CHAPTER 18

60.7K 3.1K 54
                                    

MADELEINE'S POV

Stop! Stop, Maddy! Kubilang stop!

Tapi, otakku yang baik hati rupanya hari ini memilih untuk tidak bisa diajak berbicara. Aku merasa hampir terjatuh saat sebuah batu yang lumayan besar kuinjak. Damn, Maddy. Fokus. Fokus.

Aku menatap teman sekelompokku untuk jelajah siang yang sedang berbincang – bincang di depan. Aku tidak mengenal mereka semua dan mereka tidak berusaha mengajakku berbicara. Nah, untung saja mood ku memang sedang ingin sendirian dan tidak berbicara. Dan, sibuk memikirkan Daniel Davis.

Pikiranku melayang kembali saat tadi pagi aku terbangun dalam pelukannya. Aku tidur sangat nyaman. Sangat nyenyak lebih tepatnya. Saat terbangun pertama kali yang kurasakan adalah tubuh hangat seseorang, dan dadanya seseorang yang bidang pada dahiku. Aku merasa terlindungi, nyaman, dan sempurna. Saat mataku terbuka yang kulihat adalah wajah tampan seseorang.

Aku terdiam untuk beberapa saat berusaha mengumpulkan seluruh pikiranku yang masih tercerai berai di alam tidurku. Dan, saat semuanya sudah terkumpul – bibirku tersenyum lebar dan menatap wajah imut Daniel Davis, melamun dan otak gilaku meyuruh tanganku untuk menyentuh wajahnya.

Dia tidak akan terbangun hanya karena kau menyentuhnya sedikit Autumn. Perlahan, tanpa dapat kucegah aku menyentuh pipinya. Aku merasakan jantungku berdetak dengan kencang ketika salah satu jariku menurun menyentuh bibirnya. Bibir yang sama yang telah menciumku kemarin malam. Bohong, kalau aku mengatakan tidak merasakan apapun saat dia menciumku kemarin malam. Dan, aku ingin menciumnya lagi.

Aku menggelengkan kepalaku, dan berusaha menjernihkan isi otakku. "Daniel.." Aku mengguncangkan bahunya lembut, membangunkannya agar pikrianku tidak semakin melantur.

Aku menghembuskan nafas panjang ketika mengingat memori tadi pagi. Apa mungkin aku memiliki perasaan lebih kepada pria menyebalkan itu? Ingat, Maddy kau membencinya. Dia pria brengsek yang telah menjebakmu untuk menjadi budaknya. Tapi, dia juga sangat lucu, baik hati, dan imut. Bandingkan dengan mantanmu yang kurang aja, Dave. Daniel tampak dua ratus persen lebih baik dibandingkan Dave.

Argh. Aku mengusap rambutku dengan frustasi. Mengapa hidupku tidak pernah sederhana?

Aku menatap kedepan dan kakiku berhenti seketika ketika aku menemukan tidak ada salah satu anggota kelompokku. Mataku segera menatap sekelilingku, dan tidak menemukan seseorang pun di dekatku. "Hallo? Renee? James?" teriakku memanggil nama anggota kelompokku.

Aku berjalan dengan perlahan berusaha memanggil nama temanku. Oke, kalau mereka mau mengerjaiku dengan pura – pura menghilang – itu sangat tidak lucu. Karena sekarang keringat dingin mulai menetes membasahi seluruh tubuhku. Jantungku berdetak dengan kencang dan aku rasa aku akan mengalami serangan panik sebentar lagi.

"Lorrian! Travis!" teriakku. Aku berjalan ke arah depan dengan bingung. Kemana aku harus pergi? Demi Tuhan. Bahkan, aku tidak tahu dimana sekarang aku berada. "Ada orang disini?" teriakku dengan ketakutan. "Tolo...."

Aku berteriak ketika merasakan diriku terjatuh menuruni bukit rendah. Tubuhku terhempas di antara tanah dan dedanuan. Saat, aku merasakan daratan datar – aku membuka mataku dan terduduk. Aku menatap sekelilingku dan hanya menemukan pohon di sekelilingku. Ketika aku berusaha berdiri, aku merasakan rasa sakit pada kakiku.

"Damn!" runtukku pelan lalu melipat celana jinsku. Aku melihat pergelangan kakiku terluka dan berdarah. Aku merasakan air mata kesakitan mulai menetes dari pelupuk mataku. Aku mencari dahan pohon yang kuat di sekelilingku untuk membantuku berdiri. "Ayo, Maddy. Satu. Dua. Tiga."

Aku segera berdiri dengan bantuan sebuah dahan pohon. Setiap langkah terasa sangat menyakitkan. Dan, aku sangat kelelahan. Tidak beberapa lama kemudian, aku melihat aliran sungai. Aku berhenti di pinggirannya dan mengambil air dengan botolku lalu segera meminumnya dengan rakus. Oke, masa bodoh jika besok aku akan sakit perut atau semacamnya karena terdapat bakteri apapun dalam air sungai ini.

Beautiful Mind (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang