Jam sudah menunjukkan pukul 9.00pm, waktunya si penjaga kasir menutup kantin.
Jessie membersihkan kantin sebelum tutup. Menyapu, sudah. Mengepel, sudah. Lap kaca, sudah. Tinggal membersihkan meja. Ya, meja-meja masih kotor.
Jessie mulai membersihkan dari meja ujung ruangan sampai ke meja dekat pintu masuk.
Jessie sedang membersihkan meja terakhir, tiba-tiba pintu kantin terbuka, menampakkan paras tampan dengan jas putih yang bertengger gagah ditubuhnya dan juga kacamata yang melindungi mata coklatnya.
"Maaf kantin sudah tu... dr.Raynold" ujarnya gugup ketika melihat lelaki yang disukai berdiri didepannya.
"Apa benar sudah tutup?" Tanya lelaki yang bername tag 'Antolin Ryan Raynold' dengan senyum manis yang dapat membuat wanita di depannya bergetar.
"A..ah, hmm seharusnya seperti itu" Jessie berkata dengan gagap, ia yakin saat ini wajahnya sudah merah seperti tomat.
Antolin mengambil duduk di meja yang baru Jessie bersihkan, "apa ada makan malam? Aku lapar" Antolin mengelus perut sixpacknya sembari memasang wajah yang dibuat lesuh.
Jessie hanya mengangguk kaku, dengan cepat dia berbalik badan dan memasuki dapur.
Didapur memang sepi, para koki dan teman partner-nya 'Laurent Dave' sudah pulang lebih dulu.
Jessie membuka kulkas, ia mencari bahan yang sekiranya bisa dibuat untuk makan malam. Kosong. Benar-benar kosong, bahan-bahan makanan sudah pada habis dan baru akan datang pagi nanti.
Dia kembali mencari di lemari makanan siap saji, apa ada makanan instan yang masih bisa dia masak?.
Mie. 'Oh terima kasih Tuhan, kau sungguh baik'. Segera saja Jessie memasak mie yang tadi dia ambil di lemari siap saji.
Setelah beberapa menit menghabiskan waktu di dapur, Jessie kembali ketempat Antolin duduk.
Antolin masih setia menunggu dikursinya, tapi tidak. 'Oh tidak, dia tertidur. Manisnya'.
Jessie meletakan mangkuk berisi mie di meja, dia menatap lekat wajah lelaki tampan yang tidur bersandar di kursi.
-Jessie pov-
Aku kembali dari dapur membawa semangkuk mie yang kusajikan untuk lelaki tampan yang kelaparan.
Aku menghampirinya, tetapi aku melihatnya tertidur bersandar ke bangku. 'Oh tidak, dia tertidur. Manisnya'.
Aku terus menatap wajah damainya saat terlelap, ingin rasa aku menyentuh wajahnya. Namun, aku masih punya malu untuk melakukannya, bagaimana kalau dia terbangun dan memergoki ku. Ini tidak boleh terjadi.
Ingin sekali aku membangunkan dia untuk segera memakan mie yang mulai melembek, tapi aku ragu. Melihat wajah lelahnya yang sangat damai membuatku merasa kasihan, 'dia pasti lelah'.
Jadi aku duduk di depannya sembari menatap dr.Raynold ketika tidur, aku akan menunggunya hingga dia bangun.
![](https://img.wattpad.com/cover/44441403-288-k38845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr. & Me [COMPLETED]
Romance[NEW YORK] // [BOOK] Ketika rasa yang dulu hanya kontrak telah berubah menjadi sesungguhnya. Benar apa katanya, Cinta memang butuh adaptasi baru bisa tumbuh menjadi saling berbagi.