CHAPTER 20

62.8K 3.1K 48
                                    

CAMERON LEGROSS>>

..........................................................................................................

MADELEINE'S POV

Beberapa kata – kata. Sebuah kalimat. Sebuah pesan yang baru saja kuterima. Mampu membuatku hampir menangis.

Pria. Aku sangat membenci mereka.

Tapi, aku lebih membenci diriku sendiri. Mengapa hanya karena sebuah pesan yang dikirim oleh Daniel Davis mampu membuatku menjadi seperti ini? Dan pesan itu bukan berisi dia membenciku atau apapun, tapi hanya berisi kalau dia pergi ke sekolah bersama Nate.

Apa aku memiliki salah kepada Daniel, yang membuat pria itu menjauhiku? Semalaman, aku berusaha mengingat segala sesuatu yang kukatakan atau kulakukan kepadanya – tapi, aku masih tidak menemukan kesalahanku. Tidak, mungkin saja dia hanya nervous karena hari ini adalah pertandingan pertamanya dalam musim tahun ini.

Aku segera menghapus air mataku yang mulai mengalir turun. Mengapa aku menjadi gadis yang cengeng? Aku menyalahkan pemilihan waktu, mungkin karena besok adalah hari peringatan kematian Mandy lah yang membuatku menjadi lemah seperti sekarang.

Aku segera mengambil tas dan kameraku dari meja, dan keluar dari kamarku. Aku menemukan mom sedang makan di maja makan. Aku segera membuat segelas susu dan roti bakar, duduk di depannya. Hanya kesunyian yang terasa, tidak ada salah satu dari kami yang berbicara. Bukan kesunyian yang membuatku nyaman, bahkan aku berharap mom segera pergi berkerja.

Mom tidak berusaha mengajakku berbicara atau menyudahi kesunyian ini. Sangat berbeda dari sebelum Mandy meninggal. Segala kehangat dan canda tawa itu telah menghilang. Sewaktu dulu, selalu ada mom yang selalu membuatku dan Mandy tertawa. Tapi, sosok itu sudah menghilang bersamaan dengan kepergian Mandy.

"Besok mom akan pergi dari pagi sampai malam untuk mengedit beberapa tulisan," ujar mom sudah mulai berdiri dan membereskan piringnya.

Aku terdiam beberapa saaat, berperang batin untuk memberitahunya atau tidak. Saat mom sudah berjalan keluar, aku memutuskan untuk memberitahunya. "Besok adalah hari kematian Mandy."

Mom berhenti berjalan untuk beberapa saat, lalu dia melanjutkan berjalan keluar pintu tanpa berkata apapun. Aku menghembuskan nafas panjang, dan berusaha tidak menangis. Sepertinya, mom tidak akan mendatangi kuburan Mandy dan aku tidak bisa menyalahkannya.

Segala nafsu makananku segera menghilang setelah pembicaraan kecil kami. Aku segara membersihkan piringku dan pergi ke sekolah. Lebih lama di rumah, sendirian dan aku bisa menjadi gila.

*******

Aku menatap kebingungan ketika untuk yang ketiga kalinya Daniel gagal memasukkan bola ke dalam ring. Dia tidak tampak berkonsentrasi dengan permainannya, ada sesuatu yang membuatnya tidak fokus dalam pertandingan kali ini. Untung saja, teman seteamnya dapat menutupi kekurangan permainan Daniel.

"Maddy, kau tidak akan mendapatkan gambar keseluruhan pertandingan ini jika kau hanya memfoto Daniel Davis," tegur Aiden dari sampingku.

Aku tidak melepaskan kameraku dari wajahku untuk menyembunyikan rona merah di wajahku. Damn it. Apakah benar – benar terlihat sangat jelas? Aku berusaha memfoto keseluruhan pertanding dan lagi – lagi kameraku berhenti pada wajah Daniel yang sekarang tampak penuh keringat.

Aku bisa melihat wajahnya tampak menderita, menggunakan lensa pembesar, aku semakin memfokuskan kameraku pada wajahnya. Aku dapat melihat matanya tidak tampak berkonsentrasi, tampak pikirannya berada di luar pertandingan walaupun tangannya sedang memegang bola. Dahinya tampak berkerut tampak sedang memikirkan sesuatu.

Beautiful Mind (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang