4 - Daddy's Little Girl

2.6K 206 6
                                    

4 - Daddy's Little Girl

---

  Aku sedang asyik mendengarkan lagu Girls milik The 1975 yang terputar dari macbook sambil memandangi keindahan Alex Turner dari Tumblr ketika Mama berteriak dari luar kamar menyuruhku untuk makan malam. Aku hanya mengiyakannya namun tak ada niat untuk beranjak dari kasur.

  Saat ini memang aku sudah lapar. Hanya saja aku malas turun ke bawah dan melihat wajah Michelle. Percaya atau tidak, aku hanya keluar dari kamar jika ingin berangkat sekolah, pergi bermain bersama tiga sahabatku dan tentu saja jika ingin makan. Berada di dalam kamar sendiri membuatku lebih tenang karena tak ada orang lain yang dapat menggangguku. I love being anti-social. Toh fasilitas di dalam kamarku juga sudah lebih dari cukup untuk membuatku betah selama seharian penuh.

  Bunyi tanda adanya video call dari Skype mengembalikanku pada realita. Kuterima panggilan dari Kenzi dan masuk ke dalam group video call bersama kedua sahabatku yang lain. Dari sini aku bisa melihat jelas bahwa mereka berada di dalam kamar masing-masing. Tentu saja aku tau, aku bahkan sudah hafal di luar kepala letak benda-benda di kamar mereka, poster-poster apa saja yang mereka tempel di tembok sampai motif-motif dari sprei mereka. We're bestfriends for ages, remember?

  Dibandingkan Kenzi, Chiko dan Rhesa, rumah Kenzi lah yang paling dekat dengan rumahku, Tentu saja, kami satu komplek. Rhesa dan Chiko juga satu komplek, namun jaraknya kurang lebih dua kilometer dari rumahku.

  "Gue bisa nebak nih. Pasti lo belom mandi, kan, Mil?" itulah yang pertama kali keluar dari mulut Chiko.

  "Halo juga, Chiko." balasku penuh sarkasme.

  "Tuh, kan, pasti belom mandi."

  Kuputar kedua bola mataku malas. "Udah, monyet. Tadi sore abis bangun gue langsung mandi."

  "Tidak lupa menggosok gigi, habis mandi kudorong Ibu, membersihkan tempat tidur"

  WHAT THE HELL.

  Tanpa bisa menahannya, aku, Kenzi dan Rhesa langsung meledakkan tawaan kami bahkan sebelum Chiko menyelesaikan nyanyiannya. Hanya dalam hitungan detik perutku sudah sakit saking hebohnya tertawa.
  "Lo pada kenapa, sih?"

  Kukumpulkan kekuatanku untuk kembali menatap layar dan melihat kebingungan membanjiri ekspresi Chiko. Kenzi dan Rhesa sendiri masih terlalu sibuk tertawa untuk menjawab pertanyaan si idiot ini.

  "Kutolong, goblok! Bukan kudorong!" seruku gemas.

  Kedua bola matanya terbelalak seketika. "Hah? Emang iya?"

  God, ia tak becanda, kan?

  "Gue gebukin yang bikin tuh lagu kalo emang liriknya kudorong." sahut Rhesa. "Anak macem apaan itu dorong Ibunya buat beresin kamar anaknya?"

  Chiko terlihat sedang berpikir keras. "Berarti selama ini gue salah dong?"

  "Jadi dari dulu lo kira liriknya kudorong, bukan kutolong?" kini Kenzi juga sudah bisa mengendalikan tawanya. Aku juga bisa melihat kedua pasang mata Kenzi dan Rhesa sedikit berair karena tertawa barusan.

Philophobia [On Hold]Where stories live. Discover now