Dr. & Me 38

39K 1.6K 16
                                    

Rafael, Ralina, dan Beverlly berkumpul di ruang tengah. Sebenarnya Rafael agak canggung ada wanita selain ibu dan anaknya di rumahnya. Terlebih wanita itu adalah Beverlly.

"Raf, maafkan aku" ucap Beverlly masih meminta maaf.

"Sudah Bev, seharusnya aku yang minta maaf karna ulah anakku yang kurang baik"

"Tidak, aku yang salah. Maafkan aku"

"Sudahlah, lupakan" jawab Rafael yang sudah malas mendengar kata maaf.

"Ma maaf" bisiknya.

"Lebih baik kita istirahat, kau tidur denganku saja, Bev" ajak Ny.Lucas.

"I iya"

Ralina berdiri dan membantu Beverlly untuk berdiri.

"Rafael, aku duluan"

Rafael mengangguk diikuti senyumnya yang sedikit mengembang.

Beverlly berjalan dengan dibantu Ny.Lucas ke kamar yang sering diinapi Ny.Lucas ketika datang ke rumah anaknya, atau mungkin kamar itu sudah diaku sebagai kamarnya.

Rafael mengusap wajahnya dengan gusar, banyak pikiran yang membebaninya, sangat banyak.

---

Pagi menjelang, matahari sudah berjalan ketahtanya, mengintrupsi umat manusia agar cepat bangun dan memulai aktivitas.

Jessie masih setia pada posisinya, meringkuk di bawah selimut hangatnya. Rasanya malas sekali untuk bangun.

Drrttt...Drttt...

Tangannya meraba nakas di samping kasurnya, dia mengambil ponselnya dan menggeser layar secara asal, lalu menempelkannya pada telinga kanan.

"Halo"

'Aku di depan apartemenmu'

Seketika Jessie terbangun dan mengubah posisinya menjadi duduk, diliriknya jam dinding yang menunjukan pukul setengah enam. Ya Tuhan, telat bangun lagi.

'Halo'

"I iya"

'Kau baru bangun'

"Hehe"

Jessie berjalan keluar kamar dan membuka kunci pintu apartemennya.

'Ya Tuhan, Jessie. Cepat mandi' ujar Antolin masih setia dengan ponselnya yang menempel ditelinga, padahal Jessie sudah berdiri di depannya.

"Cepat mandi, Jes" titah Antolin.

"Hehe, iya. Ayo masuk" Jessie mempersilahkan Antolin masuk lebih dulu lalu dia menutup pintunya.

"Aku mandi" ucapnya sembari berlari ke kamar untuk mengambil pakaian dan handuk lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi.

Antolin berjalan ke arah dapur milik kekasihnya, ia membuka kulkas, kosong. Hanya ada botol mineral dan sekaleng bir.

'Apakah setiap hari kosong seperti ini?' Batin Antolin.

Dia membuka lemari yang menggantung di depan kepalanya, kosong juga. Hanya ada beberapa piring, mangkuk dan dua bungkus mie instan.

Apa Jessie belum belanja bulanan? Mengapa semuanya kosong. Lalu Jessie makan apa jika tidak ada bahan makanan sama sekali? Apa dia selalu makan mie instan. Pikiran Antolin bergulat tentang Jessie.

Ia membuka tudung saji yang berada di meja makannya. Kosong. Semua kosong.

Dia harus memperhatikan Jessie lebih soal makan.

Antolin kembali ke ruang tengah, terlihat Jessie yang baru saja keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Kau lapar? Maaf aku jarang menyimpan makanan"

"Pulang kerja kita belanja" kata Antolin tegas.

Jessie terlihat bingung dengan cara bicara Antolin yang terlihat lebih tegas dari biasanya.

Antolin sangat sensitif soal makan, dia agak risih dengan orang yang tidak peduli soal pola makan sehat.

Selama ini pola hidup Antolin sangat teratur terlebih soal jadwal makan dan makanan apa yang dia makan, dia memang pecinta tuna. Namun, ada saatnya dia harus makan sayur dan buah.

Jessie turun dari mobil bersamaan dengan Antolin. Seperti pasangan pada umumnya mereka berjalan bergandeng tangan dan berbincang apapun yang membuat mereka tertawa.

"Sekarang kita sarapan" ajak Antolin sembari membuka pintu kantin.

"Tap tapi aku tidak suka sarapan" jawab Jessie.

"Hi Ms.Dave" sapa Antolin.

"Morning dr.Raynold, Jessie"sapa Ny.Dave.

"Pagi Nyonya"

"Aku pesan bubur dua, tidak apa-apa kan jika Jessie sarapan terlebih dahulu"

"Tidak usah"

"Tentu tidak masalah" jawab Ny.Dave tersenyum senang, "bubur dua" teriaknya pada koki di dapur.

"Baik" jawab sang koki.

Antolin menarik bangku untuk Jessie dan mendudukan Jessie. "Ikuti aku, mulai sekarang kau harus sarapan. Mengerti?" Antolin duduk di depan Jessie.

"Hmm, sarapan ku boleh diganti roti saja? Atau susu?"

"No!"

Jessie menghela nafas "baiklah"

Ny.Dave hanya tersenyum melihat dua sejoli yang sedang beragumen. Dia jadi ingat masa lalunya bersama sang suami ketika masih berpacaran, dia dan suaminya suka beragumen tentang sarapan. Suaminya tidak suka sarapan tetapi dirinya adalah maniak sarapan, mau tidak mau suaminya harus mengikuti rutinitas Ny.Dave setiap pagi.

---

Randy masuk ke dalam kelasnya, hari ini sebenarnya dia malas sekali sekolah, dia ingin tidur tenang, matanya masih mengantuk.

"Hai Ran, sepertinya ayahmu mengantarnya agak telat ya"

"Jelas kan dia harus menunggu ayahnya selesai berdandan, haha" ejekan demi ejekan keluar dari mulut teman kelasnya, tapi dia tetap pada pendiriannya. Diam.

Dia tidak memperdulikan teman-temannya, dia duduk lalu menelungkupkan kepalanya diatas meja, dia mengantuk, jadi lebih baik tidur, lumayan waktu sepuluh menit untuk tidur sebentar.

Bunyi bel tanda masuk sudah berbunyi, semua murid kembali pada tempat duduknya masing-masing, setelah melihat ada guru yang masuk.

"Selamat pagi murid-murid"

"Pagi Nyonya" jawab serempak semua murid, kecuali Randy. Sepertinya dia masih setia dengan alam mimpinya.

"Kali ini kita kedatangan teman baru, London tolong perkenalkan dirimu" ujar Ny.Louise.

"Pagi semua, namaku London Charlotta Rowan, tetapi aku bukan dari London aku dari Alaska. Aku pindah ke sini karna ayahku pindah kerja. Senang bertemu dengan kalian"

Semua bertepuk tangan untuk London.

Randy merasa terganggu dengan suara bising yang ada disekitarnya, mau tidak mau dia terbangun, ia mengucek kedua matanya. Wajahnya sangat mencirikan orang bangun tidur. Randy menatap ke depan kelas. 'I itu kan?' Pikirnya.

"Mungkin kau bisa duduk" Ny.Louise mencari kursi kosong. "Ah disamping Randy, dipojok sana"

London mengangguk, dia bergegas ketempat kosong yang ditunjuk sang guru. Dia meletakan tas dikursi dan duduk.

"Jadi kau anak baru" seru Randy.

"K kau yang kemarin menabrakku kan?"

"Ya seperti itulah" jawab Randy jutek, dalam hatinya dia bersorak gembira ternyata wanita kemarin yang ditabraknya adalah anak baru dan duduk semeja dengannya sekarang 'jadi namanya London' ujarnya dalam hati.

Dr. & Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang