Dr.& Me 28

44.8K 1.8K 13
                                        

Beverlly terdiam, terlihat seperti berfikir. Dia bingung harus mengikuti Rafael apa menunggunya.

"Ehem" deheman Antolin membuatnya terbangun dari lamunan.

"Aku harus memeriksa pasien-pasienku, kau ingin menunggu atau?"

"Apa dia lama?"

Antolin menggedikan bahunya "aku juga tidak tahu"

Beverlly terdiam sejenak "ah aku pulang saja, tolong berikan ini padanya" Beverlly memberikan tas yang berisikan makanan.

Antolin mengambilnya, dia tersenyum "baiklah"

"Aku pergi" setelahnya ia berlalu meninggalkan Antolin.

Antolin menatap punggung wanita itu. Dia sedikit penasaran dengan makanan yang dibawa Beverlly, dengan perlahan dia mengintip makanan apa yang dibawa Beverlly.

Dari yang ditangkap dari penciumannya, makanan ini sepertinya berbahan dasar ikan.

Antolin kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangan miliknya.

---

Rafael memasuki gedung bertingkat yang dulu pernah menjadi gedung kerjanya.

Di sini lah awal karir Rafael dimulai menjadi seorang dokter ahli bedah di New York setelah dipindahkan dari Departemen California. Namun, sekarang dia direkomendasikan kerja di rumah sakit dan akan menjadi dokter tetap di sana.

"Tn.Lucas, kau kah itu?" Seru seorang lelaki setengah baya.

Rafael menoleh, dia tersenyum melihat seseorang yang dia kenal "Tn.Carol"

Mereka berpelukan saling berbagi kerinduan "ya Tuhan, apa kabarmu, Tuan?"

Mereka melepas pelukan, Rafael tersenyum "aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Kau baik-baik saja tanpa ku?" Terdengar tawa khas Rafael.

Lelaki bermarga Carol ini adalah seorang perawat yang juga bawahan Rafael, dia sangat membantu disetiap pekerjaan Rafael di sini.

"Aku baik,hanya saja aku dan beberapa pekerja disini sudah sangat merindukanmu" jawabnya diiringi tawa. "Aku juga rindu Departemen ini" Rafael menghela nafas dia menerawang ke masa dimana dia menjadi dokter disini.

"Oh ya, apa yang membawamu kemari?" Tanya perawat itu.

"Aku harus mengambil barang-barangku yang tertinggal"

"Kau akan menjadi dokter tetap di sana?"

Rafael mengangguk menanggapinya "oh baiklah aku pergi sekarang, tetap semangat, Tuan" Rafael menepuk pundak lelaki paruh baya itu sebelum pergi meninggalkannya.

Lelaki tersebut mengangguk "selalu berjuang dokter"

Rafael mengetuk pintu ruangan yang bertuliskan 'Dr.Jenned Nayla Hans'

"Masuk" seru seseorang dari dalam.

Rafael membuka pintu, mendapati seorang wanita cantik sedang berdiri dari kursi kebesarannya.

Ruangan ini tempat kerja Rafael dulu dan meja itu adalah meja kebesarannya dulu. Ternyata yang memiliki ruangan ini sekarang seorang wanita.

Dari penampilannya, ia cantik dan anggun, rambutnya yang diikat rapih, kacamata yang menyangkut dihidung mungilnya, pakaian formal rok span yang dibalut dengan jas putihnya dan jangan lupa sepatu berhak yang berwarna sama dengan baju formalnya, merah marun.

"Selamat siang" sapa Rafael ramah.

"Ah iya selamat siang" Jenned membalas uluran tangan Rafael.

"Bagaimana kabarmu, dr.Hans?"

"Aku baik-baik saja" dia tersenyum "bagaimana denganmu, dokter?"

"Aku baik" Rafael membalas senyuman sang dokter.

"Silahkan duduk, kau ingin minum sesuatu?" Tanya Jenned.

"Tidak, aku kemari hanya ingin mengambil barang-barangku, aku baru saja mengambil surat penetapan tugasku"

"Hmm begitu, oh iya barang-barangmu sudahku rapihkan sebelumnya. Maafkan aku telah lancang memindahkan barang-barangmu" jelas si dokter cantik.

"Oh tidak apa-apa seharusnya aku yang berterima kasih" jawab Rafael.

Jenned menarik sebuah kerdus berukuran besar dari samping meja kerja "ini punyamu" katanya.

Rafael mengangkatnya, tidak terlalu berat, hanya beberapa berkas dan barang-barang kecil yang tertinggal.

"Oh ya, anak-anakmu sangat manis" ujar Janned tersenyum.

"Ah, terima kasih" jawab Rafael.

"Oh ya, apa perlu kupanggil OB untuk membantumu mengangkatnya?"

"Tidak usah, ini tidak terlalu berat" Rafael kembali memamerkan senyumnya "kalau begitu aku permisi sekarang"

"Hati-hati, dok"

Rafael meninggalkan ruangan lamanya yang kini di tempati wanita muda sekitar ya berumur 25-27 tahunan.

Dia keluar dari lift dan berjalan menjauhi lift, tapi seorang kembali memanggil namanya.

"Rafael?"

Dia menoleh kesebelah kanan dan mendapati seorang wanita yang dia kenal, tetapi dia lupa siapa wanita itu dan seorang lelaki berkepala plontos yang tak pernah dia temui sebelumnya.

"Ini benar kau Rafael?"

Rafael menyipitkan matanya mencoba mengingat siapa wanita ini.

"Ini aku? Kau lupa padaku? Aku Mia"

"Mia?" Sebagian otaknya telah mengingat tapi belum semuanya.

"Mia teman kuliahmu dulu"

Mata Rafael langsung membulat setelah mendengar penjelasan wanita ini. "Mia Cellia?"

Wanita itu mengangguk senang.

Mia, mantan kekasihnya? Kenapa bisa secantik ini? Bahkan Rafael pangling melihatnya. Seharusnya dia menolak saat Mia memintanya putus, jika dia tahu Mia akan secantik ini. 'Shit! Damn pretty'

"Oh ya Tuhan, Mia" Rafael menurunkan kerdus bawaannya dan memeluk mantan kekasihnya "apa kabarmu, Mia?"

"Aku baik, bagaimana denganmu?" Tanya Mia ikut senang.

"Aku baik" berasa ada seorang lagi selain Mia, Rafael melepaskan pelukan tersebut dan menatap lelaki berkepala botak.

Merasa tahu kemana jalan pikiran Rafael, Mia memperkenalkan lelaki di sampingnya "oh ya, perkenalkan ini kekasihku, namanya Cody"

Lelaki bernama Cody itu tersenyum dan mengulurkan tangan pada Rafael "Cody"

"Rafael" jawab Rafael menjabat tangannya.

"Hmm, sedang apa kau di sini?" Mia mengalihkan pembicaraan.

"Aku mengambil barang-barangku yang tertinggal di sini, bagaimana denganmu?"

"Aku baru pindah kerja di sini sekitar dua minggu lalu"

"Oh benarkah? Sayang sekali aku sudah pindah"

"Benarkah?" Tanya Mia memastikan "sayang sekali"

Rafael melirik jam tangannya "maafkan aku Mia, aku harus pergi sekarang. Lain kali kita lanjutkan perbincangan kita"

Mia tersenyum "baiklah, kita bicara nanti"

Rafael mengambil kembali kardusnya "sampai nanti, bye" ujar Rafael dan berlalu meninggalkan kedua sejoli itu.

"Bye Raf" jawab Mia tersenyum manis.

Cody ikut tersenyum, tapi senyumnya pudar di saat punggung Rafael mulai menjauh darinya.

Dr. & Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang