DANIEL'S POV
Seringai tolol di wajahku tidak bisa menghilang walaupun ciumanku sudah berakhir tiga puluh menit yang lalu. Rasa lembut bibirnya di bibirku masih sangat terasa. Dan sekarang aku sudah ingin melakukannya lagi kepada Maddy. Tapi, aku ragu dia mau melakukannya lagi setelah aku melakukannya pertama kali.
"Hilangkan seringaimu yang membuatku ingin muntah, Bro!" ujar Simmon meninju pundakku. "Mau bercerita?"
"Hanya karena aku berhasil merebuat ciuman seorang perempun."
"Sebuah ciuman bisa membuatmu bertampang seperti orang bodoh?" tanya Simmon berusha menyembunyikan tawanya.
Aku berhenti tersenyum dan mencoba berpikir. "Tidak. Hanya karena ciuman itu berbeda."
Ini sangat aneh. Maksudku, ini bukan ciuman pertamaku. Ingat, aku adalah seorang playboy dan ciuman sudah sering kulakukan setiap saat. Tapi, ciuman yang kulakukan dengan Maddy terasa sangat berbeda. Ciumanku dengan Maddy seperti terasa tepat, sempurna, dan memabukan. Seperti, Maddy adalah sebagian jiwaku yang sudah lama kucari dan akhirnya aku menemukannya.
"Dude, apakah kau jatuh cinta dengan perempuan yang kau cium. Seriously. Walaupun, aku baru mengenalmu, tapi aku tahu wajah orang yang sedang jatuh cinta. Dan wajahmu adalah tipe orang yang sedang mabuk karena cinta."
Aku menyeringai kepada Simmon. "Aku jelas sedang tidak jatuh cinta dengan siapapun. Dan dia hanya perempuan yang lewat dalam hidupku," ujarku berusaha mengatakannya dengan percaya diri, walaupun hatiku sedikit takut. Benarkah aku jatuh cinta dengan Madeleine? Tapi, jika benar waktu yang diperlukan untukku agar jatuh cinta kepadanya sangat sebentar.
Coach Nigel meniup peluit, dan para anggota team semua berkumpul di tengah lapangan. "Hulk!" Aku berusaha tidak membutar bola mataku dan Mason berusaha keras tidak menyeringai ketika Coach Nigel memanggil kami dengan nama 'Hulk'. Panggilan itu berarti beliau sangat serius dalam latihan kali ini. "Minggu depan kita akan menghadapi pertandingan pertama dengan team lawan Olympous Real. Ya. Mr Wayd? Apakah ada sesuatu yang anda ingin katakan?"
Aku berusaha tidak menyeringai ketika mendengar nada tidak suka dari suara Coach Nigel. "Tidak, Coach. Saya hanya merasa Olympus Real hanyalah team kecil yang tidak pernah menang. Kita dapat mengalahkan mereka dengan mudah," ujar Luke dengan nada sombong.
Coach Nigel tersenyum. "Bagaimana menurutmu Mr Davis?"
"Menurut saya kita tidak boleh meremehkan Olympus Real, mungkin tahun ini team itu memiliki anggota baru yang kuat. Kita tidak boleh jatuh ke dalam lubang seperti yang dilakukan oleh team Trafalgar Regal. Mereka kalah karena mengira team kita adalah team yang lemah dan masuk final hanya karena keberuntungan."
Beberapa anggota team, seperti Mason, Simmon, dan temanku lainnya bertepuk tangan dang menjerit agak gila. Bahkan, Coach Nigel juga tersenyum dengan bangga melihatku. Hanya Luke dan kroninya yang melihatku dengan tatapan meremehkan.
"Nah, Mr Wayd. Jawaban seorang kapten yang baik adalah jawaban yang diberikan oleh Mr Davis. Anda belum siap untuk menempati jabatan kapten kalau Anda meremehkan lawan Anda. Apakah ini sudah menjawab pertanyaan Anda mengapa saya lebih memilih Mr Davis sebagai kapten."
"Sudah, Coach," ujar Luke dengan wajah memerah.
"Mr Wayd. Saya tidak memilih Anda bukan berarti karena Anda pemain yang buruk. Anda adalah pemain yang dangat baik, salah satu pemain terbaik yang pernah saya lihat. Tapi hanya performa baik bukan berarti Anda bisa menjadi seorang kapten."
"Baiklah kalian semua lari dua puluh lap, push up seratus kali. Larilah dengan cepat! Jangan menjadi kura – kura saat berlari!"
Aku segera mengikuti perintah Coach Nigel dengan seringai yang semakin melebar. HA! Hari ini merupakan salah satu hari terbaikku dalam seminggu ini. Aku bisa mendekati Maddy, merebut ciumannya, dan melihat Luke dipermalukan di depan semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mind (FINISH)
Teen FictionMadeleine Autumn murid pindah baru harus berhadapan dengan Daniel Davis yang playboy. Jika suatu ketika kedua orang ini ditemukan secara tidak sengaja. Daniel menganggap Maddy menarik saat mereka bertemu pertama kali. Sedangkan Maddy menganggap Dani...