26 - Did I just say.. cute?

1.5K 159 28
                                    

26 - Did I just say.. cute?

---

  Seakan merasa dirinya sedang diomongi, kepala Marco langsung menoleh ke arah meja kami dan mengadakan kontak mata denganku.

  Deg.

  Bahkan dari jarak yang lumayan jauh ini, aku mampu menangkap sebuah perubahan pada sepasang matanya yang nampak mencerah begitu kami saling bertatapan. Ia mencoba untuk menahan bibirnya agar tak tertarik namun gagal karena aku sudah mendapati senyuman kecil muncul di wajahnya.

  Deg.

  Namun sesaat kemudian, ia mengalihkan tatapannya dariku dan kembali menoleh pada gadis di sampingnya. Ia mengatakan sesuatu padanya sembari menunjuk ke arah meja kami dengan satu jarinya. Dengan itu mereka pun mulai berjalan menghampiri kami.

  Aku menyempatkan diri untuk memperhatikan outfit Marco hari ini. Ia mengenakan jumper polos berwarna abu-abu serta dark skinny jeans yang kali ini nampak berbeda karena celananya tak sobek-sobek seperti yang biasa ia pakai. Yang membuatku tanpa sadar mendengus keras lalu mengangkat kedua alisku tinggi-tinggi adalah ketika aku mendapati sebuah beanie merah marun menutupi rambut gondrongnya.

  Marco memergoki reaksiku itu, karena begitu ia sudah tiba di tempatku, Kenzi, Chiko dan Rhesa duduk, ia memasang seringaiannya seraya menatapku.

  "Nice beanie," pujiku. Well, at least itu yang dipikirkan semua orang di sini kecuali ia sendiri. Marco tau betul aku hanya menyindirnya, terbukti dari tawaan yang keluar dari mulutnya tepat setelah aku mengatakan itu.

  "Not mainstream at all, right?" sahutnya penuh amusement sambil menarik dua kursi dari meja kosong untuknya dan gadis bersamanya dan bergabung bersama kami. Mendengus keras untuk yang kedua kalinya-lah yang menjadi responku untuk pertanyaannya.

  Jika kalian melupakannya, don't worry, I'll remind you. Ingat saat aku dan Marco bermain ten questions di rumah Chiko? Saat itu aku menanyakan padanya; di antara beanie dan fedora mana yang akan ia pilih dan ia menjawab fedora karena menurutnya beanie terlalu mainstream. Cih, so much for 'too mainstream', eh?

  Tapi aku bohong besar kalau aku mengatakan ia tak terlihat manis dengan beanie yang menempel di kepalanya itu.

  Wait. Did I just say.. cute?

  "Nice jumper, man!" lamunan kecilku terbuang ketika mendengar pujian dari Chiko barusan. Aku menoleh padanya dan mendapati senyuman lebar yang ia berikan untuk Marco. Namun sebagai sahabat yang sudah kenal selama belasan tahun, aku bisa dengan mudah melihat kepalsuan dari senyumannya itu. Matanya sesekali melirik ke arah gadis di sebelah Marco dan hampir memelototinya, ia juga mengerutkan keningnya sembari menatap Marco.

  "Thanks, bro, she choose it for me." balas Marco sambil menunjuk gadis di sebelahnya menggunakan dagunya.

Philophobia [On Hold]Where stories live. Discover now