19 - Cheer-Milla-Up Mission

2K 145 15
                                    

19 - Cheer-Milla-Up Mission

---

  I tried.

  I tried so damn hard.

  Aku mencoba dengan keras untuk membuang jauh-jauh insiden siang tadi, namun rasa penasaranku ujungnya tetap menang sehingga membiarkan memori itu kembali lagi.

  "Mil, gue cuma mau kasih tau"

  Sejak hari di mana aku melempar cacian, teriakan dan tamparanku padanya, ia tak pernah sekalipun mencoba untuk membuka percakapan denganku, kecuali saat hari pertama aku bertemu dengan Marco, di mana ia memanggilnya untuk datang ke meja kami di kantin. Bahkan itu tak termasuk dalam kategori percakapan karena ia hanya berpamitan pergi.

  What was she going to say?

  Ia tau dan sadar betul betapa besar kebencianku padanya. Ia seharusnya juga tau, aku sungguh-sungguh tak akan segan melakukan hal kasar padanya jika ia mendekatiku atau bahkan berani menyentuhku.

  I couldn't help but think that it has to be something important. Ia tak akan mungkin berani mengambil resiko dari menahan lenganku—dua kali—kecuali apa yang hendak ia beritahukan padaku adalah sesuatu yang benar-benar penting.

  "Okay, that's enough, Mil!" seruan Chiko menggeretku kembali pada realita. Kini aku baru sadar, semua pasang mata yang ada di dalam kamar Kenzi sedang menatapku dengan berbagai macam ekspresi pada wajah mereka.

  "What?" tanyaku, berpura-pura bingung dengan apa yang sekarang terjadi.

  "You were spacing out again!" jawabnya seraya menepiskan kedua tangannya di udara.

  Aku menggerutu dalam hati, kesal pada diri sendiri karena lagi-lagi ketahuan melamun. Sejak kembali ke kamar Kenzi dari lantai bawah, benakku sudah mulai terganggu karena Kenzi tiba-tiba saja menanyakan ke mana aku dan Vita pergi. Mendengar itu, otomatis aku langsung mengingat lagi insiden dengan Zaskia tadi.

  Awalnya aku mengira pemikiran itu akan menghilang dengan sendirinya saat aku menyibukkan diri dengan mengobrol bersama Vita, Marco atau tiga sahabatku.

  But no.

  Aku sudah mencoba untuk ikut masuk ke dalam segala topik yang dibahas semua orang di ruangan ini, aku sudah mencoba untuk fokus pada film yang tadi kami tonton, aku juga sudah mencoba fokus dengan game yang kumainkan melawan Rhesa.

  Tapi bahkan hingga langit di luar sudah dipenuhi bintang dan kami mulai tak tau harus melakukan apa lagi untuk mengisi keheningan di dalam kamar, benakku masih saja terganggu. Pemikiran itu memang sempat menghilang, namun tanpa mendapat izin dariku, kepalaku tiba-tiba saja dipenuhi lagi dengan kalimat Zaskia yang kupotong.

  This curiousity is driving me nuts, seriously.

  "I wasn't—"

  "Gue daritadi manggilin lo tapi lo ngga nengok-nengok, padahal lo duduk tepat di depan gue. Lo masih mau ngomong lo ngga ngelamun?" potongnya sambil mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi. "Come on, Mil, what were you thinking?"

Philophobia [On Hold]Where stories live. Discover now