Dr. & Me 19

51K 2.3K 15
                                    

-Author pov-

Pagi sudah menjelang, matahari sudah berada di ketahtaannya, hawa sejuk pagi sudah mulai terasa.

Lelaki tampan yang masih bergelut di kasurnya kembali merapatkan diri dengan selimut tebal.

Mencoba menghalau hawa dingin yang menerpa kulit tubuhnya.

Rasanya sejuk, enggan rasanya Rafael untuk bangun. Hawa sejuk seperti ini bawaannya memang malas. Untung saja hari ini dia dapat libur, so today is lazy day.

Baru saja Rafael ingin kembali ke alam mimpi, sebuah teriakan membangunkannya.

"DADDYYYYY! WAKE UP!"

'Geezzz' geramnya dalam hati.

Queenzy naik ke atas kasur ayahnya dan duduk tepat di perut Rafael.

"Daddy, wake up" seru Queenzy lagi.

Rafael menahan nafas, dia berpura-pura tidur.

"Ayoo ayah bangun" Queenzy tidak mau kalah, dia menarik tangan Rafael.

Acara tidur pura-pura mu sama sekali tidak ampuh, Rafael. Seharusnya dia bisa mencoba cara yang lain. Tapi, ah sudahlah dia juga sudah jengah mendengar teriakan Queenzy, terpaksa dia harus membuka matanya.

Rafael tersenyum melihat putri tunggalnya yang sudah terlihat cantik dan wangi dengan balutan dress selutut bewarna pink dan rambutnya yang dikuncir dua dibawah telinga.

Yap, benar. Mana mungkin Queenzy menguncir rambutnya sendiri, dia masih belum bisa, yang melakukannya adalah Randy.

"Iya sayang, ayah sudah bangun. Ciumnya mana?" Tanya Rafael menunjuk pipinya.

Queenzy mengecup pipi kanan ayahnya, Rafael kembali menunjuk pipi satunya dan Queenzy mengecup pipinya yang sebelah kiri.

"Yang ini?" Tunjuk Rafael pada bibirnya sendiri.

Queenzy menutup hidung dengan tangan mungilnya. "Ih ayah bau mulut"

"Benarkah?" Queenzy mengangguk.

"Baiklah kalau begitu ayah yang cium" Rafael membanting pelan tubuh Queenzy kesebelahnya, mengekang tubuhnya dan mulai mengecupi pipi anaknya. "Anak ayah wangi"

"Hihi tentu aku sudah mandi, ayah bau. Go away" Queenzy terkikik ketika Rafael mengecupinya berkali-kali, dia mendorong dada ayahnya.

"Waktunya sarapan" seru Randy yang sedang bersandar di pintu kamar ayahnya. Sebenarnya dia sudah daritadi disana, hanya saja tidak ada yang merasakan keberadaannya.

Rafael menoleh kearah Randy "oh baiklah, ayah mandi dulu. Queenzy sama Randy duluan saja" Rafael bangun.

Queenzy segera berlari ke arah saudaranya. Rafael tersenyum melihat punggung Queenzy dan Randy yang mulai menjauhi kamarnya.

Dia menghela nafas, ntahlah mungkin ada yang dia pikirkan. Dia segera masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamarnya.

Rafael sudah rapih, ia bergegas jalan ke ruang makan yang terdapat dua malaikatnya yang sudah menunggu di meja makan.

"Ayah cepat! Queenzy lapar" cicit Queenzy.

"Iya iya" Rafael memperbesar  langkahnya dan mengambil duduk di samping Randy dan Queenzy.

Meja makannya berbentuk bulat dan berkursi empat.

Rafael menajamkan indra penciumannya terhadap semangkuk nasi goreng di depannya "sepertinya enak" dia tersenyum.

"Randy yang buat" kata Queenzy semangat.

Rafael tersenyum bangga pada Randy "anak ayah akan jadi chef sebentar lagi" Rafael menepuk pundak Randy.

Randy tersenyum mendengar penuturan ayahnya. Dia memang hobi memasak, semenjak hanya tinggal bertiga, hanya Rafael dan Randy yang masak untuk mereka.

"Yasudah ayo makan, sini piring Queenzy" Rafael mengambil piring milik Queenzy dan mulai memasukan beberapa sendok nasi goreng keatas piring Queenzy. "Makan yang banyak, biar tumbuh besar, ok?" Rafael menempatkan piringnya di depan Queenzy.

Queenzy mengangguk dan mulai memasukan sesuap nasi goreng ke dalam mulutnya.

Rafael dan Randy juga mengambil nasi goreng ke atas piring masing-masing dan mulai makan.

"Ayah" gumam Randy.

"Hmm" Rafael masih menikmati sarapannya.

"Hari ini kan hari libur, sudah lama kita tidak jalan-jalan"

"Kau mau jalan-jalan?"

Randy mengangguk.

"Queenzy juga" sergah Queenzy.

"Ok, kalian mau jalan-jalan kemana?" Tanya Rafael.

"DISNEYLAND" teriak Queenzy semangat.

"Ke Disneyland?" Tanya Rafael memastikan, Queenzy mengangguk "bagaimana denganmu, Ran?"

Randy tersenyum "aku setuju" ini memang usul Randy dari awal untuk pergi ke Disneyland.

"Baiklah, setelah sarapan ganti pakaian kalian, dan dandan yang cantik" Rafael mencubit pipi gemas Queenzy.

"Ouch, sakit ayah" Queenzy memanyunkan bibirnya.

"Haha" Rafael mengusap pipi anak manisnya.

---

-Rafael pov-

Saat ini kami sudah berada di Disneyland, kami bersenang-senang di sini, ya di sini juga aku bisa menghilangkan penatku, melupakan semua masalah dan pekerjaanku untuk sementara waktu.

Senyumku tak pernah hilang ketika melihat kedua anakku terus berteriak, tersenyum dan tertawa. Ini adalah kebahagiaanku, melihat mereka  bahagia.

"Satu dua tiga" aku menjepret kamera digitalku saat kedua anakku sudah siap pada posisi gayanya.

Randy yang tersenyum lebar dengan topi micky mousenya sedang memeluk Queenzy dari belakang, sedangkan Queenzy memakai topi berbentuk kepala minnie mouse dan tertawa. Cute memories.

"Ayah, ada gula kapas!" Teriak Queenzy yang berlari begitu saja.

Oh Tuhan, benar-benar anak itu, aku segera berlari mengejarnya sebelum anak itu jauh. "QUEENZY!" Teriakku.

Aku tidak peduli dengan banyak orang yang mungkin melihatku aneh. Bahkan aku melupakan Randy, semoga saja dia masih di tempat tadi.

"Queenzy!" Teriak ku lagi.

"Ayah!" Suara Queenzy. Dimana dia? Aku sungguh khawatir.

Seseorang menarik bajuku dari belakang, aku segera berbalik. Ternyata Queenzy, oh ya Tuhan aku sungguh berterima kasih padamu.

Aku memeluknya erat "kau tidak apa-apa nak?" Kulepaskan pelukan dan menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tunggu, ada yang janggal. Kenapa dia bisa membawa gula kapas? Aku bahkan tidak membelikannya.

"Aku baik-baik saja" dia memakan gula kapasnya.

"Kenapa kau membawa gula kapas?"

"Orang itu membelikannya untukku" aku menoleh ke arah yang ditunjuk Queenzy, aku membulatkan mataku, kaget sekali melihatnya ada di sini.

Dr. & Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang