CHAPTER 4

91.8K 4.3K 28
                                    

FEEL SO CLOSE BY CALVIN HARRIS>>

......................................................................................................................

MADELEINE'S POV

Damn. Sebenarnya ada apa dengan hari ini? Aku mengira segala sesuatunya akan menjadi lebih baik, setelah harus satu kelas dengan Daniel Davis. Lalu, semuanya memburuk karena kehadiran mantan – jalang – pacar Daniel, Cecilia Brook. Aku berpikir seberapa buruk lagi kejadian yang akan kulalui ketika mendapati kalung berhargaku hilang dari leherku dan aku tidak menyadarinya. Ya, aku harus siap – siap mendengarkan ledakan kemarahan dari Mom karena telah menghilangkan kalung turun – menurun yang sudah diwariskan dari grand grandma. Yang untungnya, Mom masih di luar kota dan baru akan kembali sepuluh hari lagi.

Dan aku sudah berpikir ini adalah hari paling sialku dalam seumur hidupku dan mungkin akan segera berakhir karena setelah club editor, aku akan pulang dan memilih untuk mendekam di kamar sampai hari ini berlalu. Tapi, bahkan club tidak membuatku mendapatkan keberuntungan. Ketika, Mr Dale yang merupakan penanggung jawab club editor memberiku tugas untuk meliputi seluruh kegiatan team basket. Ya, tapi yang paling buruk adalah Mr Dale menginginkanku untuk mewawancarai kapten team basket yang baru – yang ngomong – ngomong, aku baru tahu beberapa menit kemudian kalau kapten baru adalah Daniel Davis.

Aku tahu orang seperti Daniel Davis, dia tidak akan mau memberiku apa yang seharusnya dapat kulakukan dengan mudah. Dia pasti memberiku berbagai macam syarat tolol yang harus kulakukan agar dia mau kuwawancarai.

"Kamu dari team editor yang bertugas untuk meliputi ulasan pertandingan basket tahun ini?" tanya Daniel dengan wajah sumringah, membuatku ingin menamparnya.

"Ya. Dan, kau sebagai ketua team basket yang baru adalah bajingan pertama yang harus kuwawancarai."

"Waow. Sebentar. Sebentar!" ujar sebuah suara. Aku mengenali pria yang berbicara itu, bernama Nathaniel Allen. Sebenarnya, dia sangat imut dengan rambut pirang, mata abu – abu, kulit cokelat kemerahan karena sering terkena sinar matahari – kalau saja seluruh tubuhnya tidak tertutup dengan tato, dan telinganya ditindik anting – anting. "Aku akan pergi dari ruang ini. Sebelum terjadi pertengkaran suami istri," ujarnya dengan nada pura – pura merasa bersalah, sebelum akhirnya meninggalkan kami berdua.

"Jadi, kapan aku bisa mewawancaraimu?"

Daniel menatapku dengan pandangan menilai. "Besok. Tapi ada syaratnya."

Benar kan? Daniel tidak mungkin mau memenuhi permintaanku dengan cuma – cuma. Dia pasti meminta sesuatu sebagai gantinya. Ya. Ya. Untung saja, aku sudah menyiapkan diriku, dan tidak menampilkan wajah idiot terkejut di depan Daniel Davis.

"Apa? Sebutkan hargamu?' tanyaku dengan nada sakratis.

Daniel menatapku dengan tatapan bingung. "Apa kau marah karena aku meminta hadiah atas sebuah pengorbanan yang ku lakukan?"

"Pengorbanan? Kau menyebutnya sebuah pengorbanan?" tanyaku, tidak bisa menyembunyikan nada histeris di suaraku.

"Ya, aku harus mengorbankan sedikit waktu berhargaku untukmu," ujarnya dengan suara yang sangat menjengkelkan.

"Apa syaratnya?"

"Kau harus datang sebagai teman kencanku nanti pada pesta perayaan di rumah Cam."

"Maksudmu Cameron LeGross?" tanyaku mengingat salah satu teman Daniel. Ya, aku memang sempat bingung dengan lingkup pergaulan Daniel. Dia seorang jock sekolah yang bersahabat baik dengan seorang anak berandalan dan juga seorang anak menteri. Segalanya tentang dia sangat membingungkan. Dan untuk apa aku peduli dengan siapa dia bergaul?

Beautiful Mind (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang