AIDEN BLAKE>>
................................................................................
DANIEL’S POV
“Mom, apa yang kau lakukan disini?” tanya Maddy dengan wajah terkejut.
Aku melihat seorang wanita berumur sekitar akhir empat puluhan, tapi kecantikannya masih sangat terjaga. Aku bisa membayangkan Maddy akan menjadi seperti wanita ini di masa depannya. Maddy memiliki mata dan rambut seperti ibunya. Wanita ini sangat lain dengan ibuku, mom yang walaupun terlihat galak tapi memancarkan kehangatan, tapi wanita di depanku terlihat sangat profesional.
Aku segera menghembuskan nafas dengan lega ketika akhirnya Maddy selesai berbicara dengan Mrs Autumn dan langsung menggeretku menuju kamarnya. Aku dapat melihat kalau hubungan Maddy dengan Mrs Autumn tidak terlalu dekat. Maddy selalu berbicara dengan formal, sedangkan Mrs Autumn berbicara dengan nada dingin. Tapi, aku bisa merakan kalau Mrs Autumn sangat menyayangi Maddy.
Aku sedikit terlonjak ketika Maddy menutup pintu kamarnya dengan keras. Aku menggelengkan kepala dan segera membuka pintu kamar sedikit. Aku curiga kalau Maddy menutup pintu kamarnya hanya untuk membuat Mrs Autumn marah. Maddy menaikkan salah satu alisku dengan tatapan bertanya. “Ibumu menyuruh untuk membuka pintu kamarmu,” ujarku berusaha tidak tertawa karena aku yakin kalau aku tertawa Maddy akan menghajarku.
Maddy merebahkan kepalanya di pinggiran sofa dengan marah. “Maafkan mom karena dia memiliki ide yang aneh.”
Aku tertawa dan duduk di sampingnya. Sama sekali tidak aneh. Itulah yang akan dilakukan oleh orang tua yang perhatian kepada anak perempuannya. “Ibumu sangat menyayangimu.”
“What? Menyayangiku?” tanyanya dengan geli. “Apa kau melihat bagaimana perilakunya tadi? Dia selalu bersikap formal dan serius ketika berbicara denganku. Dan perlu kau tahu, Davis – ini adalah pertama kalinya dia pulang awal sejak kematian Mandy.”
Aku sedikit merasa kasihan kepada Maddy. Menurut dugaanku, Mrs Autumn tipe orang yang tidak bisa memperlihatkan perasaannya kepada orang lain. Tapi, aku tahu wanita itu sangat meyayangi anaknya. Aku menggelengkan kepala dan tersenyum kepada Maddy. “Ibumu menyayangimu Maddy. Dia berusaha menyelidikiku karena takut aku adalah pria brengsek yang akan menyakiti anaknya.”
“Berhenti menghiburku, Davis. Bandingkan dengan Jenny, mom tampak seperti kepala sekolah yang akan menghukum muridnya.” Err. Oke, perbandingan yang cukup bagus. Tapi sifat Mrs Autumn dan mom sangat berbeda jauh. Apalagi, aku adalah pria dan Maddy adalah wanita. Tentu saja, sikap orang tua pasti berbeda.
“Mom tidak terlalu protektif kepadaku, Maddy karena aku adalah anak laki – laki. Tapi, aku berani bertaruh jika mom dan dad memiliki anak perempuan perilaku mereka mungkin akan lebih parah dari ibumu.”
“Bisakah kita tidak membicarakan mom?” tanyanya dengan wajah marah.
Ups. Sepertinya, aku harus mencari bahan pembicaraan lain. Sebelum, dia menjadi perempuan sakratis lagi. “Bagaimana kalau kau menceritakan tentang Mandy?”
Aku melihat perubahan Maddy yang awalnya terlihat marah dan sebal perlahan menjadi tersenyum dengan hangat. Terlihat jelas, kalau perempuan di sampingku ini sangat menyayangi adiknya. Saat, dia mulai menceritakan perubahan dirinya menjadi murid populer – aku menjadi sadar mengapa dia sangat membenci Cecilia Brook. Dia memiliki pengalaman buruk dengan anggota team cheerleader.
Aku ingin segera memeluknya ketika Maddy mulai menangis. Tapi, tanganku seolah – olah tidak bisa bergerak sama sekali. Aku takut dia akan menolakku. Damn it Daniel – tadi kau sudah menciumnya dan dia tidak menolakmu. Mengapa sekarang kau menjadi ragu hanya untuk memeluknya saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mind (FINISH)
JugendliteraturMadeleine Autumn murid pindah baru harus berhadapan dengan Daniel Davis yang playboy. Jika suatu ketika kedua orang ini ditemukan secara tidak sengaja. Daniel menganggap Maddy menarik saat mereka bertemu pertama kali. Sedangkan Maddy menganggap Dani...