11 - The Sudden Topic

3K 160 10
                                    

11 - The Sudden Topic

---

  Bagi siapapun yang mengenal siapa Dewi Keberuntunganku sebenarnya, tolong pergi ke tempat di mana ia tinggal dan bangunkan ia dari tidurnya, terserah dengan cara apa saja. Menyiramnya dengan seember air dingin, meletakkan waker clock tepat di telinganya, mengikuti cara Rhesa membangunkanku tadi—lakukan sesuka kalian. Just get the bitch to wake up and do her goddamn job karena sejauh ini yang aku lihat hanya kesuksesan pekerjaan Dewi Kesialan saja.

  Kalian mau tau apa saja yang telah dewi Kesialan perbuat? Here, I'll tell you:

  Kami terlambat satu jam ke sekolah.

  Satu. Jam.

  Aku hanya menghabiskan 5 menit untuk bersiap-siap tadi. Bisa secepat itu karena aku tak mandi, cuma mencuci muka, menyikat gigi dan mengurus daerah kewanitaanku. The boys juga tak tinggal diam dan duduk manis menungguku. Kenzi membantu mengeluarkan seragamku dari dalam lemari, Chiko mengambilkan flat shoes putih polos beserta kaos kakinya sementara Rhesa menyiapkan buku-buku pelajaran untuk hari ini.

  Kami berempat berangkat bersama menggunakan mobil Kenzi. Biasanya aku hanya berangkat berdua dengan Kenzi dan Rhesa berangkat bersama Chiko, tapi berdasarkan penjelasan Kenzi, dua cowok itu tiba-tiba datang ke rumahnya dengan mobil Chiko dan menitipkannya di sana agar bisa berangkat bersama-sama karena dua hari kemarin mereka tak bertemu denganku. Di perjalanan menuju ke sekolah, Chiko juga memberitahukanku bahwa saat insiden kecil di kamar, Papa sudah berangkat kerja dan Mama sedang belanja bersama Mbok Riyah ke supermarket, jadi tak ada satu pun dari mereka yang tau.

  But I was too pissed to care. Karena tepat pada detik itu, selain macetnya kota Jakarta tercinta ini, sesuatu yang menurutku paling clichè untuk momen tersebut, tiba-tiba terjadi pada kami.

  Mobil Kenzi kehabisan bensin.

  Perlu waktu sekitar dua puluh menit untuk mendorong mobil VW beetle berwarna merah terang Kenzi sampai ke pom bensin terdekat. Well, aku tak ikut mendorong karena the boys melarang keras, mereka hanya menyuruhku untuk mengendalikan setir selama mereka mendorong.

  Jika kalian pikir itu yang membuat kami terlambat selama itu, nooo you're wrong. Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan, kami dihadapkan dengan kemacetan luar biasa yang disebabkan sebuah truk besar yang mogok tepat di tengah-tengah jalan. Tak ada jalan pintas atau putar balik di sepanjang jalan tersebut sehingga mau tak mau kami harus stuck di antrian sampai bisa melewati truk itu.

  Setibanya di sekolah, aku sudah sangat siap untuk menendang seseorang begitu kulihat gerbang telah ditutup rapat-rapat.

  It's not like I'm a Miss Goody-Two-Shoes yang sangat freak out jika terlambat ke sekolah seakan itu hal terburuk sedunia. Di kelas 10 aku pernah tiba di sekolah saat jam istirahat pertama. Hanya saja perbedaannya, waktu itu aku terlambat sendirian, jadi mudah untukku mengendap-endap masuk ke dalam gedung karena tiap istirahat para murid diperbolehkan jajan ke luar sekolah.

  Dan hari itu aku tak sedang datang bulan.

  Mungkin sekarang kalian sedang menggumam, "Kenapa ngga cabut aja?"

  Oh trust me, aku juga memikirkan itu. Tapi sayangnya petugas sekolah sudah lebih dulu melihat kami dari posnya dan langsung membukakan gerbang untuk kami masuk. Tentu saja tak semudah itu kami lewat karena sesaat setelah Kenzi memarkir mobil, petugas langsung membawa kami ke ruang guru dan mengadukan bahwa ada murid yang baru saja tiba.

Philophobia [On Hold]Where stories live. Discover now