Chapter 3- Bersamamu

574 30 1
                                    

Aku sedang asik-asiknya memainkan origamiku saat jalan melewati lapangan. Hari ini pulangnya dipagikan, jadi aku bisa main ke apartemen Kak Aska.

#Katanya lu pulang dipagiin? Sekarang mau ke rumah Aska, kan dia pulang jam 3 atau jam 4, lu gimana sih?

Ada yang berpikir gitu? Jadi, Kak Aska ngasih kunci cadangannya ke aku. Yeeee...

Karna asik senyum-senyum sendiri, tak sadar aku menabrak seseorang. Bukan aku yang nabrak, tapi emang tuh orang yang nabrak aku. Jadi, origami untuk Kak Aska jatuh dan diinjak sama siswa lainnya.

Aku merasa origami itu berharga, maka aku berusaha mengambilnya, tapi tanganku ditarik oleh seseorang yang mengharuskanku untuk pergi dari gerombolan siswa itu.

"Lo mau mati, ya? Udah tau ribuan siswa buru-buru pengen pulang, dan lo malah nunduk, lo mau mati keinjek, hah?"

"Ya, ngga sih."

"Ck! Polos amat, lo pulang sama siapa?" tanyanya galak.

Aku mengetuk-ngetuk daguku dengan jariku, seolah-olah berpikir keras. "Jalan kaki, hehehe."

"Malah nyengir, lo ikut gue mendingan. Dimana rumah lo?"

Aku kembali berpikir. "Aku mau ke rumah temen."

"Ya udah, rumah temennya dimana?"

"Dia tinggal di apartemen, bukan rumah."

"Ya udah, apartemennya dimana?"

"Di lantai 12, kalau ke sana harus naik lift."

"Maksudnya, alamatnya dimana, Coeg?"

"Ooo, di Fave Bold."

***[]

"Jadi ini apartemennya?" tanya Kak Rangga begitu melihat tampilan gedung itu.

Aku mengangguk. "Iya,"

Namanya Arangga Ardhan Pradiptha. Namanya ngga kalah bagus sama Kak Aska.

"Oh ya, sebagai ucapan terima kasih, ini untuk Kakak."

Aku menyerahkan bunga mawar origamiku padanya. Ia mengambilnya dan meletakkannya di dashboard mobilnya.

"Terima kasih,"

***[]

"Kamu kenapa di sini?" tanya Kak Aska dengan wajah lelahnya.

"Tadi pulangnya kepagian, jadi aku ke sini aja. Kakak mau sirup?"

Ia mengangguk tanda mau. Siapa tuan rumahnya dan siapa yang membuatkan minuman.

"Kakak mandi dulu. Nih." ucapku lalu menyodorkan segelas sirup jeruk yang ada di kulkasnya.

Ia meneguknya dan menghabiskannya. "Kemanisan," komentarnya yang membuatku tersenyum.

Ngga apa dapet komentar jelek, yang penting dihabisin dan itu something.

"Kakak kenapa pulang jam 2?"

"Bolos, soalnya jam terakhir kebetulan pelajaran ba--"

"Bahasa Mandarin." sambungku seraya memutar bola mata malas.

"Xie-xie," ucapnya yang artinya terima kasih. Mungkin terima kasih karna menyambungkan kalimatnya/?

Kak Aska lalu bergegas mandi, sedangkan aku menonton film. Film kesukaanku :v

"Because, you said's wrong
It's Leviosa not Leviosarrr."

Suara Hermione membuatku tertawa. Film anjer dah.

"Harry Potter, eh?"

Aku terlonjak kaget ketika mendapati Kak Aska sudah keluar dari kamar mandi, dan mengomentari filmku tiba-tiba.

Apalagi...

Dia. Hanya. Memakai. Boxer.

Oke, lebay, tapi untuk anak polos sepertiku itu sesuatu yang, errr, WOW!

Glek!

"Biasa aja kali, ya..."

Kak Aska lalu berjalan ke arah lemarinya dan mengambil kaos miliknya yang bertuliskan 'I'm free'.

Kak Aska lalu duduk di sampingku dan menyomot satu snack yang ada di tanganku. Itu snacknya dia sih...

"Kak?"

"Hm..."

"Apa hidup itu memang gudangnya cobaan?" tanyaku.

Kak Aska berpikir sebentar. "Kadang kita tidak tau kemampuan kita dalam menghadapi sebuah cobaan hidup. Tidak, sebelum kita mencobanya terlebih dahulu."

=With(out) You=

Tbc...

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang