dibalik itu semua terdapat pesan darimu, Tuhan.

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang