BUAT SMUA PECINTA BEAUTIFUL MIND, SMOGA CHAPTER INI BISA SEDIKIT MENGOBATI RASA RINDU KALIAN.
HAPPY READING, YA'LL!!
XO,
RUTH
..............................................................................
MADELEINE'S POV
six years later
Aku melempar tasku dengan asal ke belakang mobil dengan lelah setelah berkerja seharian meliput kasus pencurian barang antik di salah satu museum di kota London. Aku memutar bola mataku ketika meregangkan tubuhku yang lelah.
Aku mengambil handphoneku dan menelepon Daniel. Aku sangat merindukan pria itu setelah kami lama tidak bertemu. Daniel menangkat handphonenya pada deringan ketiga. "Kukira kau sudah melupakanku," ujarnya dengan sinis pada sapaan pertama.
Tubuhku membeku ketika mendengar perkataannya. Aku membutuhkan lima detik untuk pulih dan meresap arti perkataannya. "Daniel.." ujarku dengan terkejut.
"Ada apa, Madeleine?" tanya Daniel dengan dingin.
Oh. Damn it. Daniel selalu memanggil nama panjangku saat dia sedang marah kepadaku. "Daniel, maafkan aku karena akhir - akhir ini aku tidak bisa meluangkan waktu banyak denganmu. Kau tahu perkejaanku..."
"Sangat menumpuk," ujar Daniel dengan nafas dalam. "Aku tahu Maddy kau adalah salah satu jurnalis yang sedang naik daun. Aku melihatmu beberapa hari yang lalu di berita televisi."
"Maafkan aku kalau selama ini kau merasa aku telah menghiraukanmu," ujarku merasa bersalah meningangat dua minggu terakhir aku cuek dengan keadaan Daniel. "Percayalah, aku tidak bermaksud melakukannya sama sekali."
"Aku berusaha untuk mengerti kesibukanmu, Maddy," ujar Daniel penuh penekanan di setiap katanya. Walaupun begitu, aku sedikit lega ketika Daniel sudah menggunakan nama panggilanku lagi. "Tapi, setidaknya kau harus luangkan sedikit waktumu untukku. Bukankah kau tahu sebentar lagi adalah musim pertandingan? Dan, sekali lagi kita tidak akan bisa menghabiskan waktu bersama. Lagi."
Aku semakin merasa bersalah ketika melupakan musim bertanding Daniel. Pria itu selalu berusaha meluangkan waktunya untukku walaupun dia sibuk di tengah latihan basket, sedangkan aku?
"Aku tahu. Sekali lagi, maafkan aku," ujarku semakin merasa bersalah.
"Bagaimana dengan keadaanmu?" tanya Daniel. Akhirnya, Ia mengubah topik pembicaraan yang berarti dia sudah memaafkanku. "Apakah kau sudah makan? Jangan lupa menjaga kesehatanmu walaupun kau sesibuk apapun."
Senyum kecil tercetak di bibirku mendengar perhatiannya. Begitulah, Daniel Davis. Walaupun, diluar terlihat seperti pria cuek dan menyebalkan tapi sebenarnya dia adalah pacar yang amat sangat perhatian. Aku masih tidak mempercayai kalau sewaktu dulu dia pernah mengatakan kepadaku kalau dia bukanlah pria yang romantis.
"Hmmm. Aku sudah makan sandwich tadi pagi dan susu tadi siang," ujarku berusaha mengingat menu makanku seharian ini.
"Maddy!" ujarnya dengan marah. "Kau harus makan dengan benar. Sekarang, pulang ke apartemen dan aku akan mengajakmu untuk makan di luar."
Aku tersenyum mendengar nada perintah dalam suaranya. Entah sejak kapan, Daniel mulai mengembangkan sikap bossy nya itu - mungkin, sejak dia menjadi kapten basket team nasional. Tapi, aku menganggap sikapnya itu sangat sexy.
*******
Daniel mengajakku makan di salah satu restoran yang biasa kami datangi. Seorang remaja muda mungkin berumur sekitar delapan belas tahun mendatangi kami dengan buku menu di tangannya. Aku tidak pernah melihat perempuan yang dari name tagnya itu bernama Bella. Mungkin, dia adalah pegawai baru karena aku tidak pernah melihatnya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mind (FINISH)
Teen FictionMadeleine Autumn murid pindah baru harus berhadapan dengan Daniel Davis yang playboy. Jika suatu ketika kedua orang ini ditemukan secara tidak sengaja. Daniel menganggap Maddy menarik saat mereka bertemu pertama kali. Sedangkan Maddy menganggap Dani...