6 - Goddamn Revenge

2.3K 202 10
                                    

6 - Goddamn Revenge

---

  Belum ada tiga meter kakiku melangkah, seseorang dari belakang menghentikanku dengan cara menahan lenganku.

  Kaget bercampur panik, aku langsung menarik lenganku dan menyembunyikannya di belakang punggung.

  Marco terlihat bingung akan reaksiku namun tak mengatakan apa-apa kecuali, "Where are you going?"

  "Nyari dalang setan yang ngunciin gue di toilet. Barusan dia neriakin gue lagi dan gue tau dia pasti ada di kerumuman sana."

  "Dalang setan?" ia tertawa kecil seraya menggelengkan kepala penuh amusement. "Ngga ada nama yang lebih sadis lagi, tuh?"

  "Daripada gue bilang dalang jin?"

  Kini ia benar-benar tertawa. Like, a real laugh. Kedua pipinya naik dan membuat matanya menyipit, gigi-gigi putihnya ia pamerkan dan tertawa lepas seakan tak peduli walaupun ia hanya tertawa sendirian. Aku sendiri juga tak bisa menahan senyum karena lawakanku barusan.

  Entah bagaimana bisa kemarin aku hampir mengulitinya hidup-hidup dan sekarang aku malah melawak bersamanya.

  "Well? Ada hal lain yang mau lo tanya ngga? Gue buru-buru nih." tukasku setelah sadar akan apa yang hendak kulakukan.

  Ia sudah berhenti tertawa, yang tersisa hanya cengiran lebar di wajahnya. "I thought you were that type of girl who didn't give a fuck about anything?"

  Chiko, you little shit.

  Tolong ingatkan aku untuk bertanya pada Chiko apa saja hal tentangku yang sudah ia sebarkan pada orang di hadapanku ini.

  "I am." aku membenarkan, "But that bitch nearly killed me!" seruku gemas.

  "Are you dead?"

  ".. No."

  "Problem solved, then."

  Kupasang wajah termalasku sebagai balasan atas ucapan Marco barusan.

  "WOY, MAR! Ayo main!" seru Chiko dari tengah lapangan sana.

  "Coming!" balas Marco sebelum ia kembali menoleh padaku. "Look, you want a revenge or nah?"

  Kulempar mimik jijikku padanya. "Ew, don't say or nah again, you sounds like a homo."

  "Why thank you, Mills, I'm so flattered." balasnya penuh sarkasme.

  "Now you sounds like a lesbian."

  "You want a goddamn revenge or not?" aku tau betul ia sudah mulai gemas.

  Aku hampir tertawa melihatnya. It's funny to messing with him.

  Akhirnya aku mengangguk sebagai jawaban tanpa mengucap apa-apa lagi.

  "You know exactly why she hates you, right?"

  "Duh." jawabku seakan itu adalah pertanyaan termudah di dunia.

  "So, daripada lo pake killer glare lo, atau kata-kata pedes lo ke dia, why don't you just  give her something to watch?" tanyanya dengan seringaian liciknya.

Philophobia [On Hold]Where stories live. Discover now