Chapter 10- Ini kah?

372 27 13
                                    

Aku siap mendengar apa saja yang akan di jelaskan oleh Kak Aska. Sedangkan ia, mencoba untuk berpikir. Aku tau dia bingung.

"Ehm... kau mau aku menjelaskan dari mana?" tanya Kak Aska.

"Yang Kakak sembunyikan dariku."

"Dengar, aku tidak pernah menyembunyikan apapun darimu." ucapnya penuh penekanan.

"Well, bagaimana di mulai dengan kejadian di Mall, saat Kakak berbisik dengan Kak Rangga?"

Kak Aska tersenyum. "Sudah kuduga, kau akan bertanya tentang itu. Dengarkan aku, aku pernah mengenal dia. Kejadian di Mall itu, dia berbisik padaku jika dia akan mengambil apa yang sudah aku miliki yang bagi dia adalah miliknya."

Aku mengerutkan keningku. "Dia akan mengambil apa yang Kakak miliki yang menurut dia adalah miliknya."

Kak Aska mengangguk.

"Maksud Kakak, itu aku?" tanyaku lagi.

Kak Aska kembali mengangguk. "Ya, itu dirimu. Dia akan mengambilmu untuk dimilikinya, jika saja dia memang lebih tangguh untuk merebutmu."

"Karna itu Kakak menyuruhku untuk menjauhinya?"

"Iya, maafkan aku. Aku egois, tapi sumpah demi apapun aku tak akan membiarkan dia memilikimu. Maka dari itu..."

"Aku akan menjauhinya." ucapku menyambungkan kata-katanya. Kak Aska tersenyum dan menggenggam jemari tangan kananku.

"Lalu, kenapa Kakak memilih tinggal di apartemen? Maksudku, apa Kakak tidak punya, emm, keluarga?" tanyaku kemudian.

Kak Aska mencium jemariku dan tertawa kecil. "Dua anak yang lahir pada hari yang sama, tidak akan bisa tumbuh bersama dengan damai."

Aku terkejut. "Kakak mempunyai saudara kembar?!" pekikku.

Kak Aska menggeleng. "Aku mempunyai saudara tiri. Kami lahir di hari yang sama, bahkan jam yang sama. Kedua ibu kami begitu akur dan dekat, namun tidak dengan kami. Awalnya, hubungan kami baik-baik saja saat masih kelas 1 SMP, tapi selanjutnya, aku dikirim ke New York."

"But, why?"

Kak Aska menghela nafas pasrah. "Itu karna permintaannya pada Ayah."

"Dan bagaimana bisa Ayahmu menurutinya?"

"Saat kami lulus SD, Ayah berkata, ia akan mengabulkan satu permintaan anaknya yang paling ingin anaknya dapat."

Aku menerawang. "Dan... saudaramu telah memintanya? Dengan mengirimmu ke New York?"

"Ya. Tapi itu tidak masalah, asalkan ia bahagia dengan tidak adanya aku di rumah kami."

Aku mengangguk. "Jadi, Kakak masih punya satu permintaan itu?"

Kak Aska mengangguk. "Ya, aku belum menggunakannya. Dan aku akan menggunakannya tak lama lagi."

=With(out) You=

Tbc...

Maap pendek wkwkw, chapter 11 tak panjangin dah :v

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang