LAGU YANG NGGAMBARIN HUBUNGANNYA SI DANIEL AMA GADIS KECIL ALIAS MANDY. DON'T YOU REMEMBER BY ADELE>>>>
.......................................................................................................
MADELEINE'S POV
Aku menutup wajahku dengan bukuku. Aku mengerang frustasi kepada semua orang, terutama Daniel Davis. Cowok sialan. Mengapa sehari dia menjadi baik dan di hari berikutnya dia menjadi seorang bajingan. Tapi, entah mengapa aku tidak bisa menghilangkan bayangan dirinya dari pikiranku.
Apa salahku hingga dia menjauhiku lagi hari ini?
"Mau menceritakannya kau memiliki masalah apa?" tanya Aiden berbisik tepat di telingaku.
Aku melonjak terkejut. "Aiden Blake, kau mengejutkanku," ujarku marah kepada sahabatku itu.
Aiden menatapku dengan tatapan tidak nyaman. "Maafkan aku. Tapi, aku sudah memanggilmu dari dua menit yang lalu dan kau tidak menanggapiku. Kau menatap ke arah papan dengan mulut terbuka hingga aku yakin ada beberapa liurmu yang menetes."
Aku segera memegang mulutku dengan tergesa – gesa, mengecek apakah memang mengeluarkan liur. Yuks. Tapi, saat aku menyentuhnya tidak terdapat bekas apapun. Aiden menutup mulutnya berusaha menahan tawa. Aku memutar bola mataku dengan jengkel ketika menyadari kalau Aiden hanya mengerjaiku.
"Sangat lucu Aiden Blake. Sangat lucu," gerutuku dengan jengkel.
Aiden berdehem beberapa kali dan menatapku dengan tatapan bertanya. "Apa kau ingin bercerita kepadaku apa yang terjadi padamu. Dua hari lalu kau tampak ingin menangis lalu kemarin kau tidak masuk, dan hari ini kau tampak frustasi. Mau bercerita kau memiliki masalah apa?"
"Aku tidak memiliki masalah apapun Blake!" gerutuku dengan jengkel.
"Apa kau sedang PMS, masalah keluarga atau patah hati?" Aku menatapnya dengan mata melebar. Aiden tersenyum dengan ekspresi sok tahu, membuatku semakin jengkel. "Sakit hati? Hmm. Apa kau memiliki masalah dengan Daniel Davis?"
Aku menatapnya sekali lagi dengan mulut melebar. Damn it. Apa aku adalah orang yang mudah dibaca atau apakah Aiden memiliki kemampuan membaca pikiran? Seperti Professor X dalam X – Men.
Aiden tertawa memegangi perutnya. "Aku tidak bisa membaca pikiranmu seperti Professor X, tapi banyak yang bilang kalau aku seperti Nicholas Hoult si pemeran Beast." Aku memutar bola mataku berusaha menahan senyum mendengar komentar Aiden. "Lupakan apa yang telah kuucapkan tadi. Nah, mau bercerita?"
"Katakan padaku terlebih dahulu Aiden. Bagaimana, kau bisa tahu kalau aku memiliki masalah dengan Daniel?"
Aiden memutar bola matanya. "Karena kemarin aku melihat Daniel seperti orang yang akan menghajar siapapun yang mencari gara – gara dengannya. Kalian berdua adalah pasangan yang gampang ditebak." Wajahku seketika memerah ketika Aiden mengatakan kata pasangan. "Jadi, Maddy katakan padaku apa yang terjadi denganmu?"
Aku mengangkat bahuku. "Aku juga tidak tahu apa yang terjadi Aiden. Daniel tiba – tiba menjauhiku."
Aiden mengangkat salah satu alisnya. "Hanya itu saja?" Aku menganggukan kepalaku. "Waow. Maddy, kukira selama ini kau menginginkan Davis menjauhimu. Apa yang membuatmu berubah?"
Aku menunduk malu. "Tidak apa – apa hanya karena dia adalah temanku." Aku merasakan Aiden mengangkat daguku dengan jari telunjuknya, menatapku dengan mata kecokelatannya dengan pandangan bertanya. "Oke. Aku menyukainya."
"Menyukainya dalam artian apa?" tanya Aiden masih tidak melepaskan tatapannya dariku.
God. Mengapa aku memiliki sahabat sepertinya? "Menyukainya dalam artian jatuh cinta. Puas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mind (FINISH)
Teen FictionMadeleine Autumn murid pindah baru harus berhadapan dengan Daniel Davis yang playboy. Jika suatu ketika kedua orang ini ditemukan secara tidak sengaja. Daniel menganggap Maddy menarik saat mereka bertemu pertama kali. Sedangkan Maddy menganggap Dani...