Chapter 25- Terlalu Sulit

422 20 4
                                    

Aska dan Cinta sedang makan malam di Me-n-u Caffe. Suasana canggung mewakili keduanya.

"Kau mau apa?" tanya Aska.

Cinta berpikir sejenak. "Apa saja asal tidak makanan dengan cumi-cumi."

Aska mendongak menatap gadis di hadapannya. Cinta juga tidak suka cumi-cumi, batinnya.

Mereka akhirnya sepakat memesan sup kepiting dan satu loyang Pizza Mushroom berukuran sedang. Juga minuman milk shake strawberry.

Selesai makan malam, Aska dan Cinta berjalan-jalan di belakang taman Caffe. Sinar Bulan menerangi perjalanan mereka.

"Sheen?" panggil Aska.

"Ya?" sahutnya gugup.

"Kau tahu, mengapa orang-orang mengiramu Cinta?" tanya Aska.

Cinta menggeleng. "Tidak, memangnya siapa itu Cinta?"

Mereka duduk di kursi taman berwarna putih itu. "Dia adalah kekasihku,"

Hati Cinta sangat sakit mendengar pengakuan itu. Ternyata Cinta itu kekasihnya, tapi kenapa semua orang mengira aku Cinta?

"Semua orang mengira kau Cinta karena kau sangat mirip dengannya. Bedanya Cinta menyukai origami dan tidak memakai kaca mata." jelas Aska.

"Memangnya, dimana Cinta sekarang?" tanya Cinta pelan.

Aska menunjuk langit. "Di sana. Ia meninggal, empat tahun enam bulan yang lalu,"

Cinta terkejut. Ia cemburu dengan orang yang sudah meninggal? Yang benar saja. Cinta menunduk serta menggigit bibirnya.

"Sudah cukup lama, mengapa kau tidak mencoba melupakannya?" tanya Cinta iba.

Aska menoleh ke arah Cinta. "It's hard, to forget someone, who gave you so much to remember." jawabnya.

Cinta menunduk. Ia merutuki kebodohannya, jelas-jelas Aska sangat mencintai gadis itu. Apa yang harus aku lakukan di saat aku sudah mulai mencintainya, batin Cinta.

***[]

Cinta dan Aska memutuskan untuk menghabiskan malam kencannya di kediaman Aska.

Saat ini, mereka tengah berada di ruang tengah rumah Aska. "Aku... ke belakang sebentar." ucap Aska.

Cinta mengangguk. Ia duduk di ruang tengah sendirian. Ar dan El memperhatikan Cinta dari belakang, tepatnya dari dapur.

Tak lama kemudian, terdengar petikkan gitar yang mengalun indah. Karena rumah ini sepi, jadi petikkan gitar itu sangat jelas terdengar.

Cinta membalikkan badannya. Ia terkejut melihat Aska duduk di sebuah kursi yang berjarak lima langkah dari tempatnya berdiri sekarang. Aska lah yang memainkan gitar itu.

Loving can hurt
Loving can hurt sometimes
But it's the only thing that i know
When it gets hard
You know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive

Aska menyanyi dengan santainya seraya masih memetik gitarnya. Cinta membulatkan matanya seraya menggigit bibirnya gugup.

We keep this love in a photograph
We mades these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen still

Cinta tertawa kecil melihat ada kegugupan di tiap gerak gerik Aska. Aska mengatur nafasnya sejenak lalu tersenyum pada Cinta sebelum melanjutkan nyanyiannya.

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang